Selasa, 08 Agustus 2017

Renungan


belajar memperdulikan sikap orang lain itu adalah wajib
jangan karena dengan adanya titik kebosanan kita ingin menjauh pada yang dekat
itu adalah pencelaan pada sang pemberi
karena setiap apa yang ada pada diri kita adalah ujian.
jelek, bagus, biasa, puruk, dan keterpurukan, yang kita lihat.belum tentu semua itu menjadi kejelekan pada setiap kita rasakan atau kita pandang
melainkan semua harus kita kembalikan kepada yang telah menciptakan.
jangan pernah kita berfikir bahwa hidup ini adalah indah.
karena keindahan di miliki bagi orang yang merasakan atau yang sudah mengerti apa itu indah
bisa saja dalam kesendirian itu indah, bisa saja dalam kesunyian itu indah.
karena keindahan adalah milik sang pribadi bukan di miliki satu sama lain.
betapa bodohnya diri ini telah mengikrarkan hidup yang semestinya dalam kehidupan
jika dalam perjalanan waktu berhenti
betapa egonya diri ini bersemangat mencari kebahagiaan dunia, sedangkan akhiratnya yang haq dan yang wajib kita meninggalkannya.
hidup hanya sementara,perjuangan hanya sesaat sebelum kita di kembalikan kepadanya

Senin, 07 Agustus 2017

Masih tersimpan

 masih tersimpan di puri kenangan
Yang belum lekas meluap hilang dalam kelopak mata
Tak berdaya karena tak dapat menbenci
Tak mampu karena tak dapat melupakannya
Tak kuat karenan sebuah nama yang tersirat
Getir pahit melandanda bagai lautan mematahkan sunyi di peraduan
Angin tak lagi menyanyup desah,ia mematahkan ranting ranting berbunga....
Kepahitan penderitaraan masih tak di temukan semangkok obat walau hanya setetes hujan yang menyejuk

Kamis, 03 Agustus 2017

Renungan

Tentunya di setiap hati manusia banyak yang menginginkan keindahan terutama di akhirat yang di namai kekal tak akan berubah selamanya..
Namun kenapa yang di incar kesenangan dunia yang hanya sementara dan lalu hingga lupa akan sebuah akhir dari taobat.
Dan menyia nyiakan waktu yang sudah di waktukan untuk kita.......?
Dunia hanya belayan sementara dan ketika kita mati meninggalkan sebuah dunia,lalu apa yang dapatkan. Duniakah, hartakah, tentunya hanya sebuah amal kebaikan yang tidak harus dengan sebuah dunia.melaikan sebuah perbuatan yang baik untuk semuanya....
Baik kita berbondong bondong mengicar dunia, harta, tahta yang di namai suatu kekayaan
Namun betapa nitanya jiwa yang telah hidup, kalau hanya mati dengan belayan belayan nafsu yang di kirai akan menuju ketenangan.
Dan betapa bodohnya hidup kita hingga harus menggaidaikan keimanan dan diri kita yang di namai hamba tuhan. Jika harus keluar dari fitrohnya

Jumat, 28 Juli 2017

Terhempas

 bergelombang di pedataran hati
Angin meriuh tak bersahabat dengan alam
Lautan tak enggan enggan menggulung pantai
Desiran merayap hangat seperti kobaran api membakar
Setelah semua teringat dengan sebuah kenangan
Langit gelap, langit pekat, langit buram, tak ada satupun cahaya yang menyinari bumi
Menjadikan alam pekat berselumut sunyi
Rengkuh,keluh,kesah itulah pemasrahan yang hanya mampu di persembahakan pada sang kuasa

Selasa, 25 Juli 2017

Luka

Kau jadikan aku tandus tanpa harapan
Bunga bungapun mengering tiada air
Serta pepohonanpun rapuh termamah matahari
Menjadikan ranting rantingku patah tiada berdaun.
Dan kini bumiku kering penuh kegersangan
Tenar berlubang di antara hidup dengan penantian
yang kau sulam dengam kepalsuan penuh kebongan
aku rapuh dan punah di antara sengatan cakra panas yang kau bakar
Dengan bara yang mengkilau api dari cahaya hatimu.

