Rabu, 27 November 2019

Ratapan Sunyi

Ya rob sungguh banyak nikmat yang kau ciptakan di bumi ini
Kau ciptakan sebuah rasa, lalu kau tempatkan di hatiku
Kau ciptakan cinta dan kasih sayang,lalu kau tempelkan kepadaku
Aku engkau jadikan adam di dalam sepi
Lalu kau ciptakan hawa dalam sendirianku
Lalu kau mengambilnya lagi untuk engkau panggil,hingga ku dalam kesunyian kembali 

Ingin rasa untuk mungkar dan marah
Namun ku tak punya kuasa selain hanya meratap kesedihan yang berpalung rindu
Cinta, kini menjadi derita yang berirama sukma.. 
Yang hadir sekedar bayangan lalu hilang di balik hening

Senin, 18 November 2019

titip kata buat anakku

Setitip bahasa buat parjurit hati

Nak:
Wanita hebat itu bukanlah wanita yang melantangkan suara pada seorang suami
Melainkan wanita yang senantiasa berdzikir
Iklas menerima keadaan,halnya sayyidah fatimah pada ali.. 

Nak:
Jadilah wanita kuat,tetapi wanita kuat itu bukanlah wanita yang bisa membantingkan harapan suaminya hingga jauh dari sang kuasa
Melainkan wanita yang kuat itu adalah,dia terus menjaga hatinya dari degup hidup yang memanjakan jiwamu dengan harta dan kekayaan,hingga kau lupa kemaksiatan menjadi gaun penutup tubuhmu.. 

Nak:
Hiduplah dengan kesederhanaan,tidak lebih dan tidak kurang.. 
Bersyukurlah dengan apa yang engkau dapatkan,dan syukurilah ketika ada kelebihan
Dengan memuji alloh yang maha tau.. 
Hidup ini sementara,kematian dan perpisahan tiada yang tau.. 
Teruslah meminta maaf dan pengampunan pada suamimu kelak
Karena dari suami yang solehlah alloh dan rasulnya meridokanmu.

ku titip kata

Setitip bahasa tua yang membingkai tanpa embun

Nak:
Aku titip cinta dalam rasamu,Karena cinta adalah lembaran lembara kertas putih dari sang kuasa
Dan tulislah di dalamnya dengan basa rindu,yang indah
Karena rindu adalah pengingatnya engkau saat aku tiada,
Biarkan air matamu jatuh menjadi tinta yang mengukir
Karena air mata adalah bening cair yang mengalir dari kedua celah matamu.. 
Yang tidak akan bisa di hapus meski terbentur masa... 

Nak :
Janganlah bersedih tanpa kesudahan semata
Dan biarkan kesedihan sesungguhnya tersimpan menjadi jalanmu menuju sang kuasa
Karena hidup tanpa kesedihan,sama halnya kapas lepas dari tangkainya
Terkadang jatuh pada lelembah atau nyangkut di ranting kering tanpa embun

Nak:
Teruslah kau tutupi duka dan lukamu dengan senyum
Karena senyum adalah bahasa halus meski sekat mendera dalam hatimu.. 
Tataplah langit langit yang nyata,Jika matamu mengembun.. 
Yakinlah yang kuasa terus akan membingmu bersama kehangatan cinta yang sesungguhnya
 
Nak:
Teruslah bermunajat tanpa keluh yang meruwah sunyi
Karena dari kedua tanganmulah tuhan akan merahmati semua keinginan dan harapan hingga kita bersama sama lagi di sana
Biarkan degup dadamu mengmbah lautan di pantai menghantam karang.. 
Karena itu adalah tanda tanda kesetian yang mencakar di setiap waktumu

Sanubari cinta

Sanubari cinta... 
Perasaan yang senantiasa tersembunyi di balik kesunyiaan
Dia slalu ingat pada masa yang di lahirkan
Dan membiarkan keangkuhan menjadi manja
Air mata bak hujan yang menghujat bumi 
Pada kegersangan di bait jelata
Dan rindu menjadi anak anak soleh yang terus berdoa dalam kesendirian.. 

Sanubari cinta.... 
Menjadikan bahasa terasing dalam degup keangkuhan kalam di bibir bibir tua
Dia menjadikan senyum meski sakit menyekat
Deraikan ruwah ruang angin yang mengeluh
Dan bahasanya pasir membatu,hingga air liurnyapun menjadi tinta tinta sunyi dalam syairnya.. 

Sanubari cinta.. 
Menjadikan murgana menjadi ruang sekat pengabdian di ranah waktu
Aaaaah.... Cinta cinta.. 
Kau hanya tau menumpuk daun daun rindu yang kering di biduk gersang.. 
Dan kau sepertinya tidak lagi melihat cadas cadas tajam yang menggores...

Minggu, 17 November 2019

Senandung bahasa

Jika hidup ini kita anggap kejam,Ya,memang hidup ini kejam
Jika hidup ini kita anggap pedih,Ya memang hidup ini pedih
Jika hidup ini kita anggap ujian,Ya.,memang hidup ini ujian... 

Dunia bukanlah tempat kota bersenang senang
Karena di dunia ini bukanlah untuk kesenangan
Dunia ini penuh rayuan dan tarian tarian irama. 
Kadang tanpa milodi, tanpa gendang dan suling
Kadang pulang di lengkapi oleh semuanya.. 

