Rabu, 29 Juni 2016

Hujan di bumiku

Setelah hujan semalaman menjatuhkan diri pada bumiku
Haruskah hujan kembali mengalir dari Langit Biru
Sedangkan bumiku sudah tak menemukan mangkok untuk menadahnya
Haruakah dialirkan pada sungai sungai kecil yang berbatu
Sedangkan batu batunya kokoh tak dapat  di pindainya
Atau haruskan ku biarkan sedemikian,lalu melubangi setiap cakar alam
Yang sudah terbangun rapi walau tak begitu kokoh
Entahlah....kenapa harus sedemikian risih

Aku Yang Terhempas

Dari sudut sepi yang begitu mulus di hias angin pilu yang luruh
Ada Sebuah hati menjerit lirih pada kehampaan yang begitu tandus
Harapan yang begitu entah pada sebuah takdir sepertinya terbelenggu dalam dalam
Dan kini Hanya desah dan pasrah menjejaki jalan setapak yang kosong

Dari sudut sepi pula yang diterjemahkan suara ayam bersyukur
Ada sebuah jiwa yang memontang mantingkan kepalanya
Seperti ada rias yang slalu memutar mutar dalam dirinya
Tentang cinta,tentang kasih,tentang rindu,dan tentang semuanya yang tak terjawab.

Entahlah begitu gigilnya sepi yang tertampak di pagi ini
Hingga harus menenggelamkan kisah kisah indah yang sudah terhias
Menjadi kenangan kenangan yang harus meneteskan deras air mata.
Dan harus mematikan segala cinta yang sudah indah tertancap di jiwa

Senin, 27 Juni 2016

Aku Menunggumu


Jangan kau jadi aku selarik kata yang kekal tanpa dibaca
Lalu menjadi batu yang tertetes hujan hingga mempasir
Yang terinjak injak para raga lalu tenggelam tanpa  makna

Senantiasa kau berbasa gerimis dengan rindu rindumu
Dan senantiasa pula kau berbahasa angin dengan mendungmu yang jauh
Sedangkan aku disini membatu yang hitam penuh kekal
Menantimu yang masih entah di tergagah oleh waktu......

Dengarlah nyanyian nyanyian malam yang ku kidungkan lewat sunyi
Dan dengarkan pula melodi melodi malam yang ku petik dari sepi
Iyalah hanya kamu dan kepadamulah aku menunggu

Untuk Sekar Arum

Sekar Arum......
Haruskah aku mengorak ngorak langit hingga kau tau mutiaranya
Yang terlilit cahaya cinta bermutiara bintang di jiwanya
Atau ku harus berteriak petir hingga kau dapat memahaminya
Bahwa di kedalam jiwanya ada aku yang bersemayam penuh dedoa

Sekar Arum....
Lihatlah di kala senja mulai renum dengan awannya yang berarak
Dan anginnya yang mengiringi sari lembutnya pada kekerajaan malam
Hingga tak ada cahaya lagi walau seberkas lentera kecil
Aku berharap.aku berdoa dengan segala jiwa supaya engkau aminkan
Untuk mendatangkan terang yang senantiasa menghitam

Kau

Jiwa Aksara Cahaya Senja......
Mataku adalah telunjuk dosa ketika metap keindahanmu
Yang begitu samar dari balik senyum yang menyapa puisi
Dan desahku adalah kertas kosong yang tertulis atas nama namamu
Lepaskanlah belenggu ini supaya dapat ku nikmati hari bari ini bersama sari pati

Jiwa......
Kau kusebut dengan empat bait yang merangkum segala aksaraku
Bahkan titik dan komapum masih tak dapan aku hentikan walau sedetik
Dan kini masih dalam ulasan jari jariku yang mensyirat namamu

Antahlah......
Harus dengan aksara apa lagi aku harus menulismu
Sedangkan cahaya senjamu tak henti hentinya menyilaukan mataku
Babkan beninya menembus segala ragaku nan bermuara di jantungku

Berilah kemudahan bagiku

Ya allah .......
Berilah kemudahan bagiku untuk menjalankan semua perintahmu
Aku adalah seorang imam dari istriku berilah kekuatan bagiku
Supaya aku dapat lebih kokoh beribadah dan beribadah kepadamu

Ya allah....
Bila takdir mengusungku kelak,tambahkan kuatku untuk beriman kepadamu
Supaya aku dapat lebih kuat mengaitkan cinta atas dasar syariatmu
Dan bersama takdirmu yang nyaman penuh doa dalam hatiku

Ya allah....
Jika seorang wanita adalah penguji imanmu untum jauh darimu
Lepaskanlah dia dari tali rindu rindu yang hanya menjauhkanku kepadamu
Dan jika seorang wanita adalah penambah kemuliaan bagiku
Tambahkanlah bagiku supaya aku dapat lebih dekat denganmu...

