Senin, 14 Mei 2018

Renungan 1

hidup bukannya mencari letak salah dan pembenaran
tetapi kita harus memcari jati dirinya(benar)
abaikan jika yang terlihat salah, karena kesalahan,mencobalah dengan yang benar, jiia tidak mengerti tanyakanlah kepada yang lebih mengerti...

hidup untuk berbuat baik dengan siapapun bukan mencari kebaikan dengan menuding kepada orang lain
itu adalah orang yang sok baik namun di balik semuanya dia meruntuhkan kebaikan
belajarlah pada alam dan angin, air serta batu bahkan yang bisa kita lihat atau yang kita rasakan,  jika tak lagi mampu mendengar suara suara...
atau memang buta mata kita tidak bisa melihat, belajarlah pada rasa
karena hidup adalah pembelajaran untuk diri kita bukan untuk orang lain, dan sungguh orang lain takkan mengerti apa yang kita inginkan....
baiklah menyikapi diri sendiri melewati dirinya,dan abaikan bagi orang lain untuk dirinya...

Renungan Gurun

gurun yang begitu tandus dan gersang yang sudah ada lebih dari kita di jadikan..
jangan sekali kali kita menutup mata tentangnya meski dia kekeringan atau tidak berhujan bahkan satu titikpun tika pagi embun tak pernah jatuh..
gurun itu adalah guru kita, kenapa sampai dia kekeringan dan tandus serta gersang...
baginya mungkin sebagai tanda tak ada kerohmatan dari hujan yang membuat gurun itu basah atau menembuhkan bunga bunga,namun setidaknya kita bersyukur karena kita di ciptakan sebagai manusia untuk lebih mencari jalan sebuah kerohmatan....

Renungan:Jadilah Ihsan

kita adalah manusia manusia kecil dari pada purba atau mahluq yang tidak punya kekuatan
tapi kita punya alat yang lebih dari segala apa yang kita lihat pada hewan... ya itu akal.akal adalah kekuatan manusia untuk mencapai segala keinginan, namun dengan akal pula manusia itu lumpuh dari apa yang di inginkan,akal adalah alat monitor kita dari mata dari telinga dan dari segalanya,jika salah satu pendengaran sudah putus kabelnya maka gunakanlah matanya sebagai penglihatan,dan jika dua duanya sudah eror atau putus tidak lagi mampu mendengar atau melihat,rasakanlah,karena rasa tidak akan pernah putus atau untuk segalanya,rasa lebih jujur dari pada mata, rasa lebih jujur pula dari pada telinga...
lalu berfikirlah...
dan gunakanlah akal itu untuk menimbang apa yang kita dapatkan...
serukanlah pada mulut kita yang kita punya janga lagi menutup nutup atau lagi bersendat sendat, jika tidak bisa bicara gunakanlah jari jari kita sebagai tanda untuk yang sesungguhnya