Jumat, 21 Juli 2017

Syairku


di tabuh langit yang malam
kudendangkan sayir syair rasa kelelahan
setalah jelmaan burung kutilang kembali pada asalnya,setelah senyap dengan gelapnya
dan srigala srigala seperti mati tak bersuara
anginpun diam membisukan sunyi.
menjadikan daun jatuh di tabah bumi
di tabuh langit yang malam
suaraku mengayun ayun bak munajat jiwa
tentang pesih yang di iramakan luka
tentang perih yang di sukmai rasa
seperti halnya jilatan jilatan air yang bergelombang yang tak pernah henti mencumbui  pesisir
meski lelah terus bersurak meski retak terus menggejolak
mewarnai malam yang senyam dengan bisunya
di tabuh langit yang malam ...
bahasa luka terus mengikis dengan bayangan
katupnya matapun tak siap jadi pintu penutup
hingga bahasa yang tersusun di atas gelap
menjadi awan pekat yang melgam hitam
entahlah,sepertinya hujanpun akan membungkap lebih erat, dari sebiasanya menjadi ratap.

Rabu, 19 Juli 2017

Slamat tinggal

banyak kata yang keluar sebagai senjata yang tajam di celah celah waktu yang menyurak laut
penuh indah seakan akan memberi arti hidup bak air di musim kering dalam gemeratap
namun barangkali lupa kalau hujan bakal akan turun menumbuhi bunga bunga yang lebih muda
jamkan itu hay percari kata
jangan kau adukan aku dengan bahasamu yang masih entah tertinggal di kepulawan itu
barangkali kau perlu maknawiyah untuk mematahkanku dengan kata kata cinta dan rindu
sedangkan hatiku sudah mematung di sini melihatmu tersenyum tanpa air mata
jangan memintaku untuk jatuh kedua kalinya pada hatimu,karena aku tau di lembah hatimu adalah jln penuh duri yang berserakan
bukan istana yang kau janjikan penuh rasa
melainkan kedepihan dan derita...

slamat tinggal masa kemaren hahay.......
aku tak apa apa rasakan hari harimu yang kau pilih sendiri

Jumat, 14 Juli 2017

Kehadiranmu



Suaranya gemelut basahi bunga yang kering
saat ranting ranting itu patah di antara terik matahari senja
Paparanya Syahdu bak sejuk angin yang menyemai desah
pada bunga bunga yang hampir punah
Kata katamu tak berkoma meski spasinya seperti memanjang di antara kata kekata,Sunggu senyummu bak mengingat kenangan masa yang berlampau
Saat aku tertinggal oleh jejak pasti yang di namai takdir
Tapi kenapa semua seakan akan kembali bagai rumah beristana dalam hati memberi semangat tanpa pedih
Meski masa itu tertindih masa yang membuat luka dengan suara pedih...
Dering hp yang tak kunamai,engkau datang sebagai angin sejak yang memberi keringanan dalam kata
yang kau lantunkan dilerai senyum sapa penuh makna
Aaah akankah masa masa itu kan kembali seperti semula
Sedangkan waktu mengija 17 tahun sudah bagai tertimbun musim
Sungguh kau dengan dering hp membuat juntalan kisah mati menjadi hidup
Setelah semuanya usai tak tersisa
Akankah semua itu kembali, atau takdir kita yang sudah sampai dengan doa penolong yang senantiasa kita ucapkan dulu sebelum usai

Kamis, 13 Juli 2017

Untuk yang aku sayang

Sayangku....
Dari senyumnya kau simpan semua desah menutupi segala harapan yang patah
Kau isak semua jerit hatinya yang menangis dengan riangnya bahagia bersama sahabat sejatinya
Dan kau genggam pula batu batu kristal meski tanganmu seakan akan tak mampu meraihnya.