Kuberserah diri

Ya allah.....
Semua adalah mehendakmu dan semua adalah kembali kepadamu
Berilah kemudahan bagiku yang berbaur dosa selarik jalan
Supaya aku dapat menatap indahnya nyata dalam  dunia
Dan terangilah aku dari segala gelap yang menjauhkanku kepadamu

Ya allah.....
Bangkitkanlah aku dari kematian cinta yang menghujam jiwaku
Bangunkanlah aku dari mimpi mimpi mati yang hanya menyesakkan hati
Dan bangkitkanlah aku dari prahara hidup yang membunuhku

Ya alllah....
Aku kembali kepadamu dari segala cinta yang terlarang
Dan aku kembali kepadamu dari rindu rindu dunia yang hanya menghujam
Aku yang dosa,aku yang salah dan aku yang lupa,tuntunlah aku dari segala rasa

Aku kembali kepadamu

Ya allah....
Lepaskanlah hati yang slalu merintih dengan ketidak sadaraku
Hati yang slalu menangis dengan kesombongan hatiku
Dan hati yang slalu mendesah dengan kebodohanku
Lepaskanlah rasa rasa yang ada di jiwaku tentang duniamu
Jika hanya menutupi dan mengurangi rasa cintamu padaku

Ya allah...
Kebodohanku teleh berdiri seperti kekal di diduniamu
Kesombonganku telah melepas ikatan kasihmu padaku
Dan kedunguanku telah melupakanmu yang slalu mencintaiku
Lepaskanlah ruh ruh yang ada di jiwaku jika semua dapat menenangkanku bersamamu

Ya allah.....
Eratkanlah tali iman yang mulai lentur di jiwaku atas dirimu
Tanjacapkanlah segala tajam pada jiwaku yang mulai melemah atas dirimu
Supaya aku mampu dan slalu menjerit jerit atas dirimu

Ya allah...
Aku yang dasar dan keras bagai batu tentang beribadah kepadamu
Dan aku yang sesak dan slalu lupa akan segala rohmatmu
Berilah petunjukmu dan tuntunlah aku dari kebutaan hatiku
Kini ku berserah diri dari segala kelakuan yang menjauhkan cintamu kepadaku

Doa doaku

Ya allah...
Harapanku tak pernah putus atas rohmat rohmatmu
Dan harapanku tak pernah berhenti jika semua di jalanmu
Serta harapanku tak pernah menjadi penghalang maski belum kutau
Dan ku yakinkan semua itu adalah ujian bagiku dadimu

Ya allah....
Semua kuberserah diri atas segala takdir takdirmu kepadaku
Semua ku berserah diri atas segala pemberianmu
Maski itu pahit.maski itu sakit dan jua pedih menyayati hatiku
Dan ku yakinkan semua itu adalah terbaikku untuk bersamamu

Ya allah.....
Taburan doa yang berbenih pada seladang rasa masih ku tak tahu
Cinta dan harapan serta kepastian masih membuta di mataku
Namun aku yakin dalam wajut kelak atau nanti kan kulihat atas dirimu

Jumat, 24 Juni 2016

Seruhan Hati

Ya Rob.....
Lenah jiwaku dan kini seakan membujur di bekuan pagi
Bahkan yang kurasa dalam diri ini iyalah jeritan tanpa suara
Yang mengais kepedehan tentang hidup dan cinta yang abadi

Ya Rob.....
Tak ada tempat kumengadu dalam perjalan ini selain dirimu
Tak ada tongkat dalam buta hatiku selain kehendakmu
Dan kini ku pasrahkan segala diri ini hanyalah kepadamu

Ya Rob...
Pekat dan luka yang begitu mengoreksi dalam diri ini begitu utuh
Pedih dan perih yang menyayat nyayat hati ini masih menyentuh
Hanya kepadamulah aku berserah atas segalaku perjalananku yang begitu rengkuh

Rabu, 22 Juni 2016

Syiratan hati

Kau akan tau nanti tentang cinta yang ada di dalam hati ini
Dan kau akan tau nanti sekuat apa rasa yang ku bendung dalam diri ini
Dan kau akan mengerti nanti tanpa aku ucapkan tentang diri ini
Betapa aku sangat mencintai dan menyayangi sampai kini
Bahkan dalam gerimis kerinduankupun engkau kan tau
Betapa aku selalu mengusapnya tanpa ada seseorangpun yang tau

Berat memang derita yang aku alami dalam kepergianmu
Berat memang menggenggam kisah yang tak dapat terhapuskan
Dan berat memang melepas engkau sebagai kasih yang tak terlupakan
Tapi apalah daya sedangkan aku adalah bumi yang gersang tanpa air
Yang memang harus aku jalani dalam separuh jiwaku
Biarlah akan aku terima semua ini sebagai pengabdian diri yang tabah

Biarlah aku akan terus bersama pasrah yang menghujam pada jiwaku
Walau hati tak pernah  berhenti berseru diri sampai hari ini
Tapi aku yakin pada saatnya nanti engkau akan tau arti cintaku yang sejati
Bahkan engakau akan mengerti betapa aku slalu ada dalam jarak dan waktumu

Derita

Cinta dan harapan yang pernah engkau berikan kini menjadi rintik air mata
Kasih dan kerinduan kini hanyalah gelapnya mata yang tertutup
Dan kini hanyalah makna makna malam yang pekat menyelimuti
Tapi aku akan terus tersenyum dan tertawa walau semuanya nista

Biarlah deburan ombak menyapu pantai dengan gelombangnya
Dan biarlah angin menyesak pada hempasanya lalu jatuhkan daun
Akan aku kuatkan sedemikian ruwah dengan dedoa yang kutadah
Hingga pada akhirnya engkau akan tau betapa aku sangan mencintaimu

Ku Biarlah jiwaku mematung di setiap jejakmu yang berbahagia
Dan ku biarkan asaku terbang dengan jeritan yang begitu rengkuh hingga tersudut
Aku akan diam seribu kata.aku akan diam dengan seribu luka
Pada saatnya aku yakin engkau akan memanggil namaku
Berjalanlah,tersabutlah,dan tersenyumlah dengan semuamu kini.
Akan aku lihat dan ku dengar nanti desahmu yang sepertiku kini.

