Senin, 20 Juni 2016

Aku tetap mencintaimu

Kesetiaanku akan selalu bertumbuh bagai lilin di tengah malam tidak pernah mati
Walau seribu bahasa angin terus meniup dengan halusnya
Karena kesetiaanku dari hati yang dalam walau kau memburam dan pergi jauh meninggalkanku

Dan doaku kan terus bergerimis tentang kepergianmu yang melupakanku
Hingga kan membasahi bumi yang kita pijak bersama dulu
Lalu kan terus menumbuhi bunga bunga indah yang takkan pernah mati
Sebagai keabadian diri yang pernah engkAu singgahi di hati ini

Namamu takkan pernah terhapus oleh ribuan waktu yang berlalu
Biarpun musim berganti gugur di selat tandus hatimu kepadaku
Dan wajahmu takkan pernah hilang dalam luapan pelupa di benakku
Karena aku mencintai dan menyayangimu dari kenyataan hidup dalam hatiku

Kuterima dengan iklas

Aku sudah bahagia dengan malam yang gelap tanpa cahaya
Biarpun sedikit gerimis jatuh dari langit mataku hinggap di ranting yang patah
Karena dalam kegelapanku yang menyapa ada seusap senyum di bayanganku

Aku sudah lebih membahagiakan diri dalam jarak yang tertempun oleh waktu
Walau tanpa seucap basa yang beraksara cinta dari balik senyum pagimu
Karena jarak dan waktu telah memberikan arti cinta dan rindu yang sesungguhnya dihatiku

Kepergianmu,kebisuanmu,dan hilangmu serta kenanganmu
Telah memberi arti hidup tentang kenyataan yang harus diterima dengan sabar
Bersama ketabahan yang harus aku ikat dengan iman dan takwa pada yang nyata...

Kesendirianku

Biar petang melanda di seluruh alam dan memetik seribu lamunan di antara kegelapan...tapi aku yakin cahaya rembulan malam ini seindah pijaran purnama di langit mataku...👳👌👈👉👳
dan biarpun angin sesekali enggan menyapa ranting ranting yang mengepakkan dedaunan hingga berjatuhan di antara semak semak pagi yang masih terselimut sunyi aku bahagia dengan sayap sApanya yang tak bergemuruh.....👌👈👍👉👌
Malam biarlah petang dan berselimut awan hingga menjanjikan kelamnya yang memeluk dingin...tapi aku suka dan bahagia karenA seluruh angan kan terbawa nyatanya mimpi walau usai seketika tercabik matahari....👌👌👌👌👌👈👈👈👈✌✌✌🐦🐤

Tangisan hati

Malam malam yang gelap kini menyerupai pekat di mataku
Langit yang mendung kini tak lagi bersinar denga  birunya
Bahkan bulanpun meninggalkan gemintang yang lagi sedih di derainyA

Angin kini tak lagi sejuk dengan terpaannya pada sebongkah pohon
Melainkan meninggalkan kealfaan yang mengantarkan rasa
Dan menjadikan derita malam yang tersumbuh dengan kenangan

Setitik embun tak lagi berpasrah menjatuhkan sejuknya yang memutih
Melainkan deras air matA pedih yang mengucur lelah di sela sela mataku

Ooooh malam....
Kini jiwaku merengkuh di sudut sepimu
Dan kini jiwaku melayang dengan kehampaan di sunyimu......
Dan kini tinggalah aku dan kenangan sendiri yang bermuara di hati

Jumat, 17 Juni 2016

Di matamu kuingin

Di matamu......
Ingin aku
Menjadi kunang kunang yang terang walau tak seterang gemintang di tubuh malam
Lalu mengerdipkan caha biru dari seluh tubuhku yang terang

Di matamu pula......
Ingin aku menjadi cahaya terang hinggap di daun alismu yang hitam
Menggantikan gemintang gemintang yang suram tertutup awan
Hingga tak dapat lagi keburaman engkau raih dalam kepalsuan

Dan di matamu jua.....
Ingin aku relakan menjadi tetesan Embun Pagi yang tak pernah lelah menyirami bunga bibirmu
Hingga keharuman menjadi sebuah harapan di setiap peniup seruling senja
Hingga tak ada lagi Gerimis Pagi yang berjatuhan dari kelamnya mimpi

Kamis, 16 Juni 2016

Kukatan

Aku sangat mengeras pada hatiku tentang sebuah perasaan yang tidakkan menjadi mungkin..untuk mendapatkan cinta yang sesungguhnya.serta sudah aku bilang pada kenyataan yang tidak akan mendapatkanya dan jua sudak aku katakan bahwa diriku jauh tiada hidup dalam kesempurnaan cintanya.namun masih saja anak anak rindu ini slalu ingin  mengejarnya hingga sampai keujung dunia..padahal kenyataan sudah di dekatkan bahwa cintanya bukanlah untukku...tapi kenapa perasaan ini slalu meronta ronta ingin bersamanya.....entahlah...hanya sebait doa yang dapat menjadi tonggak kesungguhan dan kemurahan dalam hatinya.untuk sebuah cinta yang terseguh untukku walau hanya sewaktu...

