Senin, 09 September 2013

Kecupan Malam

Kasih..........
Saat malam mengecup sunyi
muara hati mengalir sangat sepi
hingga tanduhan tanpak menanah perih

pada luka yang dalam di lembah hati

Kasih.........
 Di dermaga sunyi,slalu ku cumbui
 air yang mengalir pada bibir bibir  luka
 yang tersayat oleh sapa manis senyum bibirmu
yang slalu mengenang di lembah lembah  hatiku

Kasih.........
Perahu kecilku tak temukan tanduh
hingga tenggelam dan terbentur arus
mengharap ketolomgan seikat tali kecil
 untuk berlayar kembali pada samudera hati


Bintang Kesepian


Setenang air laut yang membiru
mengenakan baju kenangan yang indah
hingga melilit di pantai bermain dengan ombak

kau masih membeku dalam lukisan lukisan hati biruku

Seucap sapa angin kepada daun
mengutarakan cinta membisikkan rasa
tentang indahnya asmara bertemu jingga
tentang dalamnya cinta yang memaku di dada

Namun segelincir hati mengenang pilu
saat sang bintang meratap sunyinya malam
untuk harap bertemu hadirnya sang rembulan
hingga pekat sinarnya menutup mata yang kelam

Tak Mampuku Mengejarmu



Seperti matahari meninggalkan jejak panas
pada tanah yang kering dan tandus hingga gersang
 kau hilang di telan awan hingga malampau membujur petang
 dan menutup mata mata langit yang aku panandang

 Sapamu angin,kulihat berhembus di dedaunan

 menggoyangkan pepohonan hingga patah
sedangkan rantingnya jatuh di pori pori bumi hingga kering
namun semua itu masih tak kau rasakan seperti hatiku yang merasa

Tiada kesempurnaan hidup yang ku jalani
memapari jalan melintasi lautan hingga letihku
menites peluh peluh kebencian pada mentari teruntuk awan

Bukti Kesetiaanku Padamu


Sayang......
Lihatlah anging yang menyimak malam
dengan kuatnya membentur dinding langit
 serta menguray rasa pada gumpalan awan hitam

hingga hantarkan pagi tuk sinaran yang terang
semua itu adalah tanda tanda kesetiaanku padamu

Sayang.......
Lihatlah malam yang merebah dingin
dan daun merambay rambay di atas pohon
hingga gemuruhnya hantarkan desah panjang
semua itu adalah kesetiaan cinta putihku padamu
yang tak akan pernah runtuh walau terhimpit waktu

Sayang........
Lihatlah gemintang yang berkedip di langit
yang menyuwarakan sinar sinarnya yang indah
 dan terkadang di lindas oleh segumpal awan putih
hingga bening air mataku mendidih di pipi alam
 disanalah aku selalu meratapimu dengan kesendiran

Kesetiaan Untuk Shahabat

Shobatku.......

Usaplah deras bening air matamu
dan lihatlah langit yang membentang malam
banyak sekali gemintang bertaburan
meratapmu penuh dengan seribu impian

Shobatku.......
Hempaskanlah sedihmu yang dalam 
pada kuncup kuncup bunga malam
yang ku rangkai indah dengan lentik jemariku
duduklah  disana harumnya insya allah
akan menyibak keharusan hati sepimu 
menjadi sejuta impian yang nyata

Shobatku......
Bangunlah dari mimpi tidurmu
kalau keindahannya takkan menjadi nyata
dan buatlah mimpi baru bersamaku
aku masih setia menemanimu
sampai akhir waktuku

Sabtu, 07 September 2013

Akhir Sebuah Cinta

Saat senja berlabuh sirnakan fajar
lalu menjemput malam menghiasi alam

Disanalah aku duduk bersama gemintang
menanti  purnama yang akan datang

Kelam ku dibaluti kesunyian
serta diringi titisan sang hujan
namun rembulan seakan tak mengerti 
dengan semua rintihan dan perasaan

Kini irama syahdu berkumandang
 terhiris sebuah kelukaan yang mendalam
Mengenang kesetiaan dan cinta serta kejujuran
kini di balasi dengan seribu ribu persoalan

Biarlah Pena mengukir kata
Menutup tirai cinta yang pudar
bersama luka membawa kenangan 
Mengungkap mamfaat dalam hubungan

Goresan Pilu


Sayang...
Andai bisa hati mentafsir mimpi
Aku kan berlari mengejar memori hati
Menyimpul kasih jalinan kisah suci
Membakar jiwa yang sangat berarti
pada hamparan langit dan bumi