Selasa, 21 Juni 2016

Dalam Tanyaku

Kesalutan malam kini menderu debu di pinang air mata rindu
Yang kau sampaikan padA arah angin yang tersimpan tanpa arah
Jika sedikit saja kau bukan lembaran lembaran kata yang bernama
Pasti takkan ada liang yang mengubur sangka dalam jiwa...

Izinkanlah aku beritanya tentang sebuah nama yang kau titipkan pada angin sejak yang terhantar sejuk itu
Dan aminkanlah doa pagiku ini supayA dapat arti dalam diri.....

Siapakah dalam maya yang kau syiratkan lewat syair itu.......?

Jika

Ingin sekali aku nyatakan sebuah nama yang tersusun rapi di setiap berandaku
Lalu ku abadikan sebagai syair syair indah penuh dengan ribuan doa
Namun sampai kini masih angin saja yang bersejak sejuk tak kulihat
Dan ingin pula seuluas wajah walau tak seindah bidadari
Ku jadikan bunga abadi yang selalu menumbuhkan cinta di berandaku
Hingga tak dapat lagi ku bersuara air yang gemericik dalam sendiri
Namun semuanya masih malam dan tidak dapat kulihat....
Andai saja hijrahku yang bertapak di kesunyian ini dapat teraminkan
Akan aku noktakan dengan selembar hati yang memirah dengan bahasa cinta yang tak pernah putus
Namun semuanya masih sangat sunyi yang teriring sepi....

Senin, 20 Juni 2016

Aku tetap mencintaimu

Kesetiaanku akan selalu bertumbuh bagai lilin di tengah malam tidak pernah mati
Walau seribu bahasa angin terus meniup dengan halusnya
Karena kesetiaanku dari hati yang dalam walau kau memburam dan pergi jauh meninggalkanku

Dan doaku kan terus bergerimis tentang kepergianmu yang melupakanku
Hingga kan membasahi bumi yang kita pijak bersama dulu
Lalu kan terus menumbuhi bunga bunga indah yang takkan pernah mati
Sebagai keabadian diri yang pernah engkAu singgahi di hati ini

Namamu takkan pernah terhapus oleh ribuan waktu yang berlalu
Biarpun musim berganti gugur di selat tandus hatimu kepadaku
Dan wajahmu takkan pernah hilang dalam luapan pelupa di benakku
Karena aku mencintai dan menyayangimu dari kenyataan hidup dalam hatiku

Kuterima dengan iklas

Aku sudah bahagia dengan malam yang gelap tanpa cahaya
Biarpun sedikit gerimis jatuh dari langit mataku hinggap di ranting yang patah
Karena dalam kegelapanku yang menyapa ada seusap senyum di bayanganku

Aku sudah lebih membahagiakan diri dalam jarak yang tertempun oleh waktu
Walau tanpa seucap basa yang beraksara cinta dari balik senyum pagimu
Karena jarak dan waktu telah memberikan arti cinta dan rindu yang sesungguhnya dihatiku

Kepergianmu,kebisuanmu,dan hilangmu serta kenanganmu
Telah memberi arti hidup tentang kenyataan yang harus diterima dengan sabar
Bersama ketabahan yang harus aku ikat dengan iman dan takwa pada yang nyata...

Kesendirianku

Biar petang melanda di seluruh alam dan memetik seribu lamunan di antara kegelapan...tapi aku yakin cahaya rembulan malam ini seindah pijaran purnama di langit mataku...👳👌👈👉👳
dan biarpun angin sesekali enggan menyapa ranting ranting yang mengepakkan dedaunan hingga berjatuhan di antara semak semak pagi yang masih terselimut sunyi aku bahagia dengan sayap sApanya yang tak bergemuruh.....👌👈👍👉👌
Malam biarlah petang dan berselimut awan hingga menjanjikan kelamnya yang memeluk dingin...tapi aku suka dan bahagia karenA seluruh angan kan terbawa nyatanya mimpi walau usai seketika tercabik matahari....👌👌👌👌👌👈👈👈👈✌✌✌🐦🐤

Tangisan hati

Malam malam yang gelap kini menyerupai pekat di mataku
Langit yang mendung kini tak lagi bersinar denga  birunya
Bahkan bulanpun meninggalkan gemintang yang lagi sedih di derainyA

Angin kini tak lagi sejuk dengan terpaannya pada sebongkah pohon
Melainkan meninggalkan kealfaan yang mengantarkan rasa
Dan menjadikan derita malam yang tersumbuh dengan kenangan

