Senin, 25 Juli 2016

Engkau yang menghilang

Aku mencarimu di batas khayal yang membentang
Sesaat kabut tebal menutup rumbun rumbun ilalang
Namun engkau menghilang di antara lentera cahaya
Sesaat sumbuh sumbuh kecil mulai menggulap

Dalam malam....
Angin meraba raba dengan lembutnya pada dedaunan yang jatuh
Sedangkan tangkainya tertinggal di antara ranting yang kokoh
Entah kenapa dan ada apa.sedemikian bahasanya angin yang meniup

Oooh malam.....
Sebeginikah cerita suram yang di iringi gelapnya mata
Atau pantawanku saja sudah tak berindra di antara cahaya
Atau memang aku sudah tak dapat lagi untuk berharap
Akan indahnya bahasa cinta yang ingin aku raih
Walau seteguk bahasa

Malam

Malam tiada bercahaya,gelap berselubung luka
Kepedihan selalu menghantar rasa rasa yang perih
Yang senantiasa hadirkan bayang bayangnya
Dengan ribuan rintik rintik air mata langit yang menghujam

Malam semakin gelap.jiwa jiwa yang lelah hilang tiada berkata
Namun dari balik jeruji gelap yang terpagar sunyi
Aku yang sendiri tebrhimpit puing puing kàsih yang hilang
Terbukul derita yang menyempurnakan diri dengan detaknya
Rasanya tak sanggup dengan kenyataan yang harus ku bawa

Ooh malam yang gelap tiada berwarna
Hilangkanlah aku walau hanya dari balik daun petangnya
Biarkan jiwaku lelap seperti anak burung yang lelah
Supaya mampu lagi untuk esok hari aku  pikul beban kini.

Dalam doa

Ya allah....
Hanya kepadamu aku menadah dari segala harapan yang patah
Untuk dapat kembali utuh seperti halnya yang sudah sudah

Ya allah...
Lelah jiwaku pasrah dengan segala yang berpijak dalam diri
Tentang cinta dan harapan yang terbuang gerah tak pasti
Tentang kasih dan sayang yang menghilang tak ku temukan
Hanya kepadamulah aku berharap dan menadah dari segalanya

Ya alllah....
Pedih dan perih sepertinya tak usai usainya menyayat nyayat
Pada selarik hati yang kau titipkan dalam jiwa ini
Pilu seakan akan dalam hidup tak menemukan arti
Bagaikan muara tak berujung ttiada menemukan laut
Selain hanya kepadamulah aku menadah.

Rinduku

Kenapa masih ada yang tak ku mengerti tentang rindu
Sedangkan kabut di kepalaku senantiasa mendung dan kelabu
Bahkan kini gelap menutup segala mataku

Kau yang hilang di telan pekatnya dan gelapnya kabut
Namun angin di telingaku mendesau gemetar.Jauh menancap dalam dadaku

Apakah ini yang di namakan cinta yang begitu lekat
Seintim daun daun dan embun tapi pada waktu yang bisu
Ataukah panorama jiwaku saja yang sebegitu tentanya

Ooh cinta....
Begitu rahasianya engkau yang tergipta di jiwa
Hingga hati bertanya tanya entah pada siapa daun bercinta
Sedangkan pada anginpun saja yang membawanya
Iya akan hanya menjatuhkan saja lalu di bumi tempat bersimpuhnya

Tanyaku

Oooh...
Akankah malam akan mengantarku pulang pada bagahagiaku
Sedangkan lebat air hujan masih tak henti hentinya dari mataku
Yang di iringi suara gemuruh guntur jantungku

Entah sampai kapankah semua ini akan berahir
Seperti semula yang baru di sempurnakan sejak sejak dulu
Akankah arah dapat aku temukan sesusai hujan ini
Sedangkan jalan jalan setapakpun hilang menjadi anak sungai yang berair

Ingin sekali aku sambut pagi  dengan selaksa yang memulai hari
Dan kuraih nikmat doa doa serta restu cinta yang indah
Namun sepertinya kesuraman terus membujur dalam mataku...
Hingga memekatkan dalam kenyataan hidup penuh pilu