Tapi sayang
Mimpi hanya mainan malam
yang berendap endap Berlalu pergi
Tatkala fajar menghulur pagi
Menghurai makna di kamar hati
Menemani diri menangisi sepi

Sayang...
Kenapa ikatan cinta kita 
yang sekian lama kita kuatkan
kini  pudar seakan di mamah oleh usia
lalu putus hingga meraih bencana jiwa
 
Kini kutahu dinginnya kasihmu
sayup kudengar dari kelopak bibir
yang memekar keluh pada tatapan mataku
lalu kau hilang seakan termakan waktu

Pasrahku

Rinduku tak bertepi 

hiasi malam mengitari bumi
bagai hempaskan ombak menyapu sunyi
dengen kesendirian tak  kutemukan arah pasti

 Kini angin menyulam rasa 
dengan dingin yang menyaup sepi
hingga hamparan malam membuka sunyi 
pada rongga hati yang terunduk diri

 kesendirianku tak berarti
 memaknai cahaya cinta di hati
 dengan resah kupasrahkan jiwa ini
pada hamparan malam yang sangat sunyi

Aku Iklas


Relaku bersama gemintang tak teratap
dalam malam menyinari bumi tampa cahaya
biarpun angin hempaskan rasa dingin pada tubuh
 aku akan bertahan dengan sinar cinta yang mendala


Relaku kadang jatuh pada pepohonan
lalu membungkus di buahnya yang memirah
hingga pagi datang dengan rasa hangat ingin memetik
namun aku akan bertahan hingga malam nanti akan datang

Biarlah relaku nanti akan menjadi kisah
sebuah harapan yang matang tak terwujud
menemui senja hingga siang dan malam tak ada
serta kain putih menutupi menjadi salinan jiwaku yang luka

Itu Semua hanya untukmu dan untukmu teruray untukmu

Syahabatku


Shobat...........
Mengapa kau biarkan tetes air mata
 mengalir dari langit matamu yang bening

sehingga membasahi bumi hatimu dengan lebat
sehingga rumah rumah hatimu terbenam

Shobat............
Hapuslah,lihatlah sungai hatiku masih sanggup
untuk memandikan tubuh cintamu yang indah dan halus
dan sungai ini memang selalu ku aliri pada ladang hatimu
supaya rumput jiwamu indah seperti dulu

Shobat..........
Biarlah semuanya usai termakan waktu
berlabuh bagai mentari menari lalu tenggelam
hanya meninggalkan jejak panas yang mendalam
pada bumi jiwa hatimu yang kini sudah gersang

Shobat.........
Biarlah aku yang menyirami kegersangan itu
dengan berupaya dan seribu doa pada sang kuasa
untuk keindahan taman bunga hatimu yang kini kering

Mengapa


Mengapa ombak kau sampaikan pada angin
hingga menerjang batu batu karang di lautan
lalu kau tersenyum kesiangan seakan tak berarti

mengapa kau patahkan ranting yang kokoh
 sedangkan daunnya masih membiru seperti langit

kalau hanya untuk meratapi dan berpejam tak mengerti

Atau haruskah aku katakan pada sehelay daun
yang kini jatuh tergeletak diantara batu batu tajam
supaya kau mengerti cakra yang ada dalam hati

Adakah Engkau Mencintaiku


Saat aku mencintaimu dengan tulus
 ialah gerimis kecil yang menetes dari mataku
untuk menyirami bumi hati dan jiwa yang kering
sehingga tak ada lagi kegersangan yang merobek

Adakah engkau balaskan semua itu
hingga menjadikan pelangi di ujung senja nanti
penuh indah dan mewarnai langit jiwa
dengan ikatan kasih sayang yang dalam

Atau angin yang berhempus mesra
pada dedaunan yang biru lalu meluluh
pada bunga bunga mekar di taman hatimu
sehingga asaku terbang terhanyut
dalam bayang bayang rindu

Biarkan Aku Bercerita


Biarkan malam bercerita pagi untuk di kenang
karna kesunyian tak tertatap oleh sang rembulan
yang selalu menyinari saat datang kepekatan

 Biarlah bintang meratap bumi dengan sedih

karna merajud seribu impian yang terhalang
oleh segumpal awan hitam yang melekat

Dan biarlah pula deru angin mematahkan
ranting ranting di atas pohon yang rindang
serta jatuhkan daun daun yang membiru
karna semuanya sudah usai dan takkan bersatu

