Selasa, 31 Januari 2017

Munajat

Ya Rob.....
Sebelum raga ini kembali pada tanah yang hitam
sebelum tulang belung ini remuk di dalam jurang
dan sebelum engkau ambil roh roh yang tersimpan
izinkanlah hambamu dalam rajutan kasih dan cinta
berjalan di antara pesuruhmu yang engkau percayakan

Ya Rob.....
Sebelum mataku buta tak dapat melihat
sebelum jiwaku halus mendebu di himpat tanah
dan sebelum jari jari ini kaku dengan kesendiriannya
kuatkanlah hambamu ini dengan segala hamparan malam
yang begitu memekat di setiap nanarnya mataku melihat

Ya Rob.....
kubersandar pada rohmatmu selain hujan
ku bersujut padamu selain dari sholat
munajatku dalam seruh berikanlah hambamu ini
kepekaan yang jelas dalam kenyataan hidup yang kuat
hingga dapat menguatkan imanku yang rapuh

Pada laut kutulis

lembar demi lembar kulihat mengayuh asin setiap goresan yang tercetak pada lautan luas
dan beribu kata rapi tersusun sajak indah tentangmu
yang kuhimpun sunyi di luasnya birahi Lautan dan juga tentang perjalanan seseorang yang berpagarkan rindu serta ombak

lembar demi lembar ku tuliskan sajak hati
yang meresap sebuah  kata-kata,barangkali mampu kau teguk
hingga menjadikan tulang sumsum yang ku tanyakan pada karang
biar angan dan imajinasiku setia berlayar di halaman-halamanmu
dan di setiap rekahan kata-katamu yang menegak
hingga ku tak memburu lagi nasib dan rasi di langit malam

Jarak


ingin rasanya menggunting jarak
yang sangat jauh ini menjadi dekat
hingga  menjadikan tunas tunas cinta terlihat dan menghilangkan rasa yang ada dalam benak rindu
untuk memindahkan tubuh pada ruang yang tidak sunyi lagi
untuk slalu di beranda berpetak penuh dengan nyatanya
dan tidak meminjam nada-nada dan suara-suara yang kusuka
kemudian kualunkan senandung cinta yang biru
selagi senja menghangat di atas birunya langit
hingga dirimu teraduk dalam cangkir senja yang membumi
dalam secangkir kopi dan imajinasi yang senantiasa membenak
ketika kusesap dalam-dalam yang menyejuk hangat
hingga rindu tidak lagi bertebaran memenuhi warna pelangi di kejauhan

Minggu, 29 Januari 2017

Kau yang kunanti

Aida Tiada lagi yang dapat diharap setelah semua berubah gelap. Tiada pula bayang yang dapat dilihat. Gelap, pekat, tercekat
Maski diri telah bersiul menyaringkan suara
Selain hanya butiran tasbih berbutar
Dan memanggil nama namau yang beraksara
Aku tak lagi terhanyut dalam tatapan tatapan bulan yang bersinar di setiap ruas ruas pandangan
Selain hanya ku bermunajat terucap engkau kan pulang
Dengarlah cicitan kenari kenari kecil di atas ranting
Yang memaksakan diri pada sang induk di peluk karena dingin
Dialah aku yang gigil menanti kerinduan segera pulang pada jiwaku yang mengemis
Untuk meluruhkan jiwa yang tangis dalam gelap malam
Membangunkan cinta yang lama tertidur pulas dengan satu rindu untukmu

Minggu, 22 Januari 2017

Andai Saja

Engkau sangat mengagumkan
Andai  saja engkau dekat
Tak perlu di pertanyakan tentang hati
Mungkin lebih awal dari kedua tanganku berjabat
Dan Rindu yang sangat menguntum di debar rasa
Kini mengawali jejak kaki yang masih kaku

Andai saja aku bisa.......?

Jumat, 20 Januari 2017

Cintaku tetap untukmu

Aku akan berusaha menutup mata walau hati sangat terseksa
Dengan ribuan yang merimbun kata
Karena kutahu senjamu selarik langit yang berwarna hanya menatapku tanpa iba......
Dan biarlah alam mensaksikanku dalam faham yang menyirat
Bahwa engkau yang senantiasa aku harap bersama doa doa takdir
Yang ku semilirkan pada lirih angin
Dan Biarlah lautan ini menjadi gumpalan detak yang menghantam paruh dadaku tentang sebuah rasa jiwa
Yang tak pernah berhenti menggelombang di antara darah yang menderas
Sebagai tanda bahwa tak pernah berhenti dalam sekap
Aku mendoakan tentanh cinta

Rabu, 11 Januari 2017

Dari Wajahmu

Dari matamu ingin aku petik selembar bulu alis tuk kujadikan jarum jarum tinta yang indah....
hingga dapat lenah malam yg terhias cahaya....
namun rajutan senja masih menguning di ufuk barat membuat jiwaku bergetar
dan dari senyummu yang membingkai
Ingin aku petik selembar daun yang indah,lalu akan aku jadikan takaran takaran bunga langit ketika malam mulai lelap.... namun sedikit tangan bergetar bak pelindu durjana yang tergulung gelap....
dan dari sinar matamu yang mengkilau.
ingin aku tadah bagaikan air yang jatuh dari langit ketika hujan...
lalu akan aku taburkan kembali pada serumpun bunga yang mulai layu berharap embun.....
Namun getar dadaku seakan akan akan menyesakkan nafasku
Hingga tak mampuku beranjak dari kebekuan ...