Rabu, 15 Agustus 2012

Pohon Air Mata

sebuah pohon menggugurkan bungabunganya
 buah berpamitan kepada tangkai

 daun lerai ke sungai.
 masih sempat seekor burung menangkap sebutir buah merah
 sebelum tersungkur ke batu

ditanggalkannya kulit ari hitam
 lalu pakaian dalam putih
 diserahkan pada siang
 sampai kersang sampai legam
 ketika taufan datang ia menghilang ke selatan.
 masa depan musim panen, dienyahkan ke jantung diam

tak hanya itu.
 akarakarnya mulai bertangisan
 merangkak ke atas bumi
 rasanya getir seumpama disabit petir
 pergi sebelum saatnya tiba


ketika akar tercerabut terenggut
 pohon telanjang itu melenggang
 akarakarnya mencengkeram bumi
 seperti ingin menulis puisi
 di belakang suara gelegar sang jagal
 gerigi baja mengerkah memenggal
 pohonpohon airmata, satusatu.

doa


 kami lalai,kami lupa
 kami hany mengejar
 kesenangan dunia
 yang bersifat
 sesa'at.

 kami telah lupa
 hidup di akhirat
 yang bersifat
 selamanya.

 wahai generasi muda
 bangkitlah ! bangkitlah !
 janganlah kalian hanya
 mengejar kebahagiaan
 di dunia saja
 tapi kalian juga
 wajib mengejar kebahagiaan
 di akhirat

 karena hidup di dunia
 hanya sementara
 tapi hidup di akhirat
 adalah sebenarnya tujuan kita

 wahai generasi muda
 dengan tiada terduga
 dunia ini kan binasa
 kita kembali ke asalnya
 menghadap Allah Yang Esa.

 wahai generasi muda
 sadarlah !
 semua perbuatan
 yang kita lakukan
 walau hanya sebiji
 sawi
 kita akan mendapatkan
 balasan.

 wahai generasi muda
 hidup di dunia
 hanya sementara
 semua manusia
 bersalah dan berdosa
 janganlah berputus asa
 ampunan ALLAH selalu terbuka !

Cinta Rosul


 sungguh mulia akhlakmu
 engkau telah mengantarkan umatmu
 dari zaman jahiliyah
 menuju cahaya yang terang.

 Ya Rasulullah
 betapa besar jasamu
 dengan kesabaranmu
 yang luar biasa
 kau membawa rahmat
 bagi semua alam.

 Ya Rasulullah
 betapa besar cintamu
 kepada umatmu
 kau telah mengorbankan
 jiwa dan nyawamu
 demi umatmu.

 Ya Rasulullah
 akankah kami
 bisa membalas
 cintamu kepada kami

 tapi sayang !
 umatmu kini tak pernah
 menghiraukan jasamu
 pengorbananmu !
 mereka lebih suka
 meniru budaya barat
 yaitu musuhmu.

 Ya Rasulullah
 kini hanya
 sholawat dan do'a
 yang bisa kami baca

 Ya Rasulullah
 sungguh kami telah malu
 kepada engkau
 kau telah berkorban
 jiwa dan nyawamu
 sedangkan kami
 sebagai umatmu
 hanya bisa bersenang-senang

terangnya purnama


Di terangnya purnama
Kau beri aku cerita
Dengan irama genggaman jemari lentik
Pada jemariku
Setiap sesinya begitu indah
Ciptakan gemuruh

terpancar sampai ke wajahmu
manakala kau tersenyum
bangkitkan mataku tuk menembus
peraduan hati
tempat dimana segala cerita
bertutur cinta
dengan kesyahduannya

Di terangnya purnama
Aku dan kamu
Telah terjalin irama kasmarannya jiwa
Yang kan berjalan telusuri
Setiap titian aral dan lara
Pada muara yang belum terlihat nyata