Lamaran sang hati

Sebelumnya saya minta maaf sebesar besarnya..aku hanyalah pesuruh hati yang tak mampu berbuat apa apa selain apa adanya....dan aku adalah insan yang tidak sempurna jauh dari kamu yang di sebut insani cantik bak bulan dalam gelap menerangi malam..aku di sini tidak ada lain selain ingin mengatakan sebuah cinta dan rindu untukmu...karena sang hati slalu mengatakan bahkan dalam doa doanya slalu menyebutmu...kedua kalinya...aku di suruh meminang kamu untuk di jadika permaisurinya sebagai isi istana jiwa kosong tanpa siapa siapa,...ketiga kalinya...lamaran ini sebagai tanda kesungguhan.hati menitipkan sebuah selendang sutra putih yang berukirkan bunga bunga indah dari hati.jika kamu mau...jika kamu tidak menerimanya izinkanlah semua bawaan ini untuk kau terima saja sebagai tanda persaudaraan yang taidak akan pernah putus di telan masa...dan hati juga menitipkan cincin kasih sebagai tanda bahwa engkau slalu di cintainya.walau engkau sendiri tidak mencintainya...demikian saya minta maaf karena saya hanya pesuruh kecil dari hati yang melamarmu..wassalam

Selasa, 14 Juni 2016

Kepergianmu

Aku yang batu sendiri di sini di tepian sunyi...
Engkau ciptakan  dingin dalam diriku hingga menggigil
Kau biarkan aku berpasrah di tengah lamunan
Yang selalu berharap dalam rajutan kasih dan sayang
Tak ku sangka engkau gerimiskan bening hujan yang menenggelamkan
Lalu kau jadikan badai badai masihkah yang terbuang

Dengarlah tukilan bagiku.....
Yang kau biarkan dalam sendirian tanpa engkau tahu
Desah ini adalah sapaan angin yang sejuk pada sekuntum bunga
Dan kata kata ini adalah sapa kumbang pada sarinya
Tentang cinta dan kasih sayang yang tak pernah hilang
Tentang rindu rindu yang membalut seluruh jiwa untukmu

Rasakanlah nyanyian pagiku....
Sesaat burung burung mulai menukik dan menari di atas ranting
Dan saat mentari tersenyum dengan biasnya yang bercahaya
Tuk menyinari bumi pagi yang baru saja terbangun dari tidurnyA
Engkau pasti akan tau betapa beratnyA dengan semuanya.......
Bukan lagi senyuman yang membingkai pada bunga bibirku yang memarah
Melainkan Gerimis Pagi yang menetes dari mataku.....
Iyalah kepadamu dan kepadamu

Senin, 13 Juni 2016

Bulan

Bulan...
Walau tak begitu jelas aku tatap wajahmu
Sinar matamu sangat menembus hatiku yang malam
Dan bias wajahmu menembus awan yang meriring
Serta kesejukanmu menjamah jiwaku yang diam

Bulan.....
Ingin aku terbang menjadi melintang walau tak terang
Supaya aku dapat mendekatiku yang indah
Namun apalah dayaku yang membumi tak mampu untuk terbang
Selain hanya desah meng angin saja dengan awan yang memutih
Untuk bisa menyentuhmu yang sangat indah rupakan..

Bulan.....
Andai saja engkau bisa turun dari haribaan langit yang biru
Dan kau mendekat lebih pada bumi yang jauh ini
Mungkin engkau akan tahu lebih rasanya perasaan yang ada di hati
Pastinya 3 hal yang selalu ada di sini..
Iyalah rasa cinta kasih dan sayang yang menunggu

Kamis, 09 Juni 2016

Ketika pagi

Dari balik jendela yang terbuka saparu terhimpit embun...
Seulas wajah cantik yang tersenyum indah bak bunga mawar
Kini aku melihatnya walau hanya tak begitu jelas di sana...

Rambutnya yang terurai indah tersisir rapi di pagi buta
Sungguh hitamnya mengekalkan harapan di dada
Ingin sekali kali aku panggil dengan suara pelepaas
Namun suara burung terus menukik hari menutupi pagi
Hingga tak mampuku berkata apa selain hanya desah angin yang menjiwa...

Oooh pagi yang indah dirempah panurama jiwa
Betapa indah rasa engkau aku dapatkan sebagai penggantung jiwa
Dan betapa bahagia engkau dapat ku harapkan sebagai pemulas kata
Kata yang tlah lama akh bungkam dalam jiwa
Kata yang tlah lama aku pendam dalam raksa dada...

Tak inginkah engkau

Ayu jangan hanya melihat...
Tak inginkah engkau menjadi nafasku yang senantiasa aku desahkan
Dan yang senantiasa aku haturkan pada kehanyutan malam
Seketika aku ada di dalam kesepian ingin menjamah mimpi

Ayo Jangan hanya tersenyum saja...
Katakanlah dengan jemari jemari tanganmu yang indah
Karena aku tau bibirmu membungkam bunga yang tak mampu bermekar
Dalam tangkainya yang sudah membiru dengan tetesan sang embun..

Jangan hanya mendesah.....
Dan jangan biarkan ramalan ramalan dirimu menyiksa lalu berkata entah
Katakanlah yang sesungguhnya di dalam hatimu
Karena hatiku akan bijak meluapkan segalamu yang berpasrah...

