Jumat, 03 Juni 2016

Kabarkanlah tentangku

Sepeninggalnya gelap yang membiasakan diri dengan malam
Aku masih tidak bisa melupakan kenangan wajahmu yang indah
Walau hanya sepeluweet senyum yang samar di balik kata

Resah pasrah kini mengurungku dalam jala asmara yang tak kau ucap
Dari bibirmu yang tersenyum indah tanpa suara yang mendesah
Kini merantaiku kuat dalam sejak patah menimang waktu yang rekah

Oooh malam yang gelap...
Kabarkanlah dari desas anginmu tentang sebuah sunyi.
Dan katakanlah padanya tentang sebuah hati disini
Yang tak pernah letih memandang rias wajahnya yang indah...
Dan salamkanlah dari dari balik daun yang biru...
Tentang kasih cinta di hatiku...

Aku Slalu menunggumu

Suatu saat engkau akan membaca setiap lafat dan kalimat
yang tak pernah berhenti menyebut nyebut namamu..
Dan kata kataku yang slalu basah dengan tinta air mata
Suatu saat engkau akan mengerti sebuah rahasia hatiku atas dirimu

Lupakanlah dan hilangkanlah halnya mentari yang berbenam
Meninggalkan jejak jejak panas di bumi hingga gersang
Tapi suatu saat engkau kan bertanya kembali
Tentang sebuah rahasia yang tersimpan di dalam hati..

Biarlah.....
Akan aku nikmati bahagiamu di sana tanpa kamu di sini
Dan akan aku teruskan perjalanan ini sebagai perahu kecil
Yang tak pernah berhenti berlayar dengan wajah indahmu
Buakn sebagai kenangan dan bukan sebagai khayalan
Karena aku di sini bahagia sebagai tunggu kecil yang menanti kepulangnmu pada hari esok...

Akankah

Izinkan aku menjadi sebuah tunggu kecil yang dapat engkau rasakan indahnya cinta
Sesekali dalam desahmu mengulum resah pada kisah lama
Dan izinkan aku menjadi muara sejukmu yang senantiasa mengalir deras
Air air kasih penuh sayang
Hingga takkan ada lagi bahasa rindu yang menitikkan kata mengenang kisah lama
Jikapun engkau menerimaku dengan bahasa hayimu yang diam..

Di mataku....
Kini engkau menjadi bahasa hati penuh kasih dan sayang
Yang tak dapat aku abaykan dalam lamanya waktu yang memikat
Dan kini setiap hari hariku dalam kesendirian
Tak ingin beranjak pergi dalam sepi yang slalu menghadirkan dirimu

Entahlah......
Kenapa hati ini slalu mengeluh dalam desah tak sempurna
Ketika raut wajahmu yang begitu indah ku pandang
Dan ketika pula senyum tanpa suaramu kulihat
Sepertinya aluran deras mengalir dalam jiwaku penuh harap....

Akankankah semua itu ku miliki.....
Atau hanya sebatas bahasa senja yang kelam lalu pergi meninggalkan kenangan....?

JIKA

Jika pagi ini engkau aku lihat tersenyum indah menyamakan mentari
Mungkin aku takkan bertanya tanya kepada sang bunga di atas ranting
Tentang raut wajahmu yang indah bak bidadari di mataku
Dan mungkin desah angin yang meneup takkan terkatup di bibirku

Jika pagi ini dapat kau semai benih benih doa dan harapan
Di atas bumi yang gersang tanpa sehelaipun daun di sana yang hijau
Mungkin akulah yang akan mengaminkan lebih dulu sebagai bumi yang berharap
Akan benih benih itu sebagai penumbuh bunga bunga cinta yang indah

Jika pagi ini engkau tak merasakan desah angin yang bersejak sejuk
Pada sehelai daun alismu yang begitu halus bak melati indah
Mungkin akulah awalan yang menjelma angin sejak lewat dari syair pagi
Yang akan membuatmu tersenyum di setiap kuntum bibirmu yang mirah

Namun semua hanya hayal malam dalam mimpi yang indah...
Seketika ku terbangun dari lelapnya mata yang tertutup
Kau tak begitu nyata dalam segala galaku di sini....
Hingga ku kembali bertanya kepada awan yang bergerak lirih
Tantang seraut wajahmu yang bersinar cerah seperti pagi....