Kamis, 19 September 2013

Akan Kunikmati Walau Pahit


Biarlah aku nikmati kesunyian ini
dengan hembusan angin yang menerpa
 pada dedaunan yang merambay rambay

hingga jatuhkan ranting ranting yang kering

Biarlah mentari selalu berputar putar
untuk mengitari bumi yang hitam dan gelap
akan aku jalani dengan seribu ombaran yang ada
pada hati yang sedah mengukir rasanya cinta
biarpun semuanya akan menjadi luka

Mungkin inilah jalanku yang terbaik
bagai perahu terayun ombak yang besar
lalu tenggelam dan tak terlihat oleh kasat mata
hingga kutak mampu mengusung diri dari dasarnya laut

Gelap Tanpa Cahayamu

Sayang....
Mungkin malam ini kau tidak merasakan
sepinya sang bintang
yang bertaburan di langit
penuh kehampaan
dan penderitaan yang menuang
 pada gelapnya malam
yang sangat melintang

Sayang.....
 Atau mungkin kau memang tidak mau
untuk merasakan
betapa siam kehidupan malam
tanpa sinar yang terang
yang gelapnya menyelimuti alam
hingga mataku yang memandang
seakan tertutup oleh gumpalan gumpalan awan yang menghitam


Gugurnya Daun


Ketika angin menjatuhkan daun yang kering
batangnyapun turut bersedih,seakan dirinya hampa
 hingga pohonyapun menguras deras air mata pilu dan lusuh

lalu menjatuhkan diri pada tanah yang tandus tak berair

Angin terus berusaha memetik daun daun
dengan lembutnya dia merayu dan menyapa
namun di balik sapa katanya dia patahkan ranting
hingga ranting itu tersungkur jatuh dengan kerasnya

Sungguh tak tersangka dengan pohon itu
kalau lembutnya sang angin akan mematahkan
ranting dan menjatuhkan daun daun yang hijau
 hingga semuanya pada rapuh tak terkulay

Aku Akan Membisu


Sukmaku melayang di antara pupusan pupusan malam
yang sangat gelap tanpa sinaran yang terang benerang
hingga mataku melolot seperti lolotan srigala menerkam
 pada lembayung senja di balik cadar malam yang ge


Aku takkan berbicara malam yang gelap tampa rembulan
biarlah malam itu sendiri berkata padamu tentang gelap
yang memekatkan dan menghampakan kehidupan cinta
di antara rindu dan kasih yang memutih bagaikan salju

Biarlah semuanya terkubur di bumi hati biruku
untuk menjadikan sebuah kenangan indah atau
sebuah perasasti kehidupan kita yang pernah ada
antara cinta dan kesetiaan yang tak perna nyata

Cukup Satu Senyum Saja


Cukup senyum saja jikalau kau tak mampu bersuara
biar kunikmati walau itu semua akan menjadi luka
yang menganga di dasarnya lautan hati jiwa

 Tak usahlah kau berkedip memainkan bulu matanya

dengan bunga indah yang memekar pada hatiku
untuk kau santuni dan kau hargai layaknya emas
kalau pada akhirnya kau akan menjualnya

Biarlah aku berjalan menyusuri lorong lorong yang gelap
tanpa sehelai kain dan sebatang lilin yang bersinar
hingga kepekatanku semakin memekat ku jalini
akan aku nikmati dengan tetes bening ait mataku
yang selalu mengalir pada rumput rumput nan hijau

Tak Mungkin Kuraih


Terlalu dalam rasanya tuk mengukur pantai
yang berobak di terkam angin pasang
 hinggaku masuk terkurung dalam desarnya laut

yang sangat dalam

Terlalu tinggi tuk mengukir harapan di langit
yang indah dengan warna birunya yang sejuk
dengan tangan yang rapuh dan sayap yg patah

biarlah aku gali tanah yang hitam tuk jadi rumah
 yang mungkin akan menjadi tempat tidur lamaku
untuk tak beranjak dengan satu harapan darimu
 yang tak kan mungkin kuraih dengan senyum manismu