Jumat, 16 Agustus 2013

Hanya Rasa


Kasih.....Malam ini
ingin kubingkai kedua belah bibirmu
dan akan kujadiakan hiasan di setiap dinding kamar
penuh warna saga seperti halnya mirah merona
 lalu kusirami dengan tetesan bening air rasa

hingga menjadikan bunga bunga cinta
yang bermekaran di lembah jiwa

 Kasih....Malam ini

ingin aku berteduh di bawah pohon cintamu
yang rindang penuh gugusan dan warna biru
untuk hilangkan resah dan gelisah di hatiku
lalu biarkan aku tertidur dengan lelapnya
 bersama mimpi mimpi indah bersamamu

Kasih..Malam ini
Bayanganmu dengan kidung malam
menari nari di tepian hati yang sunyi
menghangatkan jiwa yang sudah kaku
 yang terhempas oleh rasa rindu

Ketakutanku

Sayang...
Bersama lembutnya angin yang menguray rasa

pada petangnya malam yang sangat pekat
ingin kubingkai bunga kasih yang berguguran
di pinggir jalan setapak lalu ku jadikan hiasan
di dalam kamar hatiku yang biru

Namun bunga itu mengering dan gersang
tersengat oleh teriknya sang mentari siang
yang mematahkan tangkai pohonnya
hingga jadikan ranting mengambang
terhempas angin pasang

Sayang...
Ingin ku tegug malam ini madu kasih
yang terhembus dari kedua belah bibirmu  yang manis
lalu akan aku jadikan pengobat rinduku yang biru
hingga dahaga hati dan jiwaku panuh syahdu
di tengah pelatan malam sunyiku

Namun bibirmu tertutup awan pekat
yang akan meteskan deras air hijan lebat
lalu menjadi petir dan mematahkan pepohonan
hingga jadikan bumi hatiku tak berbunga


Kepergianmu


Kasih....
 Kesunyian ini sangat menaburkan 
benih benih kerinduan yang dalam
pada setangkai bunga cinta yang mirah
 lalu terbang dikegelapan malam 
hingga kerinduan sampai di ujung pematang

Kasih...
 ketika mataku mulai lelah dengan sayup angin
hadirmu menari di tengah kepekatan
penuh nyanyian penuh untayan
 dan kata cinta simponi malam

Kasih...
 Suaramu isak tangis teteskan air mata
 lalu tumpah di terpaan hati dan jiwa
 meluluhkan dedaun  
yang melambai
 hingg jatuhkan bunga cinta terkulai



Kasih....
Kepergianmu teteskan benih air mataku
mengaliri sungai dan bebatuan yang tajam
serta lekung batu cadas yang merentang
hingga tak dapat ku seduh
air mata itu kandas di tengah lautan

Tangisan Jiwa

Sayang....
 Sa'at kau ketuk pintu hati ini
Inginku membuka dengan lebar
Namun hati biruku tlah terkatup rapat 

karna goresan luka yang masih menganga 

Wahai Langit yang biru
Mangapa mentari yang selalu setia 
menemani sang bumi 
lalu memberikan cahaya 
Kini hilang ketika
beranjak malam yang sepi
penuh gelpa

Sayang...
Disa'at aku membutuhkanmu
berharap ukiran bahagia dijiwaku
kau pergi mengiringin angin yang berhembus
lalu hilang di balik awan yang pekat


Sa'at fajar menyingsing pagi nanti
mungkin Hatiku senang karna kau datang 
degan setapak langkah yang terayun 
memberi harapan cahaya pada biru hatiku

Cinta Dan Kerinduanku

 Sayang.....

Lihatlah Langkah yang ku ayun
kadang tak tentu. 
Angin membawanya berlalu
Menebarkan keharuman cinta
pada tanah yang kering 

Sayang...
Lembah yang berlumut
dan batu-batu keras yang angkuh
kuberlalu bersama bisikan daun 
yang bergemuruh Bersama deburan ombak
Menyirami kesejukan rindu yang menusuk hati





Sayang...
Dengarlah jeritan batin ini
yang ku titipkan pada burung pagi
saat semua mata masih lelap dengan seribu mimpi
dia selalu menyubut namamu
ucapkan salam cinta penuh kepastian
mematang kan kerinduan dan kasih sayang

Sayang....
Bersama seruan angin pagi 
yang menghembus dedaunan
lalu nyibakkan harumnya kerinduan
slalu ku sebut namamu atas nama cinta

Sayang....
 Disetiap nokilan kertas kosong
yang masih harum 
ku goreskan tinta harapan penuh kepastian
atas cintaku yang membiru
karna semua itu hanya untukmu
dan untuk kita

Kehausan Jiwaku

Ingin ku ketuk pintu kamar hatimu yang biru
 lalu kupinta seteguk air dari lembah bibirmu
yang slalu mengalir di setiap bumi bumi jiwa

dengan ramah penuh sapa dan kata cinta

 Namun jari jemari tanganku sangat kaku 
hingga ku seduh ludahku sendiri demi dahaga
biar usai panas yang merentang jiwa

Dengang gemetar ku berjalan melintasi setapak
terus mencari pintu pada rumah rumah yang biru
namun disetiap rumah tiada yang terbuka
hingga kuterkulai lusuh penuh haus di bawah kata



Rasa Yang Trehempas



Ketika perisai cinta memutuskan langit gelap
hempaskan sinar gemintang tertutup awan pekat
dari pohon yang tinggi ada gema seruan sapa
 burung malam menukik serrasa memanggil jiwa

 Sepoy angin tak lagi mengusung hening malam

derainya mematahkan pohon pohon cemara
lalu patahkan ranting ranting yang tegar
serta gugurkan daun daun biru yang rindang

Tetesan hujan yang deras tak membatasi rasa
 hingga lebatnya mengelayutkan bunga bunga cinta
lalu hempaskan ranting ranting serta daunnya
                                                                                                  hingga bungapun hilang di                                                                                                  telan ombak samudra