Hanya Mimpi


Ku terhanyut dalam hening pagi
 Bersama bayang bayangmu yang tak pasti

Sesaat senyum malam melewati jiwa yang sepi
Terengah aku sendiri

Desir angin memegang kuncup bunga pagi
Dan melambay lambaykan dedaunan di atas pohon
Hingga terbangkan harum bunga melati yang sejuk
Pada rasa jiwa hatiku yang terunduk

Pagiku terjaga,lalu asaku lari mengejarnya
Namun hilang Ia sudah di telan hangatnya sang mentari
Yang memadati bumi bumi jiwa sepiku
Sayang semuanya sebatas mimpi malam

Selasa, 03 September 2013

Aku Tetap Mencintaimu


Diantara gelombang ombak yang menghantam
 batu batu karang di dalam lautan yang biru
disanalah aku berada mencarimu seperti dulu
 dengan cinta dan kesetiaanku yang membiru


Dari dasarnya laut yang bergelombang
 hingga menjadikan bencana bencana amarah
yang sangat menentang hati dan jiwa
disanalah aku duduk merintih dan menangis
mengisikan hari yang sepi dengan kepergianmu

 Saat angin bergelombang membawa air laut
 lalu melup dan menindih pasir pasir di pantai
 disana pula suaraku memanggil nama namamu
 yang selalu terukir indah
di setiap dinding hatiku

Namun Kau tak pernah tahu
kalau semuanya itu adalah aku
yang sangat merinduimu

Makna Mati


seperti awan yang indah kulihat di langit
penuh dengan lukisan yang bermakna
mewarnai setiap mata yang melihatnya
namun kau menghilang di terpa angin

 Setiap lentik kata katamu kumaknai

di atas pohon kerinduanku yang dalam
 namun semua itu hanyalah sapa angin
yang memetik bunga mirah lalu kau buang

Teganya Dirimu


Malam mulai hanyut
di atas langit tak bersinar
 petangnya menghinggapi 
raut wajah langit yang biru
 hingga tak tertampak
ulasan
yang sangat indah dan menanar
 pada mata kecilku yang melolot mencarinya

Malam semakin larut
dan petangnya sangat memekat
hingga pandangan mataku
melabu pada langit yang gelap
tiada sinar,tiada cahaya,
hanya obor kehampaan yang ada

 untuk mewarnai malam jiwaku 
hingga berlabuh di ujung kepasrahan

Kini kau seperti angin mencubit pipi malam
dengan kepakan daun yang melambay
 di antas ranting dan pohon yang tumbang
lalu kau biarkan hingga ku merintih
dengan seribu kecewa yang dalam

Senin, 02 September 2013

Semua Hanya Mimpi


Seperti petir di balih rintik air mata langit yang jatuh
 pada bumi yang gersang dan kering serta panas

menengedap endab lalu mematahkan pepohonan
hingga terkulay dan terhanyut kedasar lalut yang dalam

Sepatah kata dan senyuman yang merentang
pada kehampaan jiwa lalu merobek bagai kertas
terbakar oleh sesumut korek api lalu menjadi abu
kau tebarkar pada hati jiwaku yang membiru
hingga menjadikan batu batu cadas tak berair

Angin menyapa dengan lirih pada hati kecilku
hingga aku terayun senyap bersama mimpimu
yang terucap pekat mengenang bingkai bibir memirah
namu kau lari bagai kepulan asap di balik gunung
lalu terbang menjauh hingga ku tak mampu melihat




Langitku tak lagi indah


Teruntuk ukiran langit memadati bening mataku
lalu jadikan hati menjerit yang menuang di keheningan
dengan tetesan bening air mata lusuh tak berharap lagi
 akan kehadiran cinta sebening malam yang indah

seperti yang pernah kau tinggalkan dalam hati ini

Sore menyapa dengan rayuan jingga penuh warna
rentangannya sama seperti kau ukir dalam laba jiwa
namun kebulan asab pekat dari balik gunung memadatinya
hingga mataku patah dalam kepakan pandangan senja





Mungkin sore ini air laut sudah surut dan kembali
pada cela cela lubangnya atau berpindah tempat
dari pulau kepulau tuk tinggalkan kenangan indah
lalu menjadikan pasir pasir di pantai mengering
dan terinjak injak oleh kaki rasa yang menentang