Sabarlah sayang...
Semua pasti kan berlalu dan berubah,yang pupus kan menjadi harapan,
Yang kering kan menjadi penaubat dalam segala resah
Yang getir kan me jadi perjalanan untuk satu harapan
Dan yang gigil takkan lagi menjadi dingin dalam dekapan
Biarlah sayang
Semuanya pasti kan berlalu menjadikan sebuah pelajaran bagi kita berdua
Jangan biarkan air mata kita jatuh tak berkemas
Jangan biarkan keringnya bumi tanpa hujan menjadi keringnya taman kita
Doaku tak perna pupus di singgah pertengahan langit
Aku slalu berdoa demi kamu yang satu satunya menjadi harapan...
Kau tetap menjadi kamu yang senantiasa aku temani sampai akhir hidupku

Rabu, 12 Juli 2017

Dalam sepi


Di ruang yang kosong masih tersimpan seraut wajahmu dan senyummu masih jelas dimataku kuncup kuncup bunga bibirmu yang membuka meski kini telah berguguran juga Masih jelas dan tersimpan di kelopak mataku Bahkan tak sedikitpun yang ada pada dirimu meski kau tak lagi bersamaku masih sangat jelas di kedalaman hatiku
Kasih mungkin kau saat ini sudah melupakan aku dan engkau saat ini sangat membahagiakan diri dengan sisa-sisa hidupmu bersamanya kau bersanding bercanda penuh dengan kebahagiaan tanpa ada tangis dan air mata dan kau mungkin saat ini sudah melupakan semuanya tentang kita semuanya tentang cinta kita dan semua tentang ikrar kita yang pernah kita janjikan yang pernah kita ikatkan pada hati kita
Kasih di ruang yang sunyi ini walaupun sangat pahit walaupun sangat pedih aku coba untuk menatap langit merajut kebahagiaanmu pula dengan mengikrarkan diri pada Sang Kuasa berdoa memuja demi ketenangan batin yang saat ini selalu teringat dirimu senyummu suaramu yang saat ini masih terngiang di telingaku dan di kelopak mataku
Kasih Aku hanya bisa berdoa dalam ruang dan sepi yang sangat sunyi ini dengan 1000 kepasrahan meski harus aku terluka Meski aku harus  tersiksa teringat akan semua kenangan kita yang mungkin saat ini kau sudah melupakan nya
Kasih di ruang yang sunyi ini biarlah air mataku akan menjadi saksi saksi bisu tentang cinta tentang kasih tentang sayang serta kerinduan yang masih tak dapat ku bendung meski dalam sekejap dan Biarlah sunyi dan air mata ini yang akan menjadi lembaran dan tinta tinta bening yang jatuh pada selembar sepi akan diriku teringat dirimu
Kasih aku ucapkan kepadamu Berbahagialah engkau disana sebagai tanda cintaku kepadamu Doaku selalu menyertaimu

Senin, 26 Juni 2017

Pedih dan luka

Kasih......
Mungkin bagimu luka ini adalah luka lama yang sorak sorak bermusim,sama halnya dengan gugusan bintang yang jatuh sebagai fenomena alam.lalu ribuan pecinta sama sama berdoa memohon,untuk di ijabahkan oleh tuhan.
Atau bagai sederas hujan yang jatuh dengan lebatnya,lalu sekejap ada terang dan bumipun yang tenar terturup

Dengarlah kasih......
Tentang nyanyian sesosok sunyi yang kau anggap kenangan atau masa lalu yang hilang,dalam riak suara laut,Rimbun rimbun kepedihan semakin membekak,
Dan luka luka semakin menganga,bahkan sesejuk anginpun tak mampu mengusap kepedihan yang ada dalam hati
taukah engkau kenapa........?
Karena aku terlalu patuh dan tunduk pada sebuah cinta yang kau ikrarkan kepadaku,

Kasih.....
Mungkin bagimu senyumanku adalah lambayan bunga bunga pagi yang lupa akan semua janji janjimu dulu,atau dari setiap kata kataku kau anggap sudah tidak pernah ada lagi kata kata ingatan tentang ikrarmu,yang pernah kau hibbahkan kepadaku
tidak kasih,Aku masih seperti dulu,sesosok rindu yang hanya mampu mendesah,dengan ribuan perih,sesosok sepi yang berpura pura bahagia dalam pedih,tentang sebuah rasa yang kau berikan kepadaku.