Setitik embun tak lagi berpasrah menjatuhkan sejuknya yang memutih
Melainkan deras air matA pedih yang mengucur lelah di sela sela mataku

Ooooh malam....
Kini jiwaku merengkuh di sudut sepimu
Dan kini jiwaku melayang dengan kehampaan di sunyimu......
Dan kini tinggalah aku dan kenangan sendiri yang bermuara di hati

Jumat, 17 Juni 2016

Di matamu kuingin

Di matamu......
Ingin aku
Menjadi kunang kunang yang terang walau tak seterang gemintang di tubuh malam
Lalu mengerdipkan caha biru dari seluh tubuhku yang terang

Di matamu pula......
Ingin aku menjadi cahaya terang hinggap di daun alismu yang hitam
Menggantikan gemintang gemintang yang suram tertutup awan
Hingga tak dapat lagi keburaman engkau raih dalam kepalsuan

Dan di matamu jua.....
Ingin aku relakan menjadi tetesan Embun Pagi yang tak pernah lelah menyirami bunga bibirmu
Hingga keharuman menjadi sebuah harapan di setiap peniup seruling senja
Hingga tak ada lagi Gerimis Pagi yang berjatuhan dari kelamnya mimpi

Kamis, 16 Juni 2016

Kukatan

Aku sangat mengeras pada hatiku tentang sebuah perasaan yang tidakkan menjadi mungkin..untuk mendapatkan cinta yang sesungguhnya.serta sudah aku bilang pada kenyataan yang tidak akan mendapatkanya dan jua sudak aku katakan bahwa diriku jauh tiada hidup dalam kesempurnaan cintanya.namun masih saja anak anak rindu ini slalu ingin  mengejarnya hingga sampai keujung dunia..padahal kenyataan sudah di dekatkan bahwa cintanya bukanlah untukku...tapi kenapa perasaan ini slalu meronta ronta ingin bersamanya.....entahlah...hanya sebait doa yang dapat menjadi tonggak kesungguhan dan kemurahan dalam hatinya.untuk sebuah cinta yang terseguh untukku walau hanya sewaktu...

Lamaran sang hati

Sebelumnya saya minta maaf sebesar besarnya..aku hanyalah pesuruh hati yang tak mampu berbuat apa apa selain apa adanya....dan aku adalah insan yang tidak sempurna jauh dari kamu yang di sebut insani cantik bak bulan dalam gelap menerangi malam..aku di sini tidak ada lain selain ingin mengatakan sebuah cinta dan rindu untukmu...karena sang hati slalu mengatakan bahkan dalam doa doanya slalu menyebutmu...kedua kalinya...aku di suruh meminang kamu untuk di jadika permaisurinya sebagai isi istana jiwa kosong tanpa siapa siapa,...ketiga kalinya...lamaran ini sebagai tanda kesungguhan.hati menitipkan sebuah selendang sutra putih yang berukirkan bunga bunga indah dari hati.jika kamu mau...jika kamu tidak menerimanya izinkanlah semua bawaan ini untuk kau terima saja sebagai tanda persaudaraan yang taidak akan pernah putus di telan masa...dan hati juga menitipkan cincin kasih sebagai tanda bahwa engkau slalu di cintainya.walau engkau sendiri tidak mencintainya...demikian saya minta maaf karena saya hanya pesuruh kecil dari hati yang melamarmu..wassalam

Selasa, 14 Juni 2016

Kepergianmu

Aku yang batu sendiri di sini di tepian sunyi...
Engkau ciptakan  dingin dalam diriku hingga menggigil
Kau biarkan aku berpasrah di tengah lamunan
Yang selalu berharap dalam rajutan kasih dan sayang
Tak ku sangka engkau gerimiskan bening hujan yang menenggelamkan
Lalu kau jadikan badai badai masihkah yang terbuang

Dengarlah tukilan bagiku.....
Yang kau biarkan dalam sendirian tanpa engkau tahu
Desah ini adalah sapaan angin yang sejuk pada sekuntum bunga
Dan kata kata ini adalah sapa kumbang pada sarinya
Tentang cinta dan kasih sayang yang tak pernah hilang
Tentang rindu rindu yang membalut seluruh jiwa untukmu

Rasakanlah nyanyian pagiku....
Sesaat burung burung mulai menukik dan menari di atas ranting
Dan saat mentari tersenyum dengan biasnya yang bercahaya
Tuk menyinari bumi pagi yang baru saja terbangun dari tidurnyA
Engkau pasti akan tau betapa beratnyA dengan semuanya.......
Bukan lagi senyuman yang membingkai pada bunga bibirku yang memarah
Melainkan Gerimis Pagi yang menetes dari mataku.....
Iyalah kepadamu dan kepadamu

Senin, 13 Juni 2016

Bulan

Bulan...
Walau tak begitu jelas aku tatap wajahmu
Sinar matamu sangat menembus hatiku yang malam
Dan bias wajahmu menembus awan yang meriring
Serta kesejukanmu menjamah jiwaku yang diam

Bulan.....
Ingin aku terbang menjadi melintang walau tak terang
Supaya aku dapat mendekatiku yang indah
Namun apalah dayaku yang membumi tak mampu untuk terbang
Selain hanya desah meng angin saja dengan awan yang memutih
Untuk bisa menyentuhmu yang sangat indah rupakan..