Hasrat

Di teluk hatimu ingin aku berlayar mengarungi lautan yang luas
Serta ku nikmatin indahnya panorama dunia yang nyata
Hingga tak mampu lagi ku berjalan mengikuti arusnya dunia
Selain hanya dengan indahnya kebersamaan dirimu

Di dasar hatimu pula ingin bermandikan air cinta yang indah
Serta ingin aku engkau tenggelamkan di sana sampai usai
Hingga tak mampu lagi aku bangun selain dari kedua tanganmu yang sungguh
Untuk membawaku kepinggir danau yang berpasir....

Namun aku hanyalah pengamin yang belum di doakan
Oleh keinginan yang kau suguhkan oleh dedoamu
Hingga kini aku hanyalah penadah yang setia berharap
Akan sebutan sebutan yang kau sebut setiap saat atas diriku....

Andai saja

Andai saja aku menjadi bintang yang mampu menerangi malam
Mungkin hatiku takkan slalu merintih dengan menyebut nyebut namamu
Namun apalah daya sedangkan aku hanyalah batu hitam
Yang hanya bisa menatapmu dengan kepiluan

Andai saja aku manusia bersayap walau tak sesayap merpati...
Mungkin aku mampu menuju istanamu walau hanya bermain di atas atapnya
Namun apalah daya sedangkan aku adalah manusia mungil yang tak dapat apa apa selain hanya bisa bersuara dan memanggil namamu dalam jarak yang berbeda....

Tak mampu kusebut

Setadah harap aku ingin menyapa dengan namanya
Namun bibirku tak mampu untuk menyebut aksaranya
Nama yang begitu indah dan aksara yang begitu berupa
Bak malika bilkis sang penguasa di jaman sulaiman sang raja

Sekali lagi ingin aku bertanya tanya tentangnya
Namun hati berdetak keras dengan debaranya
Sesekali rupa rupa elok mengutarakan dengan senyumnya
Membuat keterbungkaman yang begitu resah dengan hamparan nadaku

Oooh....
Dengan apakah aku harus mengutarakan bahasaku
Sedanhkan detak debar yang mengayun lepas di dadaku
Kini semakin tak mampu untuk menyebut namanya
Haruskah aku hitung satu persatu Namaku dan Namamu
Atau harus ku bungkam saja sebagai pengabdian rasa.....

Kau Yang Cantik

Mungkin Malam takkan mampu merayumu dengan dinginnya
Hingga menjadikan dirimu berselimut tebal di atas tidurmu
Karena dari bibirmu yang memekarkan bunga memirah
Kulihat mengembun hingga mensyiratkan bahasa basa senja yang indah

Dan Mungkin jua pagi yang menyapa dengam rayuan sinarnya
Takkan mampu pula melunakkan jiwa hatimu yang indah
Karena aku lihat dari matamu cahaya terang yang membinar

Serta Mumgkin daun daun kan iri dengan bahasamu yang sejuk
Seketika angin kau hempaskan dari tiupanmu yang meruah
Hingga mengharumi seluruh alam sejagat jiwa...

Sayatan jiwa

Mungkin aku tercipta sebagai bentuk luka yang dalam
Berharap kesetiaan embun yang sejuk di pagi hari
Dengan setadah doa yang ku sebut sebut atas sebuah nama
Namun semuanya hilang dan sirna di telan masa..

Bagaikan ranting.......
Aku adalah patahan patahan yang kering tiada berair
Mengharap setetes embun dari langit yang hijau
Namun sang mentari mengawalinya dengan sengatannya
Pedih,hampa,pahit, derita hanyabitulah sapuan sapuan angninku yang ada

Oooh rasa yang bernuansa....
Keindahanmu sementara ku pijak lalu rapuh di telan masa
Kau pergi gantikan kenangan yang begitu pedih
Lalu kau tetapkan luka luka yang menyayat jiwa.....

KEPEDIHAN

Dengarlah kisahku ini...
Serumpun pilu kini mengisak isak tangis di ujung malam
Kegelapan semakin memilukan dengan tonggak kisah yang senja
Sesaat terhimpun gelap yang semakin mencekam..
Menutupi panurama panurama mata yang tak biasanya tertutup..

Kau.....
Mengawali kisah kisah di bawah birunya langit yang indah
Lalu kau taburi bening bening hujan hingga tanah yang kering berbasah
Lalu menumbuhi bunga bunga cinta yang memerah
Hingga cemara cemara kesetiaan meninggi tak mengenal lelah
Sepertinya kesetiaanmu mengikat jiwaku yang luruh
Namun setelah semuanya terhibbah oleh kesetiaanku
Kau patahkan dengan beliung angin sejakmu hingg roboh..

Pada waktu ku bertanya...
Kenapa kau hadir dengan bunga cinta yang indah
Kenapa kau datang dengan ribuan kesetiaan yang lapang
Jika semua kau usaikan dengan sebait senyum yang menipis
Lalu pergi meninggalkan kisah kisah sedih dalam jiwaku.....

Rabu, 08 Juni 2016

Aku Dan Sunyi

Di setiap sunyi yang begitu malang di persimpangan gelap
Anak anak rindu selalu merintih rintih dengan keluhan yang pedih
Tentang cinta dan kasih sayang yang terbuang
Tentang cinta dan kasih sayang yang terpendam
Hingga menjadikan kegelapan menjadi limpahan air mata pedih
Yang teramuk oleh kenangan kenangan yang menyala..