Tetapi semua hanyalah pengetahuan dan penyadaran
Supaya kita bersandar pada hati tempat kita bersyukur.. 
Dan melantunkan nyanyian nyanyian alam yang di tiupkan angin sejak langit.. 

Cobaklah tutup mata dasar yang senantiasa nyasar pada segompal angan
Dan bukanlah hati kita tempat cahaya yang membias
Pasti kita akan memaknai hidup kita hanyalah semata dan sementara.

hidup

Jika hidup ini kita anggap kejam,Ya,memang hidup ini kejam
Jika hidup ini kita anggap pedih,Ya memang hidup ini pedih
Jika hidup ini kita anggap ujian,Ya.,memang hidup ini ujian... 

Dunia bukanlah tempat kota bersenang senang
Karena di dunia ini bukanlah untuk kesenangan
Dunia ini penuh rayuan dan tarian tarian irama. 
Kadang tanpa milodi, tanpa gendang dan suling
Kadang pulang di lengkapi oleh semuanya.. 

Tetapi semua hanyalah pengetahuan dan penyadaran
Supaya kita bersandar pada hati tempat kita bersyukur.. 
Dan melantunkan nyanyian nyanyian alam yang di tiupkan angin sejak langit.. 

Cobaklah tutup mata dasar yang senantiasa nyasar pada segompal angan
Dan bukanlah hati kita tempat cahaya yang membias
Pasti kita akan memaknai hidup kita hanyalah semata dan sementara.

Kata kata

Kenapa manusia sering membahas takdir
Sedangkan takdir sendiri sudah lebih awal membahas kita
Dan sudah tau kemana arahnya berkehendak
Dan pula takdir lebih jujur dari pada kita yang mencari takdir.. 

Awal dari kehidupan kita adalah sajak tangis.. 
Seperti ada sebuah kehilangan... 
Namun pada hakikatnya tangis itu adalah tangis suci yang berpadu dengan pentaubatan. 
Takut,sedih,akan tertulisnya warna hitam di atas kain suci yang putih... 

Akankah kita tetap pada rayuan mata dan telingan,serta tangan dan kaki yang melangkah
Bukankah kita punya hati dan paru otak sebagai pengukur untuk kita ukir setelah bumi

Langit tidak slalu malam,dan juang tidak slalu siang.. 
Karena Yang kaya tidak akan selamanya
Yang miskinpun jua tak selamanya
Demikianlah bahasa hidup yang membumi.. 

Sesungguhnya kita adalah anak anak tua yang berjalan di lorong sepi atau di gurun gersang
Untuk menuju keperaduan atau rumah rumah kita
Yang sudah di persiapkan sang maha..

janji kita

Aku mausih alim dengan bahasa bahasa sendumu
Aku masih hafal dengan setiap senyummu
Dan desah mengukir ulu hatiku

Kepergiamu bukanlah sesuatu yang hilang dalam wujut hatiku,melainkan pena kehidupan yang senantiasa menjadi buku harianku... 

Engkau yang menjadi kita... 
Batu batu karang telah kita jejaki
Duri duri waktu telah kita jalani.. 
Namun kita terus ikrar menuju peraduan ilahi

Bahasa kita adalah sumpah langit dan bumi,yang menumbuhkan bunga bunga kasih meski jarak memisahkan.. 
Dengan hujannya ketika musim
Dengan embun ketika pagi.. 

Sungguh bahasa kita,adalah bahasa latin yang senantiasa kita lantunkan hingga akhir sebuah jiwa.. 
Kau,aku,dan kita... 
Yang berusaha sabar menumbuhkan bunga bunga,meski ribuan tangan berusaha mencabutnya.. 

Kau dan aku.. 
Adalah kita bersama bunga bunga yg tidak bisa di pisahkan selamanya..

Sabtu, 27 Juli 2019

Rona Kesetiaan

Datang untuk pergi meninggalkan jejak jejak kasih yang tak pernah terasingkan dari mata

senyummu masih pagi meski kau sendiri sudah berlalu entah tersenyum bersama siapa.
kata katamu masih reka meski sekarang suaramu tak perna ku dengar lagi...
entahlah...
seperti mentari kau datang menyibak pekat
lalu kau pergi dari balik pegunungan cinta yang kau buat..
kau jadikan aku pendaki bukit lalu aku duduk di bawah cemara cinta yang kau tancapkan dari sebuah ranting kepatahan
dan kini aku kembali sendiri di bukit cinta.
menanti, menunggu hembusan anginmu yang kau janjikan
ooh waktu yang menyirat...
dentingkanlah jarummu pada lembah hatinya yang memirah.
kabarkanlah aku di sini tak pernah sia siapa menantinya meski harus terikan dengan tali tali perih yang membalut sunyi

Kerinduan

Sudah waktunya langit rindu meneteskan air mata sedih...
cahaya cinta yang senantiasa mencoret malam di kertas langit..
seperti aksara alfa yang bisa di baca namun tak dapat di kehendak...
waktunya mungkin dunia membungkam lesu
laut takkan lagi bersuara,pantai kekeringan
ombakpun mungkin sudah tak lagi mengecup pasirnya....

