Kamis, 12 September 2013

Tinggallah Kenangan Dan Air Mata


Rintik rintik deras air mait mata langit
tanpa bendung membasahi bumi hati
serta petir berkecambuk mirah mematahkan
 pohon pohon cinta yang tertanam dalam taman hati

menyamangatkan diri untuk merangkay gubah
yang sudah tarangkut oleh derasnya air mata langit
namun petir terus mengkilat dan menyayat kesunyian
hingga ku terpaksa membungkam diantara kegelapan

Sungguh dirimu nama yang tak ternama
seperti bayangan yang berkelebat
serta membungkus malam
 dengan seribu kenangan yang indah
lalu kau buang dan kau tinggalkan
hingga keterpaksaan ku harus merajut
di antara siamnya pekat yang lekat
 bersama tetes bening air mata pedih 
yang semakin mengguyur lebat pada bumi jiwa

Jiwaku Yang Sedih


Riyak bergelombang menyisir langit
dari balik gunung yang berhembus pekat
 lalu menutupi mata gemintang yang bersinar

pada bumi untuk segumpal harapan yang mematang
namun pekatnya awan tak beranjak putih,hitam memekat

Kidung malam tak lagi terdengar riuh
yang senantiasa nyanyikan lagu cinta dan rindu
pada pucuk pucuk daun yang kedingin di atas ranting
hingga bunga malu terunduk suram pada bias kesunyian

Malam berantam sangat pekat di labgit
hingga birupun tertutup hitam tiada warna
selain hanya lekokan hitam membintik menutupi
mata bintang yang menyinari pada bumi malam yg gelap

Seperti malamku yang berharap tiada rajud
pada sapa angin yang menggoyangkan jiwa sedih
hingga keterpaksaan mata lelahku menites bening kasih
lalu jatuh di tanah yang tandus dan gersang tanpa bunga cinta

Kuharap Kehadiranmu



Kini matahari mulai mengecup pipi pipi bumi
 hingga suara cintanya meriyuh di pantai dan lautan
 bersama desiran angin yang menyapa malam

Bukit duduk merenung seperti patung
mengharap binar malam sang rembulan
tuk gantikan matahari pagi dan sore yang indah

Namun hanya gemerlap sang bintang di langit
memancarkan binar kasih penuh harapan
perginya sang rembulan yang lama tenggelam
di balik punggung bumi yang gersang dan tandus

Sungguh harapku kau akan hadir malam ini

Relaku


Seperti riyuh burung mengucapkan salam pada senja
dengan berlahan suaranya lenyap di bungkus malam
hingga lelap menyampaikan mimpi mimpi indah
bersama desiran angin yang menggotong dingin

dimana letak dirimu atau tubuhmu yang berbaring siam
 dengan mimpi dan impian sesaat kau masih terluka disini

Seperti jamur,aku engkau jadikan obat penenang
atau aku memang kau anggap diriku dokter
lalu ketika kau sembuh,kau bayar dengan mahal
lalu kau pergi,tanpa mengenal tempat saat kau berbaring

Sungguh dirimu adalah kicawan burung hantu
yang memutar balikan fakta antara siang dan malam
 hingga getarkan sekujur badan lalu tersirap dengan tangisan.
berbahagialah dirimu biarlah aku merentang dengan seribu rindu
dan cinta yang takkan pernah ada kepastian antara engaku dan aku

Seperti Pelangi


Biarlah malam menutup mata langit
dengan lekukan lekukan hitam yang pekat
 dari balik gunung yang memuram di punggung bumi

serta menutup gemintang yang meratap sepi penuh sendiri

Atau lamunan sapa yang berkumandang
dari kedua bibirku yang mengeluh dan bertanya
pada hati tentang keindahan dalam jari rasa cinta
yang selalu mengetik dan mengisikan beranda kecil
dalam hati dan jiwaku untuk satu bait tentang dirimu

Namun seperti pelangi sesaat hujan turun
untuk membasahi bumi hati dan jiwa,lalu kau hilang
mengikuti jejak jejak langkah angin yang meriyuh
 pada pepohonan hingga mematahkan ranting ranting
 Sungguh ucapanmu sapa kata mimpi saat ku tertidur

Sepotong Kenangan


Mungkin saja angin yang meriyuh
mematahkan rantung ranting yang tinggi
lalu menjatuhkan daun daun yang hijau
 hingga terhempas dan kering di sengat mentari

layaknya ombak mencabuti karang karang di sana

Kalau memang iya
Biarlah aku megemis meminta satu tatap
pada sepasang matamu untuk kukenang nanti
dan seucap kata, walau itu sangat menyakitkan
dari pada menunggu di gurun syahara yang panas
hingga meneteskan peluh air mata yang memirah
Itu semua karana putih hatiku untukmu