Pada Bunda Sunyi yang senantiasa memeluk dingin dengan eratnya kubertanya
Beginikah kesetiaan yang meluruh dalam kenyataan hidup
Yang senantiasa mentakdirkan diri pada jiwa jiwa keluh hingga menjerit
Atau memang kesakralan hidup dalam setiap perjalan harus kuterkatung
Ooooh betapa pedih dan hampa semua kenyataan ini
Kenyataan yang harus aku jalani dan kenyataan yang harus aku jejaki

juga pada Gerimis Pagi aku slalu berkata  tentang air
Yang senantiasa menetes dari kedua mataku yang kosong..
Dan Kapankan air ini berhenti menintakan kisah pedih yang slalu mengukir
Serta kapankan akan berhenti mensyiratkan kisah kisah pedih
Laku Menggantikan kisah kisah indah yang ingin kuraih...
Sementara semua bagai bayang bayang senja sejenak
Lalu hilang di telan gumpalnya asap hingga pekat dan malam tanpa cahaya....

Cerita Pagiku

Dengarlah cerita pagi yang tergores saat ini
Alam yang sangat pekat bahkan mendung semakin menggumpal
Sepertinya muara langit akan menetekas hujan yang lebat
Pada bumi yang malam pada bumi yang gelap pada bumi yang hampa

Sama halnya dengan diri ini yang hanya mampu menadahkan kedua tangan
Tuk di aminkan oleh seseorang sebagai pengabdi dalam kenyataan
Namun semuanya sia sia bagaikan air yang jatuh pada daun talas
Tergelincir dan lepas musnah di telan oleh kenyataan yg malang

Gelap semakin membuta,sunyi semakin tertawa
Sepertinya keduanya sangat senang dengan kenyataan walau begitu pahit
Tak seperti diri ini yang sudah tak mampu lagi dengan kehampaan
Air mata semakin meraja.bagaikan hujan yang menderas pekat.
desah semakin mematah,menyimpulkan hati yang menjerit jerit luka.

Dalam Sepiku

Ku biarkan mendung di mataku menjadi gumpalan hitam yang pekat
Dan meneteskan bening bening hujan pagi yang bergerimis
Sebagai tinta tinta bening yang mensyiratkan kata pada bumi
Tentang hati dan kasetiaan yang masih mengepal di jiwaku

Dan ku biarkan angin berbisik bisik pada dedaunan tentang diriku
Tentang kesunyianku dan tentang kesepianku
Yang sudah lama menyatu menjadi kelambu kelambu hidupku
Sebagai garis takdir yang harus aku jalani ganpa siapapun di sisi

Dan biarlah seruni malam menjadi teman dalam sendiriku
Yang slalu menghibur dalam sepi sunyiku dengan nyanyian nyanyian luruh di kalbu
Tuk melupakan semua kenangan kenangan silam yang senantiasa menyayat hatiku...

Selasa, 07 Juni 2016

HATI YG RINDU

Pada rintihan rintihan waktu yang tak pernah berhenti
Kerinduan slalu memaksaku menyebut nyebut namamu..
Adakah engkau yang di sana sepertiku memetik warna biru
Yang senantiasa menggantungkan diri di atasa langit
Atau hanya akulah sang perindu tanpa arah tujuan lalu membatu

Rintik harapan sepertinya menangis di ujung sunyi tanpa hari
Tangisan malam bergerimis pekat tanpa sang penadah engkau yang rela
Sedangkan hati slalu berhembus tanya di mana aku hatus mencarimu
Untuk melepas kerinduan yang begitu menghajt hati yang pilu...

Sebegitukah engkau pergi bak mentari tak pernah datang kembali
Ooooh......jiwa yang kecil bertautan wadah wajah yang cantik
Tenangkanlah dirimu dalam sapa desahnya yang mungkin di lelah
Biarlah harapanmu bertelengkuk doa dengan sang pencipta
Dia pastinya kan tau dan membaca semua deritamu
Yang kini berbalut rindu rindu padanya yang membeku.......

Senin, 06 Juni 2016

Dalam tanya sang hati

Hanya detik detik pengharapan pada malam yang bertapa
Sebuah kamar kecil telah menunggu keyakinan bagi sang sunyi
Untuk di ijabahkan zikir dengan dedoa yang sungguh sungguh
Di lepas bahasa bahasa yang keluar dari bibir yang membungkam

Siang kan menjadi bahasa sepi tanpa seucappun kata yang keluar
Dari nyaringnya bahasa tentang penyaringan makna
Dan malammpun kan seperti membiasakan sunyinya membungkam
Pada dinding dinding gelapa tanpa cahaya yang terang

Akankah menjadi bagian bagian kebahahiaan hidupku
Yang ingin menapsirkan syiratan syiratan hidup yang menerus
Pada sebuah tubuh tubuh kecilku yang masih mengoreksi diri
Atau memang sudah menjadi perkataan takdir yang memang harus di ijabahkan
Oleh rasa

Entahlah.....
Jika memang demikian,hanya seucap bahasa salam pada fana yang tertinggal
Menuju sebuah torikoh yang harus ku pijak dalam saksi yang berjalan

Sabtu, 04 Juni 2016

Lamunanku

Serupa wajahmu yang cantik di atas bumi yang ku lihat
Berarak awan putih memamirkan indahnya yang anggun
Dengan iringan anginnya yang membawa ke ufuk barat
Lalu berhenti di antara langit langit yang membirukan warnannya yang sejuk

Aku di sini.....
Menatap jelas dengan senyum memeriahkan kata senja
Yang terukir lebam di antara warna warana awan yang memutih
Sementara lamunanku terbang membamu dengan kasih dan sayang...
Sama sekali tiada tersadar di antara tubuhku yang tertinggal
Anak kecil memanggil manggil lincah dengan senyunya.....