Aah..
sepertinya sebentar lagi malam akan mulai melelapkan segala rasa...
burung burung yang kemarin berlalu menuju sebuah ladanga yang memanin kini sudah terdengar jelas
cicitannya sepertinya mulai membahagiakan diri sama teman temannya yang sama terbang mengitari waktu..

andai aku jadi burung.....
entahlah...
barangkali aku hanyalah ruang sepi yang kosong..
selain aku dan tuhan yang senantiasa saling tatap meski kasatku tak melihat

Tanpamu

Malam telah dipertemukan dengan sunyi yang gelap tanpa cahaya
seuwap rasa meresah dari balik bibir diam dalam kerangkanya....
entahlah.....
apakah ini yang di namakan takdir bernyawa
atau takdir serupa tapi tidak sama...
tujuan ingin membangun cinta tanpa ada sedikitpun keruntuhan batu batu yang mencakar..
namun arus dan tujuan seperti air mengalir di tengah persimpangan....
sedangkan selokannya mampu memadahkan untuk sealir hingga ke muara....

Sejadah Cinta

Cinta adalah sejadah di sekumpul doa yang beralaskan rindu penuh tangis
resah barangkali seikat temali yang harus di rasa menjadi pedih tak berpuan
jiwa hanyalah pengemis yang senantiasa berharap namun hambar di petang jalan setap menuju gubuk tua..
yaaah begitulah bagian takdir yang

memang harus aku aminkan..
biarlah air mata menjadi bening bening tak berwadah di atas cadas tak bermuara..
barangkali camar camar sudi menjadikan tegukannya setalh teebang dari kejahuan..

Rela

Sudah lebih dari kegembiraan sebagai permainan cinta yang beraktual pilu dari balik rindu..

biarlah kepergian dan kata akan menjadi manja di buku langit sebagai astrak yang pernah ada meski harus meluahkan air mata.. 


barangkali hujan air mata ini mampu menjadi aliran air pada muara yang meluah hingga menumbuhkan bunga bunga,meski bukan yang di harap..
iyah bagaimana lagi jika memang setapak jalan yang kita gali bersama di penghujung malam tak lagi kita jejaki...
atau  kau jadikan setapak sunyi tanpa suara...

Suara Kepedihan

Segelombang suara menggema dari rengkah malam yang mematang di beranda langit..
tangis adalah nyanyian nyanyian yang biasa di isaratkan gelap..
ketiadaan adalah alif yang mematung di setiap sepiku..
andai malam ini dapat berkata,dan daun daun dapat ku dengar..
ku ajak untuk bercumbu dan saling melepas resah dan gelisah di dadaku..
barangkali sesak yang terus mengusik sebagai pecumbu jiwaku lari tak berteman..

ooh malam yang gelap..
kau senantiasa berjanji sebagai kesetiaan
dengan sunyimu kau senantiasa berkata melepas angin..

aku di sini
aku duduk di tepian ini
aku duduk sendiri
menantimu menyapa dengan rayuan gombalnya
yang senantiasa menjadi penawar gelisah
meski tercabik cabik rongga dadaku di busur suara

Perjalanan Waktu

Aku hanyalah sesosok rasa yang tak pernah henti hentinya berdoa di penghujung langit nan pekat
dan aku hanyalah ruang tunggu yang hitam tanpa cahaya
serta aku hanyalah batu hitam di antara jejak jejak kaki sunyi tanpa sapa..

Demikianlah cerita hidupku..
yang hanya mampu menadahkan tangan pada sang kholik tuk di ijabahkan
memutar tasbih demi kerohmatan yang iklas
meski harus terurai air mata dan luka..

Tanpa Tanya

Dari ranting yang patah menitip salam…
Buat rembulanku katanya
Yang menebar senyum indah melampaui masa..
Sang ranting tetap menunggu
Menuliskan harapannya yang rapuh, luluh dan binasa..
Tetaplah kukenang sang rembulan, katanya, meski sia sia belaka….

Menunduk sang ranting patah, berurai air mata…

Tanyaku

Sudahkah engkau bahagia dalam dekap kesepianku..
dan sudahkan engkau tertawa dalam tangisku
taukah engkau,saat saat yang masih terdesak oleh kerinduan yang ada iyalah kyalan akan dekapan dan pelukanmu
namum, setelah bagaimana engkau membiarkan aku dalam kesunyian yang mamtang di lembah malam
yang hanya mampu aku bersuara desah akan kehadiranmu...

atau aku memang sudah engkau jadikan ranting yang pata di hempas resah dan gelisah yang tak henti hentinya mangaung di ujung pekat..
atau kesengejaan itu ingin menjadikan aku sebagai ruang tunggu yang sunyi tanpa kata..
jika memang demikian...
raup doa yang senantiasa engkau wujutkan barangkali tak sama saat aku bermunajat cinta pada sang pencipta..
untuk bersandar di dadamu atau untuk saling tatap akan rona cinta yang bermuara

Takdir


Bukan aku yang memilihmu tapi takdirlah yang mempertemukanya..

jika kau bertanya kenapa begini maka tanyakanlah pada hati bersihmu
karena aku senantiasa bertanya kepada diriku dalam munajat senja
kenapa harus berulang ulang aku dalam peluk bayangan
sementara engkau tersenyum dan bahagia
dan di sini harus memikul kewajiban cinta dan rindu yang memilukan..

