Rabu, 14 Agustus 2013

Sunyiku manyapa


Malang melintang dalam pekatnya malam gelap
sunyi tiada seruan angin menyaup pepohonan
jadikan gelap di hamparan langit yang pekat
lalu jadikan lelap setiap mata yang memandang

 Daun daun rindu tertunduk lelah dengan dingin

hingga bening suci air jatuh di tanah kosong

Kuratap dan ku sapa malam ini
walau tiada yang mengerti
bersama seruling cangkrik yang menetapkan diri
di balik bongkahn batu yang kaku

Tangisan Malamku


Sepiku bertabur kerinduan yang tak pasti
meniti jalan setapak dalam sebuah kehampaan
penuh tangisan deras air mata subuh
sesaat malam gelap menatap kesunyian

 Rajutku melayang bersama gugusan malam

yang melintang mengampar di langit pekat
lalu torehkan nyanyian kesal dengan lagu luka
yang melantang dan nyangkut di angkasa jiwa



Angin malam dengan seribu lembar dedaunan
melayang tak tersampaikan dengan derunya
tetesan hujan subuh dari kedua kelopak mataku
sedih,pilu,hampa,menapaki hati dan jiwaku

kau yang terindah dalam hidupku


Kau......
Kerinduan yang tak pernah usai dalam pakatku
hingga jadikan dingin seribu waktu waktuku
untuk menanti bias senyummu yang terharu

Kau.....
Keindahan malam saat memekatkan gelap mataku
hingga mimpi mimpiku terbang kelangit biru
penuh tawa canda ceriya bersama bayanganmu





Kau......
Ukiran malam di langit penuh keindahan yg nyata
dan takkan terhapus oleh tetesan sang embun
yang sebentar lagi jatuh ketanah yang kering

Kau.....
Adalah cahaya hatiku saat dalam pekatnya gelap
menyinari dengan indah penuh tarian api cinta
hingga detik anginpun tak mampu mematikannya




Karna kau yang terindah dalam hidupku