Oooh...
Betapa indah rasa yang membawaku pada khayalan
terlukis indah wajahmu yang cantik di awan
Hingga Tak ingin ku beranjak,dan tak ingin aku pergi
Namun dari balik bahasa langit yang menghitutung jarak
Air mata hujan jatuh dengan bahahianya menumbuhkan bunga bunga indah...
Sungguh kau dalam lamunanku yang tak ingin aku tinggalkan dalam waktu

Dalam Diriku

Dlm hatiku.......
sebuah cahaya terang yang bersinar menembus mataku
Yang tak bisa pernah suram dalam sedetikpun
Meski raba raba hampa tidak dapat menggapainya

Di antaranya.......
Sebuah nama yang sangat jelas tak bisa terhapuskan
Bersama detak detak jantung yang tak pernah berhenti tuk berzikir
Menyebut nama namanya yang berasmak jelas tersikap di bibirku

Di Debur darah yang berombak.......
Keras mengalir kehangatan yang bergelombang pada jiwaku
Yang tak perna henti hentinya menyapa tulang tulang yang terangkai indah
Hingga sampai pada ari ari kulit yang membawangin ketipisan jemariku

Jumat, 03 Juni 2016

Kabarkanlah tentangku

Sepeninggalnya gelap yang membiasakan diri dengan malam
Aku masih tidak bisa melupakan kenangan wajahmu yang indah
Walau hanya sepeluweet senyum yang samar di balik kata

Resah pasrah kini mengurungku dalam jala asmara yang tak kau ucap
Dari bibirmu yang tersenyum indah tanpa suara yang mendesah
Kini merantaiku kuat dalam sejak patah menimang waktu yang rekah

Oooh malam yang gelap...
Kabarkanlah dari desas anginmu tentang sebuah sunyi.
Dan katakanlah padanya tentang sebuah hati disini
Yang tak pernah letih memandang rias wajahnya yang indah...
Dan salamkanlah dari dari balik daun yang biru...
Tentang kasih cinta di hatiku...

Aku Slalu menunggumu

Suatu saat engkau akan membaca setiap lafat dan kalimat
yang tak pernah berhenti menyebut nyebut namamu..
Dan kata kataku yang slalu basah dengan tinta air mata
Suatu saat engkau akan mengerti sebuah rahasia hatiku atas dirimu

Lupakanlah dan hilangkanlah halnya mentari yang berbenam
Meninggalkan jejak jejak panas di bumi hingga gersang
Tapi suatu saat engkau kan bertanya kembali
Tentang sebuah rahasia yang tersimpan di dalam hati..

Biarlah.....
Akan aku nikmati bahagiamu di sana tanpa kamu di sini
Dan akan aku teruskan perjalanan ini sebagai perahu kecil
Yang tak pernah berhenti berlayar dengan wajah indahmu
Buakn sebagai kenangan dan bukan sebagai khayalan
Karena aku di sini bahagia sebagai tunggu kecil yang menanti kepulangnmu pada hari esok...

Akankah

Izinkan aku menjadi sebuah tunggu kecil yang dapat engkau rasakan indahnya cinta
Sesekali dalam desahmu mengulum resah pada kisah lama
Dan izinkan aku menjadi muara sejukmu yang senantiasa mengalir deras
Air air kasih penuh sayang
Hingga takkan ada lagi bahasa rindu yang menitikkan kata mengenang kisah lama
Jikapun engkau menerimaku dengan bahasa hayimu yang diam..

Di mataku....
Kini engkau menjadi bahasa hati penuh kasih dan sayang
Yang tak dapat aku abaykan dalam lamanya waktu yang memikat
Dan kini setiap hari hariku dalam kesendirian
Tak ingin beranjak pergi dalam sepi yang slalu menghadirkan dirimu

Entahlah......
Kenapa hati ini slalu mengeluh dalam desah tak sempurna
Ketika raut wajahmu yang begitu indah ku pandang
Dan ketika pula senyum tanpa suaramu kulihat
Sepertinya aluran deras mengalir dalam jiwaku penuh harap....

Akankankah semua itu ku miliki.....
Atau hanya sebatas bahasa senja yang kelam lalu pergi meninggalkan kenangan....?

