Minggu, 14 April 2019

Mata dan harta

Alloh telah membuka mata hati kita melalui mata dasar kita
Bagaimana dengan mata hati kita
Masihkan percaya dan yakin untuk indonesia sejahtera
Atau mata hati kita sudah buta dan tidak yakin lagi kepada alloh...
Karena sudah mengutamakan kepribadiannya demi kekuasaan...

Jika seorang ulama'memilih pantas menjadi  pejabat.
Maka sangat pantaslah seorang ulama'menjadi pejabat pemerintah..
Mengingat santri dan masyarakat dan putra putranya serta dirinya sendiri menjadi makanan empuk senjata demi kebaikan negara yang berpancasila
Namun ulama'tak ada kesepakatan untuk menjadi dirinya duduk di pemerintahan sebagai pejabat
Melainkan ulama'menginginkan indonesia baik sejahtara untuk masyarakatnya..
Dan para ulama'kembali lagi setelah usai dalam peperangan mengorbankan dirinya dan santri santrinya untuk kembali ke rumah rumah pribadi sebagai pembimbing anak anak bangsa  untuk menuju anak yang baik bagi semuanya..

Dan jika ijtima'ulama'turun tangan atas kepemeperintahan, maka pantaslah seorang ulama'dan wajib kita ikuti sebagai seseorang yang beragama....

Ayo bukalah mata hatinya jangan slalu kita tutup tutupi dengan sehelai kertas yang bertuliskan seratus ribu atau lima puluh ribu
Ingatlah pengurbanan ulama'yang telah sepakat memberikan dan mengecap negara indonesia sebagai negara yang berpancasila

Rabu, 03 April 2019

Bulir bulir air mata

kini pagi meletup kembali, 

menjilat semangat setelah ku rebahkan pada Malam, 

dan kini kembali membakar mataku yang jelang,

 bagai pemimpi malang, yang karam di jantung sungai harapan.

kau telah mengambil bahagia ini dariku,

dan kau tinggalkan pedih perihmu di sini, 

kalau bisa, serahkan juga air mata, serahkan semua kenangannya.

akan aku terima semuanya meski jiwa tak lagi gigih seperti semula

dan kini aku hanya mampu berkaca pada anak sungai meski tak jernih, di mana air mengalir sampai muara, meski tak begitu utuh memberi manfaat bagi tiap likuku yang terlewati.

Renungan

Jika kedua orang tua kita merindukan kita,pulanglah dan bersimpuhlah di hadapannya
Memintalah ampun kepadanya karena doanya segalanya buat kita.
Sebodoh apapun orang tua kita dan sepintar apapun diri kita, maka kita tidak ada apa apanya di hadapannya..

Orang tua berani bohong karena kita,lalu bagaimanah tentang kita
Orang tua kita sakit,dia bilang tidak sakit
orang tua meneteskan air mata,dia pura pura tersenyum..
Orang tua gak punya apa apa,dia berusaha tenang demi kita.
Lalu bagaimana kita kepada orang tua.

Sebaik baiknya anak kepada orang tua,bukanlah harta yang kita beri kepadanya
Melainkan menemaninya setiap harinya
Menenangkannya ketika dia dalam keluhan
Memberikan senyumnya ketika ia dalam penderitaan..

Harta yang kita beri kepadanya sebayak apapun harta yang kita kasik kepadanya
Di bandingkan apa yang telah beliu berikan kita

Renungan

Satu kata sedih dan rindu dari orang tua kita..
Dengan apa kita harus membayarnya..
Dengan hartakah, tidak,karena orang tua kita lebih awal member harta kepada kita
Dengan berdoalah, tidak,karena orang tua telah lebih awal mendoakan kita.

Dari kecil kita slalu di beri apa yang kita inginkan,bahkan orang tua kita slalu berusaha demi kita,biarpun dia harus meneteskan air mata,biarpun dia menderita,bahkan ketika mau sholatpun dia terkadang tidak sholat karena kita, Karena dia slalu berusaha demi anak anaknya
Maka dengan itu harta tidak cukup untuk kita berikan kepada orang tua kita yang dalam kerinduan dan kesedihanya. Melainkan pelukan dan ciuman dari anaknya
Pulanglah dan bersimpuhlah di hadapanya
Karena dialah yang mejkadikan kita manusia dewasa

Tinggalkan hartanya,tinggalkan jabatanya dan tinggalkan pekerjaan kita
Datanglah kepada orang tua kita lalu bersimpuhlah
Karena jabata dan harta kita serta pekerjaan kita
Tidaklah mulia dan barokah tanpanya...