Jumat, 12 Juli 2019

Hanya Aku Dan Tuhan

sudah waktunya langit rindu meneteskan air mata sedih...
cahaya cinta yang senantiasa mencoret malam di kertas langit..
seperti aksara alfa yang bisa di baca namun tak dapat di kehendak...
waktunya mungkin dunia membungkam lesu
laut takkan lagi bersuara,pantai kekeringan
ombakpun mungkin sudah tak lagi mengecup pasirnya....

Aah..
sepertinya sebentar lagi malam akan mulai melelapkan segala rasa...
burung burung yang kemarin berlalu menuju sebuah ladang yang memanin kini sudah terdengar jelas
cicitannya sepertinya mulai membahagiakan diri sama teman temannya yang sama terbang mengitari waktu..

andai aku jadi burung.....
entahlah...
barangkali aku hanyalah ruang sepi yang kosong..
selain aku dan tuhan yang senantiasa saling tatap meski kasatku tak melihat

Rabu, 22 Mei 2019

Cinta Berjarak

Sayang..
Waktu kian menumpuk pada kerinduan yang begitu malang..
Setiada kabarmu sehari,bagaikan cinta tercobak cabik di antara rerimbun semut yang lantang...
Hati hanya mampu bertanya tanya pada derai angin yang dingin
Tentang kerinduan yang meresah di bahu gigil..


Sayang....
Andai engkau tau apa yang ada di dalam derai jantungku yang mendekup
Kau takkan mampu menghapus air matamu tentang cinta dan kerinduan yang ada di dalam hati ini...

Sayang..
Ini bukanlah kata semburat air yang jatuh lalu hilang di terka matahari
Tetapi ini adalah kata hatiku yang slalu takut tuk kehilangan darimu..

Senin, 13 Mei 2019

Aku

Barangkali otakku terlalu kecil untuk memikirkan semua di bumi ini
Namun setidaknya aku sudah berfikir
Barangkali mataku tak cukup untuk melihat semua yang ingin aku lihat
Namun setidaknya aku sudah melihatnya
Langkahku terlalu lemah untuk berjalan menuju satu gunung yang tinggi
Namun setidaknya aku sudah berjalan mempijakinya....

Hati takkan menjadi bintang yang bercahaya di tengah malam yang gelap gulita
Di rimbun persada yang merong rong sunyi
Sesekali awan terus berputar putar dengan birahi gelapnya yang mempekat..

Negeriku

Wahai negeri tercinta..
Negeri yang di dapatkan dari derita..
Negeri yang di dapatkan dari sengsara..
Negeri yang di dapatkan dari darah dan jiwa
Kematian tidaklah menjadi sebuah kerampasan untuk mendapatkanmu
Kami anak anak pejuang malam yang senantiasa menyelinap di kubu kubu lawan
Hingga harus meninggalkan kami sendirian
Meninggalkan kami menuju peperangan
Meninggalkan kami demi masa depan..
Ayah gugur di hempas peluru yang menembus jantunya
Amunisi dan bom membuat bengkak dadanya
Kami diam,kami menangis kami berharap dan kami bertahan...
Demi kesatuan dan kebersamaan negeri ini
Kyai dan ulama,menyatukan diri tidak hanya berdoa
Santri dan remaja kami bersatu terus berkumandang..
Demi kesatuan dan kemerdekaan negeri ini...
Takbir dan suara melotot saling bersahutan
Dzikir dan bom saling berbenturan
Tangis di mana mana, jerit seakan akan mengais paru baru baya.
Itu semua demi satu tujuan..
Indonesia merdeka...

Minggu, 14 April 2019

Mata dan harta

Alloh telah membuka mata hati kita melalui mata dasar kita
Bagaimana dengan mata hati kita
Masihkan percaya dan yakin untuk indonesia sejahtera
Atau mata hati kita sudah buta dan tidak yakin lagi kepada alloh...
Karena sudah mengutamakan kepribadiannya demi kekuasaan...

Jika seorang ulama'memilih pantas menjadi  pejabat.
Maka sangat pantaslah seorang ulama'menjadi pejabat pemerintah..
Mengingat santri dan masyarakat dan putra putranya serta dirinya sendiri menjadi makanan empuk senjata demi kebaikan negara yang berpancasila
Namun ulama'tak ada kesepakatan untuk menjadi dirinya duduk di pemerintahan sebagai pejabat
Melainkan ulama'menginginkan indonesia baik sejahtara untuk masyarakatnya..
Dan para ulama'kembali lagi setelah usai dalam peperangan mengorbankan dirinya dan santri santrinya untuk kembali ke rumah rumah pribadi sebagai pembimbing anak anak bangsa  untuk menuju anak yang baik bagi semuanya..

Dan jika ijtima'ulama'turun tangan atas kepemeperintahan, maka pantaslah seorang ulama'dan wajib kita ikuti sebagai seseorang yang beragama....

Ayo bukalah mata hatinya jangan slalu kita tutup tutupi dengan sehelai kertas yang bertuliskan seratus ribu atau lima puluh ribu
Ingatlah pengurbanan ulama'yang telah sepakat memberikan dan mengecap negara indonesia sebagai negara yang berpancasila

Rabu, 03 April 2019

Bulir bulir air mata

kini pagi meletup kembali, 

menjilat semangat setelah ku rebahkan pada Malam, 

dan kini kembali membakar mataku yang jelang,

 bagai pemimpi malang, yang karam di jantung sungai harapan.

kau telah mengambil bahagia ini dariku,

dan kau tinggalkan pedih perihmu di sini, 

kalau bisa, serahkan juga air mata, serahkan semua kenangannya.

akan aku terima semuanya meski jiwa tak lagi gigih seperti semula

dan kini aku hanya mampu berkaca pada anak sungai meski tak jernih, di mana air mengalir sampai muara, meski tak begitu utuh memberi manfaat bagi tiap likuku yang terlewati.