JIKA

Jika pagi ini engkau aku lihat tersenyum indah menyamakan mentari
Mungkin aku takkan bertanya tanya kepada sang bunga di atas ranting
Tentang raut wajahmu yang indah bak bidadari di mataku
Dan mungkin desah angin yang meneup takkan terkatup di bibirku

Jika pagi ini dapat kau semai benih benih doa dan harapan
Di atas bumi yang gersang tanpa sehelaipun daun di sana yang hijau
Mungkin akulah yang akan mengaminkan lebih dulu sebagai bumi yang berharap
Akan benih benih itu sebagai penumbuh bunga bunga cinta yang indah

Jika pagi ini engkau tak merasakan desah angin yang bersejak sejuk
Pada sehelai daun alismu yang begitu halus bak melati indah
Mungkin akulah awalan yang menjelma angin sejak lewat dari syair pagi
Yang akan membuatmu tersenyum di setiap kuntum bibirmu yang mirah

Namun semua hanya hayal malam dalam mimpi yang indah...
Seketika ku terbangun dari lelapnya mata yang tertutup
Kau tak begitu nyata dalam segala galaku di sini....
Hingga ku kembali bertanya kepada awan yang bergerak lirih
Tantang seraut wajahmu yang bersinar cerah seperti pagi....

Kamis, 02 Juni 2016

Aku berharap Kepadamu

Jika hari ini engkau bisa tersenyum...
Berikanlah sedikit senyum itu untuk kau bagikan pada hati yg sedang kalut ini....
jika kau sedang bahagia izinkanlah walau sesikit kebahahiaan itu aku memilihnya walau hanya sebatas sapa....
kini hatiku resah.kini hatiku pasrah dan kini semua jiwaku yang berjalan sama halnya dengan sebuah perjalanan yang tak menemukan arah ...
jika kau meneteskan air mata bahagia...
izinkanlah pula walau hanya setetes bening untuk ku teguk sebagai pelepas dahaga hati yang pasrah dengan semuanya....

Rabu, 01 Juni 2016

Ku nikmati kesendirian ini

Takkan ada kata kata lagi di setiap malamku
Mungkin halnya langit tanpa rembulan bercahaya
Dan bintangpun gelap dengan awannya yang pekat
Yang mungkin sebentar lagi akan meneteskan deras hujan.

Tak perlu ku ucapkan selamat malam kembali malam ini
Karena angin sudah lebih dulu merangkainya dengan kata kata
Biarlah aku cukup demikian saja menatap tanpa kata

Biarlah derai air mata kan slalu bersamaan dengan tetesan hujan
Yang menderas dari langit gelap tanpa cahaya
Mungkin inilah takdirku yang tak dapat menemuimu tuk selamanya.
Dan akan aku nikmati semuanya walau begitu sakit.
Halnya aku tak pernah tau dan bertemu dengannya....

Selasa, 31 Mei 2016

Tak mampu ku berkata

Entahlah....
Sampai kapan rasa ini aku pendam dalam salam
Sedangkan hati terus meronta ronta dengan kuatnya
Seperti halilintar yang merobek robek kesunyian

Entahlah....
Haruskan aku utarakan lewat senandung syair yang bijak penuh cinta
Atau harus aku titipkan pada sehelai daun yang hijau
Untuk menyatakan rasa cinta yang kini mulai meronta

Entahlah....
Terkadang hati tak mampu untuk menyatakan dari bibir bibir luka
Yang tak pernah memanis selain hanya lewat dari senandung bahasa
Yaaah...
Bahasa cinya yang bergaun sastra dan bahasa rindu yang berwana biru...

Jujur

Jujur aku mencintainya dengan segenap rasa yang ada
Seprtinya dengannya segala hal akan berubah sempurna
Sakit yang kurasakan mungkin sirna seketika

Jujur aku merinduinya bagaikan langit dan buminya
Dengan rintikannya meneteskan rintik rintik hujan sebagai kasih dan sayangnya
Lalu menumbuhkan bunga bunga cinta yang yang harum tiada waktunya

Jujur aku berharap dengan sapa dan senyumnya
Yang tak pernah berhenti menyiksa hati dalam sendirinya
Namun apakah dia tau bahwa aku menvintainya.....
Entahlah yang aku tau
Hanyalah aku berharap belas kasih dan cintanya....

Rabu, 25 Mei 2016

Kepahitanku

Bahasa salju menerangkan dingin yang mencubit sepi..
Sementara angin meriuh tak pernah berhenti mematahkan ranting
Menjadikan gugurnya daun di atas tanah yang kering..

Sementara Bahasa alam tak henti hentinya memanggil pekat
Seakan akan menjanjikan gelap yang menimpa kepahitan
Pada durjananya terkasih yang hilang...

Air tak lagi meriak,dengan angkuhnya menggulung dari tengah lautan menghantam karang yang sudah rapuh dengan usianya...

Demikianlah Cerita cintaku yang terpeluk gugur di medan perang

Minggu, 22 Mei 2016

Pedih

Mungkin memang aku tercipta sebagai bahasa luka
Yang tak henti hentinya sebagai penglihatan Dan pelajaran hidup tentang Cinta.
Atau memang aku adalah memang aku tercipta sebagai sampul sampul sobek dalam buku rindu
Yang hanya menyisakan kerapuhan kerapuhan
Lalu punah di telan matahari yang membakar.

Kini semuanya hancur......
Hanya kenanganlah yang dapat aku rasakan dalam pedihnya waktu yang terus menusuk nusuk jiwaku.
Bersama desah pengabdian yang pedih membawa sehelai harapan yang patah di setiap jejak jejak langkah.

