Minggu, 14 Juni 2020

Nyatanya Waktu

Dari sebuah kehadiran yang begitu membentang 
Hingga menjadi langit langit yang bergaun hijau di kerdip mata
Kau tak bisa di umpamakan sebagai bidadari yang senantiasa menghiasi di setiap waktu

Memang banyak dan hampir semua orang tak pernah melihatmu lagi seperti sedia kala yang terpancar di kasat mata dunia
Namun jauh di mata hatiku kau tak pernah hilang di telan gurun dan meninggalkan kesepianku
Karena dalam kesendirian masih ku rasa desas sapa tawamu dan canda kita yang masih terngiang deras bagai gemuruh hujan menumbuhkan bunga bunga cantik bibirmu

Engkau adalah  sahabatku
Engkau adalah sandaranku
Engkau adalah pelita dalam gelapku
Engkau adalah kepastian akhir dari penga walanku
Engkau adalah bidadariku
Engkau adalah ibu dari anak kita
Engkau adalah desas awal doa yang ku pinta
Engkau adalah daun daun hijau tanpa musim
Engkau adalah kasih dan sayangku
Memang terkadang dalam ketermenunganku mengalahkan segala rasa ketika dalam sepi dan sunyi,menyelimutiku
namun belayanmu datang dengan desah kata yang kudengar(Aku Slalu Bersamamu.)yang slalu menguatkan jiwaku tentang keadaanmu di sisiku....

Kesempurnaanmu

Matanya:gemerlap bintang bertaburkan cahaya dalam beningnya
Memberi kesaksian hidup dalap pekatnya malam yang membentang
Alisnya:pelangi sebelum di cumpui matahari pagi yang memanas,hingga mengindahkan waktu pagi yang indah
Senyumnya:memekarkan bunga bunga kasih yang merona di setiap kerdip mata memandang
yang di sertai gemulai bibir gemas bak bidadari langit menuju muara

Wajahnya: purnama berseri tampa lekukan penuh dengan cahaya tiada redup,kealaminya menundukkan setiap mata memandang
Suaranyapun seperti tayupan tayupan sendu menidurkan anak anak kerdil  yang mengaung tangis tanpa ibunya 
Dan desasnyapun lambayan angin menyapa dedaunan
Sungguh sempurnanya tuhan menciptakanmu sebagai awalan seseorang yang tak pernah aku lihat

Kita

Tidak ada nyawa yang melayang melainkan tubuh kembali pada dirinya
Tanah, kembali kepada tanah
Air kembali kepada air
Angin kembali kepada angin
semua akan kembali kepada asalnya
Dan Kita kembali kepada diri kita yang di ciptakan oleh tuhan sebagai hamba yang memikul kasih sayang sebagai keharuman abadinya cinta yang terwujud
Hingga kita bergaun rindu yang bergerimiskan air mata...
Dengan jarak yang seakan akan menaburi duri sembilu yang tajam
Namun kita tetap menjadi kita,tidak akan menjadi keakuan sendiri sendiri hingga di hadapan sang pencipta
Hingga kita di tanya tentang kasih sayang kita berasama sama sebagai rasa yang di pertanggung jawabkan di hadapanya..