Renungan

Jika kedua orang tua kita merindukan kita,pulanglah dan bersimpuhlah di hadapannya
Memintalah ampun kepadanya karena doanya segalanya buat kita.
Sebodoh apapun orang tua kita dan sepintar apapun diri kita, maka kita tidak ada apa apanya di hadapannya..

Orang tua berani bohong karena kita,lalu bagaimanah tentang kita
Orang tua kita sakit,dia bilang tidak sakit
orang tua meneteskan air mata,dia pura pura tersenyum..
Orang tua gak punya apa apa,dia berusaha tenang demi kita.
Lalu bagaimana kita kepada orang tua.

Sebaik baiknya anak kepada orang tua,bukanlah harta yang kita beri kepadanya
Melainkan menemaninya setiap harinya
Menenangkannya ketika dia dalam keluhan
Memberikan senyumnya ketika ia dalam penderitaan..

Harta yang kita beri kepadanya sebayak apapun harta yang kita kasik kepadanya
Di bandingkan apa yang telah beliu berikan kita

Renungan

Satu kata sedih dan rindu dari orang tua kita..
Dengan apa kita harus membayarnya..
Dengan hartakah, tidak,karena orang tua kita lebih awal member harta kepada kita
Dengan berdoalah, tidak,karena orang tua telah lebih awal mendoakan kita.

Dari kecil kita slalu di beri apa yang kita inginkan,bahkan orang tua kita slalu berusaha demi kita,biarpun dia harus meneteskan air mata,biarpun dia menderita,bahkan ketika mau sholatpun dia terkadang tidak sholat karena kita, Karena dia slalu berusaha demi anak anaknya
Maka dengan itu harta tidak cukup untuk kita berikan kepada orang tua kita yang dalam kerinduan dan kesedihanya. Melainkan pelukan dan ciuman dari anaknya
Pulanglah dan bersimpuhlah di hadapanya
Karena dialah yang mejkadikan kita manusia dewasa

Tinggalkan hartanya,tinggalkan jabatanya dan tinggalkan pekerjaan kita
Datanglah kepada orang tua kita lalu bersimpuhlah
Karena jabata dan harta kita serta pekerjaan kita
Tidaklah mulia dan barokah tanpanya...

Selasa, 05 Maret 2019

Tentang cinta

Izinkan aku bercerita tentang kita yang menjadi kisah yang abadi
Aku tak ingin semua menjadi sebuah ilusi
Yang hanya bayangmu tak mampu kujumpai
Dan lenyap tanpa kusadari...
Serta hilang tanpa sempat kumiliki
Lalu meninggalkan kenangan yang menghujam di relung hati

Dan Aku tak ingin semua itu menjadi jadi seperti debar debur ombak mematahkan karang di bibir pantai melukiskan harapan di atas batu cadas setelahnya runtuh karena masa telah Mengisap dengan baranya
Lalu tersungkur jauh kedalam pada lembah lembah derita

Harapanku adalah segumpal rasa kita,yang gigih kuat bagai batu meski hitam namun mampu mengekalkan dirinya dengan ruang dan ruas waktu yang tak bisa runtuh oleh zaman..
Bersama zikir dan doa yang maujut di bawah tangan tangan tuhan

Jumat, 15 Februari 2019

Untukmu yang Kurindu

Sayang..
Sehari bagai kegelapan tanpa suara 

dan senyummu
Keindahan malam yang senantiasa kita rasakan dalam rengkuh meski jauh
Tanpa suara dan senyummu bagaikan pesisir tanpa pantai
Yang adahanyalah kekeringan dan gersang tersumut bara

Sayang...
Bagaikan ruas di padang ilalang yang diam tanpa angin yang menerpa
Aku bagaikan kunang kunang yang tak mampu kepakkan kedua sayap sayapku yang ingin hinggap di peraduanmu
Untuk menanyakan sebait kabar disana

Sayang..
Sungguh malam ini kurasa sepi sekali
Dinginnya mencubiti setiap hulu yang berlubang di antara kulit kulit ariku..
Aku hanya bisa mendesah,aku hanya bisa menunduk dan aku hanya bisa diam..
Fb,yang mengawali kita kau kucari sepertinya iapun diam tak memberiku kabar..
Wamu yang aku tunggu meski setegur sapa senyummu yang bias
Kini sepertinya sunyi...

Sayang..
Adakah di sana seperti aku yang bertemu gerhana sunyi yang malam,gelap nan sepi
Merindu berpeluk dengan bayang bayang
Dan bercinta dengan kabar rasa yang diam...