Betapa berat kenyataan yang harus kulalui
Dan betapa hebat rasa yang menggerutui jiwaku.
Rindu sebatas angin yang tak kan lagi tersampaikan
Kasih takkan lagi sampai pada ikrarnya
Cinta bertaubatkan luka yang tak pernah akhir sampai masa

Harapanku yg patah

Engkau adalah setangkai bunga harapan dalam mataku
Yang Ingin semai dalam hati Dan cintaku
Tuk jadikan taman taman indah dalam hari hariku
Kini tak mungkin lagi bisa ku raih dalam nyataku...

Kau mawar yang senantiasa menghiasi Dulu dalam sendiriku
Hingga sejuk membawa aroma kebahagiaanku
Kini musnah sudah terhempas riuh angin yang bersejak
Hingga mematahkan ranting rantingnya biru..

Kini....
Tinggalah aku dalam hamparan hampa kesendirian
Bagai perahu di tengah lautan,terombang ambing tanpa tujuan..
Dan mungkin..akan tenggelam Dan meninggalkan semua dalam kenangan..

Kini....
Hanya deru isak yang dapat aku isaratkan pada sang angin..
Beserta debur ombak yang mengacuh keadaan.
Tentang aku,tentang kamu,tentang kita.
Yang sudah mengikrarkan Cinta dalam dada...

Sabtu, 21 Mei 2016

Air mata Pedih

Setetes bening air mata yang jatuh malam ini...
Akan menjadikan tintang bening tentang ketiadaanmu disini
Yang senantiasa aku siratkan akan nama namamu
Yang tak pernah hilang dalam ingatanku

Malam ini.....
derap gelombang yang memanggil manggil namamu
Munkin hanyalah panggilan angin yang mendesah lirih tanpa daun
Hinggap Dan mendesir pada laut tak berpantai..
Yang mengabadikan gelombang gelombang tangis
Tentang sebuah Cinta yang hilang Dan kasih yang tenggelam.

Malam....
Hanya doa kecil yang dapat aku seruhkan pada sang pencipta
Tentang keabadian kasih Dan sayang
Tentang keabdian rindu yang merentang
Yang tak pernah hilang dalam ingatan
Akan dirimu yang mungkin malam ini
Sudah tersenyum indah dalam pelukan

Deritaku

Rindu ini....
Kian memaksa tuk menjejaki malam yang sangat gelap.
Sementara seberkas sinarpun yang senantiasa engkau cahayakan dalam pekat
Kini takkan mungkin lagi becahaya Dan menyinariku seperti Dulu.. 

Malam ini....
Hanya setumpuk harapan yang menderu gebu
Akan selintas bayangan hayal walau hanya sesaat engkau tersenyum
Walau hanya sebatas sapa angin yang menyapu...
Tapi pasrah menautkan kata yang menggemakan rasa
Mana mungkin ,sedangkan aku adalah bumi yang jauh takkan kau pijak.
Melainkan aku adalah bumi yang gersang tanpa air.

Malam ini....
adalah tetesan hujan air mata yang sangat lebat..
Air mata yang jatuh dengan pasrah penuh luka..
Dan air mata yang memaknai sakit Dan derita...

Malam ini...
Sebegitulah jiwaku yang tak mampu menjamahmu
Bahkan memanggilmupun kini bibirku terkatup dengan sebegitu kakunya
Hingga hanya desah panjanglah yang dapat aku uraikan
di antara dua bibirku yang beku.

Jumat, 20 Mei 2016

Percayalah

percayalah...
Aku Ingin sekali menjadi kunang kunang dalam matamu
Ketika engkau dalam kepekatan yang gelap.

Yakinlah....
Di setiap seruhanmu ada rasa yang tak dapat di miliki siapapun dalam hati ini.
Sepertinya ada kepedihan yang mendalam menaut jiwaku.

Lihatlah ...
Di kedalaman mataku yang melaut
Ada mutiara indah yang kusimpan rapi di sana..
Yang tak pernah terjamah oleh bidadari bidadari dunia sebelumnya.

Yakinlah....
Dalam bisu yang tak pernah aku sebut siapa engkau yang bernama.
Percayalah mutiara itu adalah untukmu,untuku engkau miliki bersamaku..

Rabu, 18 Mei 2016

SANG PEMILIK HATI(ISTRIKU)

Wahai sang pemilik hati...
Engkau tak bisa di tukar dengan ribuan bidadari dunia
Yang senantiasa tersenyum menyapaku
Karena engkaulah jalan menuju syurgaku...

Wahai sang pemilik hati....
Lirih mengiris kata katamu menyayat jiwaku
Seketika kau meminta dengan ribuan kata yang sungguh
Untuk Mencari kehaqiqatan sang pencipta..
Sungguh dirimu adalah rmbulanku dikala malam
Dan cahayaku di kala siang,serta jalanku di Saat ku buta...

Wahai sang pemilik hati.....
Bening air matamu mutiara yang menyinari jiwaku
Dan desah sapamu adalah tuntunan doa yang kau simpan dalam hatiku.
Dan setia senyummu adalah langitku yang indah

Wahai sang pemilik hati....
Sungguh tegar Dan ketegasanmu bukan pula pendakwah dunia
Namun tegas Dan sabarmu adalah guru dari segala perjalananku menuju syurga tempat kita kelak menunggu.

Senin, 16 Mei 2016

Aku Yg Berhap

Telah tersuguh ribuan kata dari hatiku bait bait Cinta.
Namun tak satu katapun Cinta itu engkau maknai dengan nyata.