Bulan.....
Andai saja engkau bisa turun dari haribaan langit yang biru
Dan kau mendekat lebih pada bumi yang jauh ini
Mungkin engkau akan tahu lebih rasanya perasaan yang ada di hati
Pastinya 3 hal yang selalu ada di sini..
Iyalah rasa cinta kasih dan sayang yang menunggu

Kamis, 09 Juni 2016

Ketika pagi

Dari balik jendela yang terbuka saparu terhimpit embun...
Seulas wajah cantik yang tersenyum indah bak bunga mawar
Kini aku melihatnya walau hanya tak begitu jelas di sana...

Rambutnya yang terurai indah tersisir rapi di pagi buta
Sungguh hitamnya mengekalkan harapan di dada
Ingin sekali kali aku panggil dengan suara pelepaas
Namun suara burung terus menukik hari menutupi pagi
Hingga tak mampuku berkata apa selain hanya desah angin yang menjiwa...

Oooh pagi yang indah dirempah panurama jiwa
Betapa indah rasa engkau aku dapatkan sebagai penggantung jiwa
Dan betapa bahagia engkau dapat ku harapkan sebagai pemulas kata
Kata yang tlah lama akh bungkam dalam jiwa
Kata yang tlah lama aku pendam dalam raksa dada...

Tak inginkah engkau

Ayu jangan hanya melihat...
Tak inginkah engkau menjadi nafasku yang senantiasa aku desahkan
Dan yang senantiasa aku haturkan pada kehanyutan malam
Seketika aku ada di dalam kesepian ingin menjamah mimpi

Ayo Jangan hanya tersenyum saja...
Katakanlah dengan jemari jemari tanganmu yang indah
Karena aku tau bibirmu membungkam bunga yang tak mampu bermekar
Dalam tangkainya yang sudah membiru dengan tetesan sang embun..

Jangan hanya mendesah.....
Dan jangan biarkan ramalan ramalan dirimu menyiksa lalu berkata entah
Katakanlah yang sesungguhnya di dalam hatimu
Karena hatiku akan bijak meluapkan segalamu yang berpasrah...

Hasrat

Di teluk hatimu ingin aku berlayar mengarungi lautan yang luas
Serta ku nikmatin indahnya panorama dunia yang nyata
Hingga tak mampu lagi ku berjalan mengikuti arusnya dunia
Selain hanya dengan indahnya kebersamaan dirimu

Di dasar hatimu pula ingin bermandikan air cinta yang indah
Serta ingin aku engkau tenggelamkan di sana sampai usai
Hingga tak mampu lagi aku bangun selain dari kedua tanganmu yang sungguh
Untuk membawaku kepinggir danau yang berpasir....

Namun aku hanyalah pengamin yang belum di doakan
Oleh keinginan yang kau suguhkan oleh dedoamu
Hingga kini aku hanyalah penadah yang setia berharap
Akan sebutan sebutan yang kau sebut setiap saat atas diriku....

Andai saja

Andai saja aku menjadi bintang yang mampu menerangi malam
Mungkin hatiku takkan slalu merintih dengan menyebut nyebut namamu
Namun apalah daya sedangkan aku hanyalah batu hitam
Yang hanya bisa menatapmu dengan kepiluan

Andai saja aku manusia bersayap walau tak sesayap merpati...
Mungkin aku mampu menuju istanamu walau hanya bermain di atas atapnya
Namun apalah daya sedangkan aku adalah manusia mungil yang tak dapat apa apa selain hanya bisa bersuara dan memanggil namamu dalam jarak yang berbeda....

Tak mampu kusebut

Setadah harap aku ingin menyapa dengan namanya
Namun bibirku tak mampu untuk menyebut aksaranya
Nama yang begitu indah dan aksara yang begitu berupa
Bak malika bilkis sang penguasa di jaman sulaiman sang raja

Sekali lagi ingin aku bertanya tanya tentangnya
Namun hati berdetak keras dengan debaranya
Sesekali rupa rupa elok mengutarakan dengan senyumnya
Membuat keterbungkaman yang begitu resah dengan hamparan nadaku

Oooh....
Dengan apakah aku harus mengutarakan bahasaku
Sedanhkan detak debar yang mengayun lepas di dadaku
Kini semakin tak mampu untuk menyebut namanya
Haruskah aku hitung satu persatu Namaku dan Namamu
Atau harus ku bungkam saja sebagai pengabdian rasa.....

Kau Yang Cantik

Mungkin Malam takkan mampu merayumu dengan dinginnya
Hingga menjadikan dirimu berselimut tebal di atas tidurmu
Karena dari bibirmu yang memekarkan bunga memirah
Kulihat mengembun hingga mensyiratkan bahasa basa senja yang indah

Dan Mungkin jua pagi yang menyapa dengam rayuan sinarnya
Takkan mampu pula melunakkan jiwa hatimu yang indah
Karena aku lihat dari matamu cahaya terang yang membinar

Serta Mumgkin daun daun kan iri dengan bahasamu yang sejuk
Seketika angin kau hempaskan dari tiupanmu yang meruah
Hingga mengharumi seluruh alam sejagat jiwa...