Sayang..
Hadirlah dalam sepiku,datanglah dalam sunyiku
Seperti kemaren malam yang tak pernah berlalu dengan senyum meski kaca telah membendung kita
Namun hati kita sama sama bahagia tanpa terasa

Senin, 28 Januari 2019

Dalam Doa

Sayang... Kematian telah lama menguburmu dalam sepi dan sepi kematian telah lama menidurimu dalam hati hingga tak ada ruang indah dalam setiap jengkal langkahmu selain sunyap sepi

Sayang... bangunlah dari kematian itu,bangkitlah dengan seribu lembaran baru tersenyumlah engkau bak mentari pagi dan bermekarlah engkau bagai bunga melati

Sayang...

percayalah ku serupa gemintang menerbitkan cahaya dalam gelapmu

ku serupa cahaya berluap nur ilahi robbi

telah ku usung engkau dari ribuan doa tidak lagi bermimpi

semuga kau slalu berbahagia kelak dan nanti

Sayang..

.telah ku bisikkan pada angin tentang engkau yang lama bersembunyi dari hari

telah ku syiratkan engkau di hamparan langit tentang masa yang memeluk nanti

yaaah...

tentang bahagia kebersamaan bersama anak anak dan cucu kita yang akan menjadi kepribadian diri dalam waktu

Sayang ....

bahagialah aku slalu ada bersamamu di setiap waktu

Kamis, 17 Januari 2019

Di sini Ada kamu

Sayang...
Aku sedang menata hati
Menyambut lembut takdir yang akan segera mendekatkanmu di sini
Semuga Merindukanmu tak pernah gagal
Dan kepada sepi ingin segera kuucapkan selamat tinggal
Saat waktu t'lah membawa kita pada ruang yang halal.

Sayang....
Cukuplah berdiam diri saja..!
Meski Ketika di kepalamu hadir ribuan luka. Yang Memapar lembar lembar kisah pelukis rona wajah nan indah cerita.
"berbahagialah "
Ku tahu, didalam sana hatimu sedang meronta..
Luka tertikam  buah pena.
Berbagai kenangan tentang cinta
Tapi percayalah sayang
Kini ku slalu ada bersama cemara cinta yang setia
Hingga di haribaan sang kuasa dan menuju syurga

Rabu, 16 Januari 2019

Dalam hayalku

Sayang...
Malam semakin kelam
Lampu lampu semakin mencahaya dalam gelap
Namum semakin buram saat bayanganmu menjelma di kerdip mataku
Awan yang melambung seakan akan semakin membentuk hadir jiwamu

Sayang...
Dalap tatap yang jauh dari balik kesucian hati yang bening
Air mataku jatuh pada bibir sunyi yang diam
Sesaat lenggang jalanmu sedikit demi sedikit menggumpal kembali menjadi kehitaman
Yang di nuwai oleh hembusan angin yang dingin
Sungguh tak terasa,dalam sadarku telah menyapa pada maya yang hayal di kerumunan sunyi

Kehadiranmu

Sudah aku coba membendung malam yang begitu gelap
Dengan rasa yang kelam
Namun sinarmu masih saja menembus celah celah jiwaku

Dan kini rintik hujan semakin mengeras menumbuhi sejuknya malam
Dan menumbuhkan bunga bunga rindu yang begitu merengkuh

Oooh tuhan..
Inikah takdir pecintamu
Takdir hambamu
Dan takdir yang senantiasa di jalanmu
Yang semakin hari seakan akan semakin tak mampu membendung rupa yang begitu indah
Dan logak kata yang begitu menggoda

Ya rab..
Jika ini adalah janjimu
Datangkanlah dalam dekap nyataku
Pulangkanlah pada jiwa yang menunggu
Biarkan hatinya sepertiku,yang slalu tak ingin jauh dari waktu waktu


Pada Siapa

Daun daun sudah mengering,Kertas kertas sudah terbakar,Kini tinggallah daun yang muda sebagai tempat aksara untuk di baca

Tinta tinta sudah mengering,pena semua sudah patah,bahkan sebagian sudah di tong sampah,dan kini hanyalah air hujan sebagai pengganti demi satu huruf dan angka untuk kita

Mata sudah rabun tak melibat jelas,telinga sudah tuli tak mendengar tentang suara suara,meski sangat keras

Kini ku hanya mampu meraba raba demi satu kebaikan..

Ya alloh semuga hari esok embunmu masih kau taburkan kebumi kami

Sebagai tanda sejuk dalam kepanasan dalam kegersangan yang kini melanda di dadaku..

Kesendirianku

yang satu jauh melambung mencari angin dan ingin berkiprah mencari kebaikan

karena baginya yang sudah di temukan masih kurang baik

dan yang satunya juga ingin pergi untuk kembali kesarangnya sebagai burung kecil dan mengadu pada induknya

entahlah aku tak tau apa yang ada dalam fikiranya

sedangkan aku hanyala tubuh kecil yang mampu mengaminkan dari segala apa yang di berikan tuhan

serta aku hanyalah pemuhon dan pendoa yang berusaha berdiri dengan semangat

jika semua sudah menjadi akhir dalam hidup

biarlah,mungkin itu adalah bagian dari hidupku untuk berjalan mencari ridho

Harapanku

Waktu barangkali milik kita yg sama sama di bawah langit di atas bumi tuhan..
tak ada petunjuk lagi dari apa yang ku serap dari hadirnya sang bidadari mimpi
selain kutemukan secercah harapan dan ridhonya
kini tinggalah waktu bagaimana cara waktu memutar jarumnya pada titik henti tentang kita...
sedangkan kita sendiri masih bangga dengan jarak yang hanya mengepak kerinduan....

