Kini aku paham pada sepasang matamu,yang tak mungkin ada aku
Diam diam engkau melepas hujan, meski tak deras pada bibir resahmu yang memirah,sesaat ada aku
Menjadikan aku terhempas basah di guyurnya dan memaksaku untuk tak kembali pulang
Meski perih dan luka,ku langkahkan kaki ini walau mulai lelah dengan pasrah pada kelam
Tapi, izinkanlah aku membisu walau sekejab,meski malam menuntun mataku ke arah bayang bayang yang muram.
Untuk mencari jalan pulang,biar aju mampu melintasi terjal yang berliku, dan meski jua berpeluh yang memandikan jiwaku, dan biarlah pula gelisah kuusap kecewa yang tersisa, meski harapanku mengenali pekat tak bercahaya,barangkali tuhan memang menciptakan aku sebagai pengembara tanpa tunggu.
Biarlah Ku tertiduri malam demi malam yang pekat,meski takkan menjadikan aku lelap, karena aku tau dan mengerti tentang sebuah harapan ayang ada di dalam hatimu,bahwa cinta dan kesetian akan lahir dari sebuah kekayaan.
Dan jua dari sesosok rupa yang indah dan tampan,yang lebih dari hanya aku yang tak mungkin.
Biarlah aku dan ingin sebagai mengingat, suara degup yang perna ada di sekitarku,tentang kamu tentang kita,yang pernah sama sama memasrahkan diri pada sang kuasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar