Rabu, 29 Juni 2016

Hujan di bumiku

Setelah hujan semalaman menjatuhkan diri pada bumiku
Haruskah hujan kembali mengalir dari Langit Biru
Sedangkan bumiku sudah tak menemukan mangkok untuk menadahnya
Haruakah dialirkan pada sungai sungai kecil yang berbatu
Sedangkan batu batunya kokoh tak dapat  di pindainya
Atau haruskan ku biarkan sedemikian,lalu melubangi setiap cakar alam
Yang sudah terbangun rapi walau tak begitu kokoh
Entahlah....kenapa harus sedemikian risih

Aku Yang Terhempas

Dari sudut sepi yang begitu mulus di hias angin pilu yang luruh
Ada Sebuah hati menjerit lirih pada kehampaan yang begitu tandus
Harapan yang begitu entah pada sebuah takdir sepertinya terbelenggu dalam dalam
Dan kini Hanya desah dan pasrah menjejaki jalan setapak yang kosong

Dari sudut sepi pula yang diterjemahkan suara ayam bersyukur
Ada sebuah jiwa yang memontang mantingkan kepalanya
Seperti ada rias yang slalu memutar mutar dalam dirinya
Tentang cinta,tentang kasih,tentang rindu,dan tentang semuanya yang tak terjawab.

Entahlah begitu gigilnya sepi yang tertampak di pagi ini
Hingga harus menenggelamkan kisah kisah indah yang sudah terhias
Menjadi kenangan kenangan yang harus meneteskan deras air mata.
Dan harus mematikan segala cinta yang sudah indah tertancap di jiwa