wahai mimpi yang indah...
hadirkanlah pula keindahan yang berpuan nyata pada keroncong iman dalam hati...
meski jauh tak dapat ku gapai...
setidaknya engkau datangkan dia sebagai ruang tungguku yang mengiyakan tuk kekuatan iman

Cinta

Cinta begitu fana di antara tandus dan gersangnya dunia

kau ciptakan angin dengan tiupan yang kau siul sendiri hingga bunga bunga itu indah

kau lembutkan bait bait rasa dengan tak sama sekali memberi tanda petik namun bagiku semua itu adalah fana

seketika aku mati kau akan melupakan atau hanya di jadikan kenangam sebagai koran masa lalu di dalam tong sampah..

dan aku hanyalah jelata yang berharap rimbun doa di dalam permainan malaikat yang senantiasa membanding bandingkan amal baik dan jelek... 

jangan kau cintai aku sebagai fana yang memorak morandakan hidupku kelak dalam satu perjalanan panjang

cintailah aku sebagai pendoa yang slalu berharap ridho sang pencipta

hingga sampai di sana kita kan slalu bersama sama

Aku Merindukanmu

Aku merindukan kata kata seakarap angin dan pepohonan
yang melambai lambaikan daunnya penuh kesejukan 
barangkali di dalamnya ada cerita yang mampu aku petik sebagai bunga indah..

Aku merindukan senyuman seakrap matahari menyalami pagi dengan ceriyanya
yang di iringi burung burung berkicau di atas ranting,sejak  semalam telah habiskan lelah dengan mimpi mimpinya

Aku merindukanmu seperti biasa tak mengenal malam dan gelap 
bahkan lelahpun terabaikan oleh kisah kisah kita yang sama sama memetik buah hati
seperti biasa aku sangat merindukanmu
seperti biasa aku slalu berharap ada kata katamu hingga ku dengar lagi tagihan tagihan rindu meski tak ada kata cinta
karena bagiku itu sudah cukup dengan bahasa hati

Dua Nama

Di pohon yang tak berbuah

ku tulis engkau sebagai kenangan

tentang bunga bunga yang indah 

dan tentang mekarnya bahkan saat sari sarinya 

yang mulai memaniskan diri di atas rantingnya...

Di atas pohon itulah,bunga bermekaran tanpa musim

bahkan tak mengenal teriknya matahari yang menyengat

hingga daun daunnya tak terhitung meski harus jatuh kebumi

Di atas pohon itulah dua nama terikat tanpa satupun orang yang tau

dengan atas nama bunga,kutuliskan cinta kita yang memirah indah dan mempesona

meski kita seakan jauh tak mengenal kembali atas diri sendiri

tapi atas nama cinta,aku telah menempatkan pada sebuah pohon yang indah

yang kita namai pohon itu adalah pohon kehidupan,hingga hayat mengambil diri kita meski tak harus bersama

namun pastinya kita akan berjumpa di hadapan sang pencipta...


Kau

Sesungguhnya wanita yang tangguh itu bukannya karena ada lelaki yang slalu ada buatnya
Dan ada seorang lelaki yang slalu berkata jangan pernah engkau hiraukan yang lainnya
Dan ada seorang lelaki yang slalu hidup mendampinginya
Tetap wanita yang tangguh itu tak pernah memudar tekatnya karena alloh
Dan slalu merasa kekurangan dalam dirinya tentang ketakwaan dan musyhaf baiknya kepada alloh.. 
Karena di sanalah ketangguhan seorang wanita dalam hidup,semata mata karena alloh.
Dan wanita itulah yang senantiasa di rindui syurga tiap waktunya...

Oooh engkau wanita syurga..

Jika telah terbangun rumahmu di sana yang beristana

Izinkanlah aku meski hanya duduk sebentar saja di terasnya

Dan jika kemegahan istanamu telah selesai kau hiasi dengan mutiara kalam ilahi

Izinkanlah aku masyuk sesukamu,kau temoatkan di mana

Barangkali dengan menatap dinding dinding rohmat dan hiasan hiasan zdikirmu yang bermutiara,ku dapat merasakan jua kesejukannya..

(Amiiin)

Rindu Dan Sunyi

Ingin rasanya aku dengar suaramu,walau hanya seucap kata iya atau tidak,
Untuk Hanya sekedar redakan rinduku yang menerkam jiwaku.
Memang Aku tau kau takkan bisa bersamaku seperti dulu yang terikat janji
Karena di sampingmu ada penggantiku,barangkali lebih dari pada aku yang sekedar bersamamu.

Taukah engkau tentang aku yang merasa sepi,iyalah saat saat engkau tak lagi ada di sampingku seperti dulu,yang senantiasa menyulam kata dan berbahasa kasta yang senantiasa di iringi dedoa. Tapi aku bahagia dengan semua yang kau pilih,tidak lagi aku,barangkali kau lebih bahagia dari pada bersamaku.

