Rabu, 16 Januari 2013

Pengabdian Cinta

 Diujung malam 

Sepi membangunkan hati
seakan memupuskan bunga bunga pagi
dentingan suara angin
menyaut dengan lembut
menyapa hati yang penuh rindu

Kuratap langit yang biru
yang pupusanya semakin membeku
disana diantara rembulan yang bersinar
masih tertulis namamu yang indah
terukir penuh sapa

Hatiku bertanya
dimana dan kemanakah kau 
sedangkan aku tak tahu harus kaman ku cari 
ku hanya bisa berdoa dan berkata
semuga kau bahagia
dengan arti yang lebih mulia



Biarlah kerinduan
membeku bagai batu
pada hati yang biru
untuk sebuah pengapdian
cintaku selalu untukmu




Kesendirianku


Di batas malam yang sepi
kurangkai sebuah kata mati
yang kurang bermakna dalam hati

Pernah kau katakan aku gila
dalam dekapan serigala
pernah pula kau katakan aku mabuk
dalam derayan kata

Yaaaaaaaah
 itulah arti sebuah benda
 yang mungkin takkan berada
dalam selimut cinta
dalam dekapan asmara

Mungkin aku mati
takbermakna dalam arti
kau bawakan seribu peti
tuk kuburkan aku sendiri

Desah Kerinduan

Malam yang sepi tiada suara yang menyaingi
Hanya gemuruh desah penuh getaran
dari dalamnya hati yang biru


Kuna kunang tak sanggup lagi menemani
cinta suciku yang sangat pilu
Kadang hati meronta kadang hati bertanya
Apakah engkau sepertiku larut bersama gelap
Menahan rindu yang tak terucap

Membawa gumpalan asa
memikul beban seakan tersiksa
Kadang pula hatiku berkata
memang tak layak aku bersamamu
menanam bunga pada taman impianmu
Yang selalu kau jadikan cerita harimu
Tentang keindahan tentang kekayaan
Karna aku tak punya tampat
tuk menaburkan benih impian
yang sangat kau dambakan

Sunyinya Hati

Di amabang malam yang sangat sepi
Sunyi kuratap langit tak Berbahu
Hanya deru angin yang membisikan kata
ungkapkan semua rasa
Sepi makin sunyi 
dampak harapan yang tak pasti
hanya tetesan air mata yang bening
mengalir bagai deras hujan
mengucur pada dinding dinding
membasahi sekujur pipi
Malam hampir usai
hanya bayangan yang senantiasa menemani
Memupuk kerinduan yang tak pasti