Senin, 31 Desember 2012

Harapan diambang sore

Matahari hampir menduduki senja
kuning keemasan melelet mewarnainya

kelelawar mulai kepakkan sayapnya
satu persatu sambil menghitung waktunya

Burung mulai mencicit menyatakan salam malam
tuk kembali mengenang mimpi terbaring dengan indahny

Dari kejahuan terdengar pengeras suara
panggilan Azan melantunkan nadanya
Allahu akbar Allahu Akbar

Kini mataharipun besimpuh
tak ada sinar yang menerangi lagi
hanya harapan  malam kepada seberkas cahaya
untuk rembulan biar meneranginya...................


Kejamnya cinta

Patah sudah harapan dan impian cinta yang sejati

kenangan kini menjadi sebuah saksi yang bisu
tangisan dan derayan air matapun tak menemukan tampat
yang senantiasa ku usap pada gaun birumu yang berwana

Kini hiduplah aku bagai burung yang patah sayapnya
hanya bisa meloncat terbangpun tak mampu.

Inikah hukum dunia atau hamparan kehidupan
yang selalu menyelubungi waktu bersama hari hariku

Oooh........
Sungguh kejam kenyataan ini
sungguh panas kehidupan..........................

hati tergores pilu

Di bawah sore yang mendung
Kuratap langit yang yang berwarna hitam
pekat seakan gemuruh seakan datang

petir mulai menyaut dengan langtangnya
anginpun menyaut pepohonan
mematahkan ranting ranting yang kering
 

Betapa dahsyatnya sore ini
betapa takutnya hati ini.

bagai bunga kehidupan yang
senantiasa melindasku

kini hatikupun tergores pilu
menahan cinta yang tak bernokta...............



Sore penuh ratapan

Sore yang mendung
Gumpalan awan tebal  terus bersenambung

tak tarasa meniteslah bintik bintik hujan mewarnai bum

Sore ini kulihat bunga bunga mulai bermekaran
penuh keindahan menampakkan rasa keceriaan

alangkah indah sore ini
alangkah pesonanya hari ini
Sekejap hati melirih
bertanya bertanya pada angin

Adakah aku seperti itu
sedangkan aku hidup
hanya bisa menatap dan meratap




 

Kerinduan yang mendalam

Di  bawa desiran angin yang menyentuh kalbuku

masih terharum sejuk kenangan bersamamu
harapan yang mengalun lembut dari bibirmu yang manis
masih terngiang jelas di pelupuk telingaku

Walau semua tinggal kenangan
hatiku akan selalu tetap bersamamu
tetap mencintaimu dan selalu menemanimu
bersama doa yang senantiasa ku sebut namamu

Mungkin ini sudah suratan takdir
bagi aku untuk hidup bersama rindu

hanya bayangan yang senantiasa menemani
indah parasmu yang selalu hadir
walalu hanya sepintas bersama
remangnya malam yang gelap gulita


Di Batas Malam Aku Merindukanmu

Di batas malam yang sangat sunyi
ku selalu merindukan dirimu

walalu aku tahu kau tak akan bersamaku

Dibatas malam ini yang sangat sunyi
hatikuku selalu bertanya tanya

Adakah engkau disana merindukanku jua
sedangkan kau disana telah menemukan
impian yang menjadi impian orang tuamu

Biarlah kerinduan ini akan selalu menemaniku
Mungkin ini sudah takdir dari sang satu
tuhan yang menciptakanku




Malam yang sepi

Malam yang sangat pekat

tiada rembulan yang menyinari

seakan kaku menyentuhnya.

Desiran angin melambaykan dedaunan

lirih terhampar di sudut mata.