Dan sunyi ini sudah menjadi temanku dalam kepergianmu Sunyi slalu bersamaku menggantikanmu,meski kadang aku marah dan berkata pergilah wahai sunyi Jangan kau kembali sunyi tolonglah jangan menghantui Ku ingin kau berhenti membuatku sedih ~ Namun sunyi slalu menyamarkan diri di balik temali malam yang sepi

Keindahan

Jika kau bunga izinkanlah aku menjadi tangkainya
Lalu aku tumbuhi setiap titik titik rahasia duri duri penjaga demi kebahagian kita

Jika engkau tanah, izinkanlah aku batunya sebagai kekuatan menjadi anak anak gunung yang di tubuhi bunga bunga rohmat penuh kehijawan

Jika kau air, izinkanlah aku menjadi sungainya yang memanjang lalu kau dapat mengalir dengan tenangnya menuju muara muara kisah penuh kasih di perjalanan hingga sampai pada batas batas waktu yang di tentukan tuhan.

Jika kau tak sudi,barangkali aku berbahagia karena dapat mengenal keindahan dirimu yang bersapa santun penuh senyuman yang menoreh di kedua bibirmu yang memirah
Barangkali itulah kebahagiaan yang dapat ku nikmati dari alloh yang di sisipkan kepadamu..

Di sini ada sebuah keindahan

sayang selangkah kau akan masuk pada sebuah hati yang kau namai gubuk teduh
Disini anginnya sejuk tanpa ada siapa siapa
Hanya burung burung rindu yang tak lagi mencuit
Ayolah kawan sejengkal lagi kau akan membuka sebuah pintu yang tertuliskan cinta
Disana tak ada pedih dan luka bahkan sedikit goresanpun kau takkan menemukannya
Namun perlu kau tau
Didalam yang ada hanyalah kegelapan tanpa cahaya karena kosong
Sumutlah lentera lentara kecil yang sudah mati itu
Barangkali dialah yang kau namai lilin kehidupan tanpa henti

Ayolah kawan, tegarkan jiwamu dengan semangat tanpa harus ada keluhan masa
Hidupmu akan berarti sesekali kau akan masuk kedalamnya.. 
Karena di sana ada air air kehidupan tanpa sumber serta makanan makanan yang jarang engkau temui
Dan ingatlah kawan,sekali kau sampai kedalam,tutuplah rapat rapat pintu itu dan jangan kau sesekali membukanya meski itu temanmu
Karena pintu itu mudah terbuka demi satu perumpamaan yang indah..?


Andai

Melihat kenaturalannya fenomena menyejukkan meski sejenak
andai pelabuhan kelak dapat ku labuhi akan ku bangun gubah gubah cinta yang tiada sama dengan pelabuhan lainnya
karena dari kenaturannya sangat meneduhkan

sungguh di binar matanya yang begitu mengaduhkan segala cerita yang tertulis
ingin sekali kali aku membacanya walau sejenak
barangkali ribuan makna aku dapati tentang sebuah masa yang panjang
Yang mengedepankan suatu keabadian cinta pada sang maha....

Ah Hanya andai andai saja,tidak lebih berharap pada setetes hujan di musim panas...
yang tak mungkin jatuh meski di doakan tanpa rohmat yang di iakan tuhan.....

Selasa, 15 Januari 2019

Untuk Sebuah Hati

Sabarlah wahai hati jangan bersedih 
Biarkan iramanya melirik lagu hujan yang bernyanyi
Kan engkau sendiri yang berkata kalau hidup adalah perjalanan yang belum pasti walau seakan nyata.

Wahai hati...
Tebarkanlah kebahagiaan dalam sulaman sulaman bahasa
Hingga bermanfaat bagi semua yang membaca
Jangan lagi sedih dan merasa jatuh
Kan kamu sendiri yang bilang
Jika aku sudah pergi meninggalkan kamu (jiwa)pasti kau tak lagi serupa dan takkan mengenali aku lagi.

Wahai hati.....
Sebelum kau pergi meninggalkan jiwa ini,marilah sadarkan setiap perjalanan ,damai kan dirimu dengan asa yang menebar,biarkan rasa sakit,lara,paruh,membungkusnya,
Kan kamu sendiri yang bilang 
Kalau kita hanya untuk tuhan.dan semuanya akan di kembalikan kepadanya


Bening Matamu

Sayang.... 
Kulihat matamu,sepertinya ada bening bening yang mau jatuh dari celahnya,sepertinya kau ingin menyiratkan sebuah bahasa lirih... Adakah bahasa itu sedih yang menyentuh bumi atau menghitamkan langit hingga hujan..? 
Dan di binar matamupun tak secerah matahari pagi sesudahnya embun jatuh.....

wahai pesona mata yang indah kenapa kecerahan itu seakan akan tak kutemukan lagi di sana..? 
Ayo tersenyumlah sayang,bagaikan mawar di atas ranting...
biarlah masa itu berjalan dengan waktu yang lalu.. 
Lepaskan semua itu,Rajutlah masa depan yang indah,karena alloh slalu memberikan kebahagiaan bagi yang menuju


Salam Rindu

Saat dirimu yang jauh,hanya memberi sapamu
Namun mampu lahirkan rindu ku yang membiru
Kenapa disetiap kata rindu yang bergetar dari bibirku semakin adanya kamu
Akupun tidak tau,bahkan getar getar ini sepertinya menyumbuh senyummu
Dan tak ingin ku persembahkan selain hanya kupersembahkan kepadamu
Dan aku percaya,
Barangkali Karena doamu, selalu menggetar di relung jiwaku.
Selamat pagi Dinda
Salam penuh mesra
dalam relung jiwa