Sayatan jiwa

Mungkin aku tercipta sebagai bentuk luka yang dalam
Berharap kesetiaan embun yang sejuk di pagi hari
Dengan setadah doa yang ku sebut sebut atas sebuah nama
Namun semuanya hilang dan sirna di telan masa..

Bagaikan ranting.......
Aku adalah patahan patahan yang kering tiada berair
Mengharap setetes embun dari langit yang hijau
Namun sang mentari mengawalinya dengan sengatannya
Pedih,hampa,pahit, derita hanyabitulah sapuan sapuan angninku yang ada

Oooh rasa yang bernuansa....
Keindahanmu sementara ku pijak lalu rapuh di telan masa
Kau pergi gantikan kenangan yang begitu pedih
Lalu kau tetapkan luka luka yang menyayat jiwa.....

KEPEDIHAN

Dengarlah kisahku ini...
Serumpun pilu kini mengisak isak tangis di ujung malam
Kegelapan semakin memilukan dengan tonggak kisah yang senja
Sesaat terhimpun gelap yang semakin mencekam..
Menutupi panurama panurama mata yang tak biasanya tertutup..

Kau.....
Mengawali kisah kisah di bawah birunya langit yang indah
Lalu kau taburi bening bening hujan hingga tanah yang kering berbasah
Lalu menumbuhi bunga bunga cinta yang memerah
Hingga cemara cemara kesetiaan meninggi tak mengenal lelah
Sepertinya kesetiaanmu mengikat jiwaku yang luruh
Namun setelah semuanya terhibbah oleh kesetiaanku
Kau patahkan dengan beliung angin sejakmu hingg roboh..

Pada waktu ku bertanya...
Kenapa kau hadir dengan bunga cinta yang indah
Kenapa kau datang dengan ribuan kesetiaan yang lapang
Jika semua kau usaikan dengan sebait senyum yang menipis
Lalu pergi meninggalkan kisah kisah sedih dalam jiwaku.....

Rabu, 08 Juni 2016

Aku Dan Sunyi

Di setiap sunyi yang begitu malang di persimpangan gelap
Anak anak rindu selalu merintih rintih dengan keluhan yang pedih
Tentang cinta dan kasih sayang yang terbuang
Tentang cinta dan kasih sayang yang terpendam
Hingga menjadikan kegelapan menjadi limpahan air mata pedih
Yang teramuk oleh kenangan kenangan yang menyala..

Pada Bunda Sunyi yang senantiasa memeluk dingin dengan eratnya kubertanya
Beginikah kesetiaan yang meluruh dalam kenyataan hidup
Yang senantiasa mentakdirkan diri pada jiwa jiwa keluh hingga menjerit
Atau memang kesakralan hidup dalam setiap perjalan harus kuterkatung
Ooooh betapa pedih dan hampa semua kenyataan ini
Kenyataan yang harus aku jalani dan kenyataan yang harus aku jejaki

juga pada Gerimis Pagi aku slalu berkata  tentang air
Yang senantiasa menetes dari kedua mataku yang kosong..
Dan Kapankan air ini berhenti menintakan kisah pedih yang slalu mengukir
Serta kapankan akan berhenti mensyiratkan kisah kisah pedih
Laku Menggantikan kisah kisah indah yang ingin kuraih...
Sementara semua bagai bayang bayang senja sejenak
Lalu hilang di telan gumpalnya asap hingga pekat dan malam tanpa cahaya....

Cerita Pagiku

Dengarlah cerita pagi yang tergores saat ini
Alam yang sangat pekat bahkan mendung semakin menggumpal
Sepertinya muara langit akan menetekas hujan yang lebat
Pada bumi yang malam pada bumi yang gelap pada bumi yang hampa

Sama halnya dengan diri ini yang hanya mampu menadahkan kedua tangan
Tuk di aminkan oleh seseorang sebagai pengabdi dalam kenyataan
Namun semuanya sia sia bagaikan air yang jatuh pada daun talas
Tergelincir dan lepas musnah di telan oleh kenyataan yg malang

Gelap semakin membuta,sunyi semakin tertawa
Sepertinya keduanya sangat senang dengan kenyataan walau begitu pahit
Tak seperti diri ini yang sudah tak mampu lagi dengan kehampaan
Air mata semakin meraja.bagaikan hujan yang menderas pekat.
desah semakin mematah,menyimpulkan hati yang menjerit jerit luka.

Dalam Sepiku

Ku biarkan mendung di mataku menjadi gumpalan hitam yang pekat
Dan meneteskan bening bening hujan pagi yang bergerimis
Sebagai tinta tinta bening yang mensyiratkan kata pada bumi
Tentang hati dan kasetiaan yang masih mengepal di jiwaku

Dan ku biarkan angin berbisik bisik pada dedaunan tentang diriku
Tentang kesunyianku dan tentang kesepianku
Yang sudah lama menyatu menjadi kelambu kelambu hidupku
Sebagai garis takdir yang harus aku jalani ganpa siapapun di sisi

Dan biarlah seruni malam menjadi teman dalam sendiriku
Yang slalu menghibur dalam sepi sunyiku dengan nyanyian nyanyian luruh di kalbu
Tuk melupakan semua kenangan kenangan silam yang senantiasa menyayat hatiku...

