Sabtu, 26 Agustus 2017

Peminpin jiwa

hai hati yang tidur...
kapankah engkau akan bangun lalu menundukkan diri pada sang kholiq
taukah engkau,badan ini sudah rapuh yang kau tempati, jiwa ini sudah renta yang kau tiduri...
bangunlah,karena sebentar saja bumi jiwa ini akan menyatu dengan asalnya
darah akan menjadi air,
kulit akan menjadi debu,bulu akan menjadi kanfas, dan dagingpun akan menjadi tanah gersang yang hanya membutuhkan hujan.

hai hati yang tidur...
jangan biar kan teman teman setiamu yang du namai nafsu berjalan tanpa tujuan melangkah tanpa arah, hingga duduk dengan bangganya bermasa syetan syetan yang berkumandang.
bangunlah, arahkan dia tegaskan dia. karena engkaulah yang hanya mampu membimbingnya  hingga sampai di hadapan sang kuasa.

Jeritan Hati

lautan tak harus menjadi air mata yang memirah dengan warnanya
tetapi air mata harus menyatu dengan lautan yang mewarnakan beningnya hingga berdarah..

angin tak tak harus berhembus pada pepohonan yang hijau daunnya hingga menjadikan ranting ranting kering tanpa air
tetapi jiwa harus berkeluh dosa pada sang maut yang menanti untuk suluh pati pada sang kuasa

rekah retak bertatih tatih pada jalan setapak yang di nyanyikan rumput di padang tandus
hingga sang hati mengiramakan debar pada bongkah batu di pohon sunyi...

ya hayyyu ya qoyyum .....
bangunkanlah hati yang tertidur di tandusnya badan yang kering tanpa siraman rohmat

ya ahlus sama'......
aku adalah bumi berharap embun dalam pagi
aku berharap cahaya dalam gelap
meski mataku tau terangnya dunia.....

Kamis, 17 Agustus 2017

Untukmu


aku tak ingin ada air mata mengalir di kerdip matamu
dan aku ingin slalu melihat senyum bibir manismu
biarkan masa tenggelam dalam lautan yang slalu memedih
karena aku kan slalu ada buatmu dan dalam desah kepedihanmu
sabarlah sayang dan tenanglah, jangan kau taburi kepedihan kepedihan itu lagi
aku tak ingin mendengar dan kesah yang menyirat hatimu....
percayalah aku slalu ada buatmu untuk selamanya.......
takkan ku biarkan sentuhan pedih meleleh bagai bara di setiap jiwamu
dan takkan ku biarkan luka lukamu membekak tanpa sapa
percayalah aku slalu ada buatmu dan aku slalu untukmu....

Selasa, 08 Agustus 2017

Renungan


belajar memperdulikan sikap orang lain itu adalah wajib
jangan karena dengan adanya titik kebosanan kita ingin menjauh pada yang dekat
itu adalah pencelaan pada sang pemberi
karena setiap apa yang ada pada diri kita adalah ujian.
jelek, bagus, biasa, puruk, dan keterpurukan, yang kita lihat.belum tentu semua itu menjadi kejelekan pada setiap kita rasakan atau kita pandang
melainkan semua harus kita kembalikan kepada yang telah menciptakan.
jangan pernah kita berfikir bahwa hidup ini adalah indah.
karena keindahan di miliki bagi orang yang merasakan atau yang sudah mengerti apa itu indah
bisa saja dalam kesendirian itu indah, bisa saja dalam kesunyian itu indah.
karena keindahan adalah milik sang pribadi bukan di miliki satu sama lain.
betapa bodohnya diri ini telah mengikrarkan hidup yang semestinya dalam kehidupan
jika dalam perjalanan waktu berhenti
betapa egonya diri ini bersemangat mencari kebahagiaan dunia, sedangkan akhiratnya yang haq dan yang wajib kita meninggalkannya.
hidup hanya sementara,perjuangan hanya sesaat sebelum kita di kembalikan kepadanya

Senin, 07 Agustus 2017

Masih tersimpan

 masih tersimpan di puri kenangan
Yang belum lekas meluap hilang dalam kelopak mata
Tak berdaya karena tak dapat menbenci
Tak mampu karena tak dapat melupakannya
Tak kuat karenan sebuah nama yang tersirat
Getir pahit melandanda bagai lautan mematahkan sunyi di peraduan
Angin tak lagi menyanyup desah,ia mematahkan ranting ranting berbunga....
Kepahitan penderitaraan masih tak di temukan semangkok obat walau hanya setetes hujan yang menyejuk

Kamis, 03 Agustus 2017

Renungan

Tentunya di setiap hati manusia banyak yang menginginkan keindahan terutama di akhirat yang di namai kekal tak akan berubah selamanya..
Namun kenapa yang di incar kesenangan dunia yang hanya sementara dan lalu hingga lupa akan sebuah akhir dari taobat.
Dan menyia nyiakan waktu yang sudah di waktukan untuk kita.......?
Dunia hanya belayan sementara dan ketika kita mati meninggalkan sebuah dunia,lalu apa yang dapatkan. Duniakah, hartakah, tentunya hanya sebuah amal kebaikan yang tidak harus dengan sebuah dunia.melaikan sebuah perbuatan yang baik untuk semuanya....
Baik kita berbondong bondong mengicar dunia, harta, tahta yang di namai suatu kekayaan
Namun betapa nitanya jiwa yang telah hidup, kalau hanya mati dengan belayan belayan nafsu yang di kirai akan menuju ketenangan.
Dan betapa bodohnya hidup kita hingga harus menggaidaikan keimanan dan diri kita yang di namai hamba tuhan. Jika harus keluar dari fitrohnya