Sabtu, 03 Juni 2017

Kesendirianku ada kamu


Kenapa aku masih merindukanmu, padahal semua sudah aku tutup tapat di lubuk hatiku, karena kamu,bahkan sepertinya lebih banyak yang di janjikan mimpi mimpi, tentang kepalsuan yang sangat melukaiku,dan kini di setiap kesendirianku tak henti hentinya melamunkan senyummu, walau caraku untuk melupakan sudah pasti tak menghadirkan kamu kembali.
Entahlah kenapa engkau slalu Diam diam sepertinya tersimpan di dalam hati hingga menjadikan rindu pada sepasang katup bibirmu,dan menjadikan hujan berdatangan tak menghapus kenangan masa lalu,tentang kita dan cinta.
Bahkan sepertinya di setiap lamunan aku temukan sebaris sajak cinta kembali, yang mengiringi masa di setiap ujung pagi, tentang sepasang camar di matamu,saat saat kita masih menjadi satu

Takdir



Ternyata pada akhirnya kita tak akan mengenali aku dan kamu, meski kita sama sama  mencari di tiap tiap celah,  yang terhantar huruf dalam sajak sajak, barangkali mungkin karena kita semua sudah berubah beku.
Dan kini tinggalah ranum senyum yang membayangi kita saat terpetik rasa, meski pagi slalu kubacakan puisi jiwa,dan kini tinggallah kasih jelmaan tanpa nyata
Meski rindu kita serupa rasa yang tak terjamah mata
Meski tak letih kita menunggu aku dan kamu,yang berentan sama sama mengepak dalam puisi,semua tak mesti
Namun biarlah kita dulu menjadi sajak walau akhirnya hilang di antara kata yang memastikan patah,barangkali sedikit kerinduan kita dapat terobati

Semu

Ingin berteduh dari basah air hujan mataku,hingga mampu aku menatap dingin di balik jendela.yang ceritanya sejak cinta,namun apalah arti semuanya,sedangkan luka masih tak menemukan obatnya.barangkali memang hujan tak bermusim dan slalu mengiringi jiwa.

Ingin sekali Merangkak di lorong rindu,hingga  dapat menatap nanar seberkas cahaya diujung waktu
Namun apalah aku yang tak mampu dengan semua itu biarlah tuhan yang maha tau

Barangkali aku terlalu tergesa gesa berlari ke arah simpang jalan  untuk mengejar bayang bayang, untuk melepas rindu bisik air yang tak bosan bercerita tentang cinta,hingga aku harus terpental pada lembah nista


Jumat, 02 Juni 2017

Aku akan pergi

Kini aku paham pada sepasang matamu,yang tak mungkin ada aku
Diam diam engkau melepas hujan, meski tak deras pada bibir resahmu yang memirah,sesaat ada aku
Menjadikan aku terhempas basah di guyurnya dan memaksaku untuk tak kembali pulang

Meski perih dan luka,ku langkahkan kaki ini walau mulai lelah dengan pasrah pada kelam
Tapi, izinkanlah aku membisu walau sekejab,meski malam menuntun mataku ke arah bayang bayang yang muram.
Untuk mencari jalan pulang,biar aju mampu melintasi terjal yang berliku, dan meski jua berpeluh yang memandikan jiwaku, dan biarlah pula gelisah kuusap kecewa yang tersisa, meski harapanku mengenali pekat tak bercahaya,barangkali tuhan memang menciptakan aku sebagai pengembara tanpa tunggu.

Biarlah Ku tertiduri malam demi malam  yang pekat,meski takkan menjadikan aku lelap, karena aku tau dan mengerti tentang sebuah harapan ayang ada di dalam hatimu,bahwa cinta dan kesetian akan lahir dari sebuah kekayaan.
Dan jua dari sesosok rupa yang indah dan tampan,yang lebih dari hanya aku yang tak mungkin.
Biarlah aku dan ingin sebagai mengingat, suara degup yang perna ada di sekitarku,tentang kamu tentang kita,yang pernah sama sama memasrahkan diri pada sang kuasa.

Cerita malamku

Malam ini Kubisikan cerita pada langit tentang nyeri,sesaat Jatuhnya hujan yang aku teriaki pada malam.
Tentang aku yang Jatuh cinta pada cemasnya waktu yang engkau pijak,yang Luruh kesetiaanku pada pelangi matamu.