Selasa, 07 Juni 2016

HATI YG RINDU

Pada rintihan rintihan waktu yang tak pernah berhenti
Kerinduan slalu memaksaku menyebut nyebut namamu..
Adakah engkau yang di sana sepertiku memetik warna biru
Yang senantiasa menggantungkan diri di atasa langit
Atau hanya akulah sang perindu tanpa arah tujuan lalu membatu

Rintik harapan sepertinya menangis di ujung sunyi tanpa hari
Tangisan malam bergerimis pekat tanpa sang penadah engkau yang rela
Sedangkan hati slalu berhembus tanya di mana aku hatus mencarimu
Untuk melepas kerinduan yang begitu menghajt hati yang pilu...

Sebegitukah engkau pergi bak mentari tak pernah datang kembali
Ooooh......jiwa yang kecil bertautan wadah wajah yang cantik
Tenangkanlah dirimu dalam sapa desahnya yang mungkin di lelah
Biarlah harapanmu bertelengkuk doa dengan sang pencipta
Dia pastinya kan tau dan membaca semua deritamu
Yang kini berbalut rindu rindu padanya yang membeku.......

Senin, 06 Juni 2016

Dalam tanya sang hati

Hanya detik detik pengharapan pada malam yang bertapa
Sebuah kamar kecil telah menunggu keyakinan bagi sang sunyi
Untuk di ijabahkan zikir dengan dedoa yang sungguh sungguh
Di lepas bahasa bahasa yang keluar dari bibir yang membungkam

Siang kan menjadi bahasa sepi tanpa seucappun kata yang keluar
Dari nyaringnya bahasa tentang penyaringan makna
Dan malammpun kan seperti membiasakan sunyinya membungkam
Pada dinding dinding gelapa tanpa cahaya yang terang

Akankah menjadi bagian bagian kebahahiaan hidupku
Yang ingin menapsirkan syiratan syiratan hidup yang menerus
Pada sebuah tubuh tubuh kecilku yang masih mengoreksi diri
Atau memang sudah menjadi perkataan takdir yang memang harus di ijabahkan
Oleh rasa

Entahlah.....
Jika memang demikian,hanya seucap bahasa salam pada fana yang tertinggal
Menuju sebuah torikoh yang harus ku pijak dalam saksi yang berjalan

Sabtu, 04 Juni 2016

Lamunanku

Serupa wajahmu yang cantik di atas bumi yang ku lihat
Berarak awan putih memamirkan indahnya yang anggun
Dengan iringan anginnya yang membawa ke ufuk barat
Lalu berhenti di antara langit langit yang membirukan warnannya yang sejuk

Aku di sini.....
Menatap jelas dengan senyum memeriahkan kata senja
Yang terukir lebam di antara warna warana awan yang memutih
Sementara lamunanku terbang membamu dengan kasih dan sayang...
Sama sekali tiada tersadar di antara tubuhku yang tertinggal
Anak kecil memanggil manggil lincah dengan senyunya.....

Oooh...
Betapa indah rasa yang membawaku pada khayalan
terlukis indah wajahmu yang cantik di awan
Hingga Tak ingin ku beranjak,dan tak ingin aku pergi
Namun dari balik bahasa langit yang menghitutung jarak
Air mata hujan jatuh dengan bahahianya menumbuhkan bunga bunga indah...
Sungguh kau dalam lamunanku yang tak ingin aku tinggalkan dalam waktu

Dalam Diriku

Dlm hatiku.......
sebuah cahaya terang yang bersinar menembus mataku
Yang tak bisa pernah suram dalam sedetikpun
Meski raba raba hampa tidak dapat menggapainya

Di antaranya.......
Sebuah nama yang sangat jelas tak bisa terhapuskan
Bersama detak detak jantung yang tak pernah berhenti tuk berzikir
Menyebut nama namanya yang berasmak jelas tersikap di bibirku

Di Debur darah yang berombak.......
Keras mengalir kehangatan yang bergelombang pada jiwaku
Yang tak perna henti hentinya menyapa tulang tulang yang terangkai indah
Hingga sampai pada ari ari kulit yang membawangin ketipisan jemariku

Jumat, 03 Juni 2016

Kabarkanlah tentangku

Sepeninggalnya gelap yang membiasakan diri dengan malam
Aku masih tidak bisa melupakan kenangan wajahmu yang indah
Walau hanya sepeluweet senyum yang samar di balik kata

Resah pasrah kini mengurungku dalam jala asmara yang tak kau ucap
Dari bibirmu yang tersenyum indah tanpa suara yang mendesah
Kini merantaiku kuat dalam sejak patah menimang waktu yang rekah

Oooh malam yang gelap...
Kabarkanlah dari desas anginmu tentang sebuah sunyi.
Dan katakanlah padanya tentang sebuah hati disini
Yang tak pernah letih memandang rias wajahnya yang indah...
Dan salamkanlah dari dari balik daun yang biru...
Tentang kasih cinta di hatiku...