Dan telah aku hantarkan bahasa bahasa rindu yang biru bak langit dengan warnanya kepadamu.
Namun engkau hanya tersenyum bagaikan bunga pemalu
Lalu tidur ketika basahan menggelitik hatimu..

Dari bahasa batu yang kekal Dan hatim.
Aku memang tak pernah menyebut sebuah nama yang indah.
Namun engkau membatu yang tak pernah kecil terkikis waktu di hati...

Rasa cinta

Telah lama aku simpan rasa ini pada seseorang yang sanggup menerima kenyataan hidup tentang kebersamaan Cinta yang indah..
Namun sampai kini masih tak dapat satu sentuhan yang sanggup menerimanya...

Haruskan aku buang pada air yang mengalir pada lautan,biar menjadi santapan santapan ikan yang menjadi hiasan laut menjaga mutiara.
Atau aku bakar saja biar menjadi kosong lalu tertiup angin hingga sampai pada awan.
Sesekali mengepal menjadi rintikan hujan lalu menyirami bumi.

Yaah...sudahlah..
Kalau memang semuanya sudah menjadi harapan hayal bak bunga tidur dalam mimpi.
Biarlah akan aku yakini saja bahwa dalam syurga ada bidadari indah yang Lebih sanggup menerimaku.

Doaku

Ya Allah....
Sesungguhnya sholat Dan rukukku hanya kepadamu ku serahkan..
Berharap akan ridhomu yang mengabulkan
Dari segala doa doa yang aku tadahkan

Dan juga keberadaan yang aku jejaki dalam hidup
beserta setiap desah desah yang aku haturkan dalam hati.
Semua itu ku pasrahkan kepadamu.
Dan kepadamulah aku hanya berserah.

Kehidupanku yang telah engkau sempurnakan dari segala apa yang tidak ada,menjadi nyata.
Maupu dari yang jauh hingga dekat.
Semuanya kepadamu,dan hanyalah engkaulah yang tau...

Mungkin sebentar lagi maut akan menjemputku.
Kenyataan yang akan aku tinggalkan dialam ini.
Semua kupsarahkan kepadamu.
Barokakanlah semua apa yang telah aku lakukan di punggung bumi ini..
Hingga dalam ajalku nanti dapat aku rasakan nikmu yang haqiqi.

Jeritan dan doa

Ya allah .....
Aku hanya berserah kepadamu
Dari segala hal yang ada di bumi ini
Terangkanlah jalanku dalam pekatnya hati
Dan tuntunlah aku dalam menuju ridhomu

Ya allah...
Hambamu yang tak mampu dengan semuanya
Hanya kepadamulah aku berserah diri dalam segalanya
Aku yang do'if,aku yang lelah,aku yang pasrah dan aku yang buta
Hanya engkaulah yang mengetahui dari segalaku.

Ya allah....
Dengan kau yang menjadikan kekekalan malam penuh cahaya
Siramilah aku dengan cahayamu yang indah bak gemintang di angkasa
Yang senantiasa bersinar walau tertutup segumpal awan hitam.

Ya allah ....
Dengan kau ciptakan siang yang bersinar dengan mataharinya
Terangilah mata hatiku yang buta ini untuk slalu ada di ridhomu
Aku menadah kepadamu,aku yang tak mampu,dan aku yang tak mampu
Kuatkanlah aku yang do'if ini dari semua ujianmu.

Minggu, 15 Mei 2016

Hati yang tersiksa

Sungguh sayatan sayatan ini tak pernah berhenti meriris
Ingin aku teriakkan pada malam yang gelap
Tentang pedih yang aku rasakan
Namun suara suaraku kini tak mampu lagi tuk menyaringkan kata
Selain hanya mendesah anging yang hinggap di daun kering tak kesampayan.

Dan kini Tak mampu lagi ku bendung deras air  yang mengalir
Dari celah celah lubang kecil pada sudut mataku
Dan kini malam ini menintakan kata yang samar tentang sakit yang kurasa.

Sungguh kepedihan ini sangat menyiksa sekali
Kerab bayanganmu slalu hadir dengan kepak kepak manja yang hayal.
Seketika aku tersadar engkau hilang meninggalkan Lara...

Oooh malam ....
Tidurkanlah aku dalam gelapmu yang senyam
Biar aku dapat melupakan walau hanya sebatas malam.
Biar derita ini hilang walau sebatas serpihan.

Sungguh malam ini aku sangat merasakan derita Cinta yang begitu riuh
Sepertinya darah darah mengalir bak amukan ombak menampar pantai.
Dan detak detak jantungku seperti amukan batu bara yang membakar jiwa...

Harapan

Pada segumpal angin yang berarak dari balik bukit tak bernama
Aku hanya bisa menadahkan harap dalam sejuk
Walau tak sesejuk harapan Dulu yang telah pergi.

Pada hempasan waktu yang berputar putar di atas bumi yang gersang
Aku hanya bisa berharap akan menggantikan semua kenyataan pahit yang bermusim ini
Menjadikan bahagia Sejati alau tak seindah yang pergi.

Pada laut yang bergelombang.....
Satu bait yang ku harap dalam kenyataan
Ialah birunya Cinta yang pasti penuh ketabahan
Menjadikan aku dalam kenyataan
Ialah keindahan yang tak pernah mupus di tempa kepanasan.