Minggu, 15 Mei 2016

Hati yang tersiksa

Sungguh sayatan sayatan ini tak pernah berhenti meriris
Ingin aku teriakkan pada malam yang gelap
Tentang pedih yang aku rasakan
Namun suara suaraku kini tak mampu lagi tuk menyaringkan kata
Selain hanya mendesah anging yang hinggap di daun kering tak kesampayan.

Dan kini Tak mampu lagi ku bendung deras air  yang mengalir
Dari celah celah lubang kecil pada sudut mataku
Dan kini malam ini menintakan kata yang samar tentang sakit yang kurasa.

Sungguh kepedihan ini sangat menyiksa sekali
Kerab bayanganmu slalu hadir dengan kepak kepak manja yang hayal.
Seketika aku tersadar engkau hilang meninggalkan Lara...

Oooh malam ....
Tidurkanlah aku dalam gelapmu yang senyam
Biar aku dapat melupakan walau hanya sebatas malam.
Biar derita ini hilang walau sebatas serpihan.

Sungguh malam ini aku sangat merasakan derita Cinta yang begitu riuh
Sepertinya darah darah mengalir bak amukan ombak menampar pantai.
Dan detak detak jantungku seperti amukan batu bara yang membakar jiwa...

Harapan

Pada segumpal angin yang berarak dari balik bukit tak bernama
Aku hanya bisa menadahkan harap dalam sejuk
Walau tak sesejuk harapan Dulu yang telah pergi.

Pada hempasan waktu yang berputar putar di atas bumi yang gersang
Aku hanya bisa berharap akan menggantikan semua kenyataan pahit yang bermusim ini
Menjadikan bahagia Sejati alau tak seindah yang pergi.

Pada laut yang bergelombang.....
Satu bait yang ku harap dalam kenyataan
Ialah birunya Cinta yang pasti penuh ketabahan
Menjadikan aku dalam kenyataan
Ialah keindahan yang tak pernah mupus di tempa kepanasan.

Kejamnya engkau

Kau rampas segalaku ....
Cinta yang begitu utuh dengan rindangnya bak bunga pagi tanpa hayal
kau ambil dengan sombongnya,bagai pusaran air di tengah lautan
Kau tenggelamkan semuanya tanpa sehalai katapun yang tersyirat.
Melainkan Kenangan indah dalam hayal yang menyisakan luka.

Kejamnya engkau....
Bak gelombang sunami tanpa maaf.
Menelanhidup yang kokoh dengan Cinta Dan sayang
Menenggelamkan kasih Dan kesetiaan
Tanpa satu baitpun yang tersisa,bahkan desahmupun bukanlah sejuk angin dengan kesetiaan
Melainkan riuh gelombang menampar gelap dengan angkuhnya.

Tak ku kira.....
Kau nistakan semuanya dengan Cinta.
Kesetiaan yang Dan kasih sayang yang begitu indah..
Kepastian Dan harapan yang begitu ruah.
Kini kau rampas Dan kau bakar dengan bahagianya.
Meninggalkan aku terkulai dalam diri tak baredaya.

Jeritan hati

Terkadang lelah dengan semuanya
Seketika ukiran ukiran rupa yang melekat dalam ingatan
Tak henti hentinya melukai hati dengan senyuman
Wajahnya yang senantiasa berbayang di balik asa rupa dalam mataku
Ingin sekali aku lupakan dalam segalanya.
Namun pada kenyataannya deburkan ombak menghantam karang dalam jiwa.

pasrah yang mengayun lirih di tengah hati yang bergelombang
Yang di sertai angin pasang dari empat penjuruh
Kini semakin menenggelamkan perahu perahu rasa yang pedih
Cinta,kasih Dan kesetiaan yang mengikat pada setiap tonggak tonggak rasa.
Kini semuanya hilang di telan gelombang.

Oooh......
betapa berat kenyataan ini betapa pedih penderitaan ini.
Dan kini aku rasakan bagaikan perahu di tengah samudra tanpa  siapa
Selain hanya harapan suci dari seseorang walau hanya sejari kasih yang Cinta.

Kejam

Kini kuterdiam di antara gelapnya malam yang sunyi
Bersama kenangan kenangan lalu yang tak henti hentinya memeluk jiwaku.

Kini ku tersadar pada diriku...
Cinta yang kau suguhkan Lewat dari kedua bibirmu
yang senantiasa tersenyum manis mewar indah bak bunga pagi
Hanya menyisakan Getar getar rasa yang melukai hati
Dan Kini diriku hanyalah berarak pasrah pada daun daun yang lelap di atas ranting..
Lalu jatuh mengering tertimpa geramnya matahari yang panas..

Tak kusangka...
Engkau aku jadikan tonggak tonggak kehidupan
Seketika kau mampu menjalani semua kebahagiaan
Kau begitu lekasnya memudahkan kata
SElAMAT TINGGAL UNTUKMU