Aku Slalu menunggumu

Suatu saat engkau akan membaca setiap lafat dan kalimat
yang tak pernah berhenti menyebut nyebut namamu..
Dan kata kataku yang slalu basah dengan tinta air mata
Suatu saat engkau akan mengerti sebuah rahasia hatiku atas dirimu

Lupakanlah dan hilangkanlah halnya mentari yang berbenam
Meninggalkan jejak jejak panas di bumi hingga gersang
Tapi suatu saat engkau kan bertanya kembali
Tentang sebuah rahasia yang tersimpan di dalam hati..

Biarlah.....
Akan aku nikmati bahagiamu di sana tanpa kamu di sini
Dan akan aku teruskan perjalanan ini sebagai perahu kecil
Yang tak pernah berhenti berlayar dengan wajah indahmu
Buakn sebagai kenangan dan bukan sebagai khayalan
Karena aku di sini bahagia sebagai tunggu kecil yang menanti kepulangnmu pada hari esok...

Akankah

Izinkan aku menjadi sebuah tunggu kecil yang dapat engkau rasakan indahnya cinta
Sesekali dalam desahmu mengulum resah pada kisah lama
Dan izinkan aku menjadi muara sejukmu yang senantiasa mengalir deras
Air air kasih penuh sayang
Hingga takkan ada lagi bahasa rindu yang menitikkan kata mengenang kisah lama
Jikapun engkau menerimaku dengan bahasa hayimu yang diam..

Di mataku....
Kini engkau menjadi bahasa hati penuh kasih dan sayang
Yang tak dapat aku abaykan dalam lamanya waktu yang memikat
Dan kini setiap hari hariku dalam kesendirian
Tak ingin beranjak pergi dalam sepi yang slalu menghadirkan dirimu

Entahlah......
Kenapa hati ini slalu mengeluh dalam desah tak sempurna
Ketika raut wajahmu yang begitu indah ku pandang
Dan ketika pula senyum tanpa suaramu kulihat
Sepertinya aluran deras mengalir dalam jiwaku penuh harap....

Akankankah semua itu ku miliki.....
Atau hanya sebatas bahasa senja yang kelam lalu pergi meninggalkan kenangan....?

JIKA

Jika pagi ini engkau aku lihat tersenyum indah menyamakan mentari
Mungkin aku takkan bertanya tanya kepada sang bunga di atas ranting
Tentang raut wajahmu yang indah bak bidadari di mataku
Dan mungkin desah angin yang meneup takkan terkatup di bibirku

Jika pagi ini dapat kau semai benih benih doa dan harapan
Di atas bumi yang gersang tanpa sehelaipun daun di sana yang hijau
Mungkin akulah yang akan mengaminkan lebih dulu sebagai bumi yang berharap
Akan benih benih itu sebagai penumbuh bunga bunga cinta yang indah

Jika pagi ini engkau tak merasakan desah angin yang bersejak sejuk
Pada sehelai daun alismu yang begitu halus bak melati indah
Mungkin akulah awalan yang menjelma angin sejak lewat dari syair pagi
Yang akan membuatmu tersenyum di setiap kuntum bibirmu yang mirah

Namun semua hanya hayal malam dalam mimpi yang indah...
Seketika ku terbangun dari lelapnya mata yang tertutup
Kau tak begitu nyata dalam segala galaku di sini....
Hingga ku kembali bertanya kepada awan yang bergerak lirih
Tantang seraut wajahmu yang bersinar cerah seperti pagi....

Kamis, 02 Juni 2016

Aku berharap Kepadamu

Jika hari ini engkau bisa tersenyum...
Berikanlah sedikit senyum itu untuk kau bagikan pada hati yg sedang kalut ini....
jika kau sedang bahagia izinkanlah walau sesikit kebahahiaan itu aku memilihnya walau hanya sebatas sapa....
kini hatiku resah.kini hatiku pasrah dan kini semua jiwaku yang berjalan sama halnya dengan sebuah perjalanan yang tak menemukan arah ...
jika kau meneteskan air mata bahagia...
izinkanlah pula walau hanya setetes bening untuk ku teguk sebagai pelepas dahaga hati yang pasrah dengan semuanya....

Rabu, 01 Juni 2016

Ku nikmati kesendirian ini

Takkan ada kata kata lagi di setiap malamku
Mungkin halnya langit tanpa rembulan bercahaya
Dan bintangpun gelap dengan awannya yang pekat
Yang mungkin sebentar lagi akan meneteskan deras hujan.

Tak perlu ku ucapkan selamat malam kembali malam ini
Karena angin sudah lebih dulu merangkainya dengan kata kata
Biarlah aku cukup demikian saja menatap tanpa kata

Biarlah derai air mata kan slalu bersamaan dengan tetesan hujan
Yang menderas dari langit gelap tanpa cahaya
Mungkin inilah takdirku yang tak dapat menemuimu tuk selamanya.
Dan akan aku nikmati semuanya walau begitu sakit.
Halnya aku tak pernah tau dan bertemu dengannya....