Pada Langit yang masih belum move on dari noda dunia,senantiasa ku haturkan kata hujan yang terus berjatuhan pada tiap tiap ranting dan semoga kau masih ada dalam rahmat di dalamanya,yang menumbuhkan bunga bunga kasih dan kesetiaan,meski pada ujung ujungnya aku harus merelakan terperangkap dalam siksa.

Taukah engkau,telah aku jadikan bayang bayangmu sebagai alasan dalam setiap langkah untuk tujuanku,dan bagi harapan yang menguasai sepi, barangkali mampu menyusut air di sudut-sudut mataku,sebagai kesungguhan meski bagai mimpi.

Pintaku


Izinkanlah Kupeluk erat bayanganmu,meski jarak dan waktu
Memintal kita pada ketidak pastian dalam hidup dan jejakmu akan hilang di suatu masa padaku
katakanlah di mana aku harus berlabuh pada muara hatimu, jangan pura pura jadi hujan, agar aku mampu kembali tidak menjadi seorang,meski hanya dengan bayangan.
Berhentilah engkau di tiap lekuk jalan,
Biar langkaku yang terus mengejar bayang bayangmu akan berahir terang.
Dengarlah ceritaku yang slalu tergesa gesa berlari ke arah simpang jalan demi satu bayangan
Ibarat mengejar hujan yang tak pernah aku dapatkan walau setetes,padahal kau tau, aku rindu bisik air yang tak bosan bercerita tentang kasih dan sayang.

Kemanakah akan aku cari

Ya rob.....
Bukan kah aku sudah jauh mendaki bukit terjal di bawah payung matahari yang membakar
Bukankah ketika malam aku jua begitu,melangkah di bawah payung gelap tanpa cahaya. tapi mengapa masih tak ada iba untuk mengantarkanku pulang, walau hanya sebentuk bayang bayang di setiap hampir lelahku...
Atau mungkin aku hanya segelombang laut yang telah bergerak menjauh namun tak menemukan sampai atau menanti setelah istana pasir di pantai kau buat runtuh

Ya rob.......
Kini putik angin seperti pecah tepat di tepi mataku,berharap merindui hujan menghempas kasar namun hilang meninggalkan pedih
Hingga aku tertinggal jauh dari makna makna hidup kepastian yang aku damba.

Ya rob....
Haruskah aku daki bibir bibir tebing lagi,untung mengulang ulang.sedangkan dari dalam tempat paling curam dan tajam.
Haruskah aku menanti jawaban jawaban waktu yang masih entah dan kapan.
Jika demikian,maka izinkanlah aku berdiri menatap ketegaran dan  mengelus garis garis cahayamu dalam ketenangan.

Mencarimu

Dua purnama sudah aku mencari jejak jeka pasti dan terus mencari di setiap kelopak yang menangis, aku bertanya tentang siapa dan dimana, sesaat sebelum air terjatuh,hingga aku bagai sang pengembara tak lelah.

aku kira masih beruntung bisa mencium sisa aroma keindahan waktu,namun tidak, padahal di luar angin begitu kencang membawaku mengepak,namun semua hanya bayang bayang yang bergegas meninggalkan sang pengembara

Aku bukan tak punya pilihan selain menjauh,tapi kepastian rasa telah mengikatku, akan kemanakah permohon setelah ini,sepertinya kini aku takut air mata mengalir lebih deras, hingga sampai  pada punggungku.

Kau yang menghilang

Hujan pagi ini dari mataku sendiri menderas lewat rasa sajuk tak terpanggil, mungkin karena menujumu kutemukan sunyi,karena detak jantungmu tak lagi menyeru atas nama namaku.

Dan sebentar Kulihat cahaya bulan melayang lembut seperti membawah bayang bayang,tak sengaja aku berlari sembunyi,ternyata langkah kakiku mengendap dingin di atas rerumputan,engkau hilang tiada mengerti.

Taukah engkau derunya ombak yang tak pernah sampai, barangkali itulah aku yang slalu menunggu di antara baris baris karang yang menjuntai pasrah , tak juga bergeming dan  terpantul oleh kedua bola mataku.