Rabu, 26 Juni 2013

Ujian Hidup


Setetes kata mengalir dari bibirmu bagai air
lalu kuminum melepas dahagaku yang haus
diantara panas garah kehidupan yang tandus
lemaskan hati yang gersang penuh sumbong

Senyum bibirmu cubit cerita pagi kenari sunyi
lalu menyentuh di antara sapa sapa salam
penuh ramah tiada pedih tiada sedih dan duka
kenyangkan hati memakan jiwa penuh surga

Lentik bulu matamu teduhkan sapa hati jiwa
yang kokoh kekar penuh angkuh di antara hari
menempuh cerita kata kata kotor yang tolol
lalu air mataku menites seakan tak berharap

Pasrah cerita hari pada hati yang bertanya
diantara sapa yang membelok kata kata
hingga angin bertanya tanya diantara gerah
kuncup kehidupan mencari yang nyata nyata


Sungguh harap air mangalir di hati dan jiwa
lalu telukkan dan teduhkan semua cerita
yang sesungguhnya adalah permainan di jiwa
hingga tergusur gunung imanmu yang kokoh


KEBODOHANMU DI ANTARA KAMU YANG
 TAKNYATA AKAN SEMUA HINGGA HATIMU

BERTANYA TANYA PADA KACA AIR YANG
MENGACAK DI DASAR SUNGAI YANG BIRU


Ku katakan permainanya takkan usai sampai
senja nanti
hingga lubang satu meter akan menganga memohon dirimu


Sutra di wajahmu


Remang kulihat wajahmu tertutup kain sutra biru
senyummu yang indah kuhanya bisa menebak sekilas
kalau itu bakan untukku yang selalu menunggumu

Cadar malam kini kurasa kesepian mengharap
 hadir bayang bayang dirimu walau membisu
diantara gelapnya malam yang buram


HATIKU BERKATA

Untuk apa kita mengenal kalau hanya menyisakan sebuah nama
untuk apa kita berjabat tangan kalau kita harus melepaskannya
sedangkan kita berharap indah sinar rembulan dan bintang
yang selalu menyinari di antara remang remanya malam