Rabu, 21 September 2016

Pedih

Ada perasaan pada sebuah cinta di ubun ubun malam
seketika bias cahaya rapuh tertutup oleh awan yang datang
iyalah kepedihan dan luka yang menyayat nyayat jiwa

Dan pada sekuntum rindu yang pilu di atas patahan ranting kemilau
ku coba tuk hibbahkan semua kenyataan yang sangat merengkuh pada hatiku yang pedih
namun iya tak sanggup menerimanya
hingga dalam keterpaksaan aku bawa semuanya
walau pegitu pahit penuh derita luka

Oooh angin yang meniup runtuh daun daun kenangan
lepaskanlah derita dan luka ini
hilangkanlah kerinduan jiwa ini yang senantiasa menyayat nyayat hati
aku sudah tak mampu menahan semua kenangan ini
kenangan yang begitu merengkuh pada setiap detak detak jiwaku

Luka

Biarlah kan aku langkahi setapak jalan yang penuh luka ini
mungkin inilah jalan hidupku yang memang harus dijalani
beserta takdir buku langit yang tersyirat sebagai kehakan yang pasti

biarlah hujan deras air mata ini menjadi sejarah pedih dalam setiap kenangan yang berair
lalu menjadi tinta basah yang tertulis pada selembar daun hijau di atas ranting yang patah
mungkin inilah yang harus aku jalani sebagai insan yang tak berarti di bumi

lelah,pedih penuh luka.biarlah akan aku terima kenyataan hidup ini
mungkin semua adalah kelayaan yang harus ku pijak dalam setiap langkah tanpa cinta dan kasih sayang yang menuang
mungkin inilah kenyataan hidupku yang harus aku arungi dalam setapak waktu
tanpanya dalam kenyataan di dunia
tapi aku akan terus menanti dan menunggu hingga akhir dan perjalananku sampai bertemu

Sabtu, 10 September 2016

Ulasan pagi

Senyum telah terbitkan matahari pagi dari puncak timur
Syiratan kata menjadi bahasa lugas di pematang rindu
menjadikan rasa angin meruah lirih di pepohonan
hingga rindangnyapun mengepak dedaunan

bahasa latin tidak pernah letih tercicip bibir yang mengisap
bagai kopi terseduh seduh yang memanis

aah secangkir kenangan yang serupa dengan bayangan
Semuga nama nama itu takkan terhapuskan oleh bisingan waktu yang menguak
beserta syiratan nama yang menyatu dalam indahnya syair

Kamis, 08 September 2016

Satu kata

Senyum telah terbitkan matahari pagi dari puncak timur
ayiratan kata menjadi bahasa lugas di pematang rindu
menjadikan rasa angin meruah lirih di pepohonan
hingga rindangnyapun mengepak dedaunan

bahasa latin tidak pernah letih tercicip bibir yang mengisap
bagai kopi terseduh seduh yang memanis

aah secangkir kenangan yang serupa dengan bayangan
Semuga nama nama itu takkan terhapuskan oleh bisingan waktu yang menguak
beserta syiratan nama yang menyatu dalam indahnya syair

Rabu, 07 September 2016

Kepergianku

Aku mempunyai harapan dan sama dengan kamu yang berharap
aku menginginkan sesuatu yang sama dengan kamu untuk masa depanmu
tapi maaf aku bukanlah batu batu yang dapat engkau injak halnya masa lalu
tapi aku serupa angin yang berangan angan keindahan sepertimu

jangan ganggu aku dan jangan sekali kali engkau pertanyakan diriku
biarlah Aku berjalan dengan hati dan ketabahanku karena aku sudah dapat melupakan dirimu

Maafkan aku

Setidaknya aku engkau maafkan dalam segala kalimat yang tersirat salah
itu sudah cukup buatku untuk tenang dalam kenyataan bersamamu

aku tau aku memang tidak pantas dan takkan ada di dalam hatimu yang bening
walau harapanku merendam di jauh ingin merendam di dalamnya
setidaknya aku cukup engkau maafkan atas segala rasa yang mensyiratkan kata

yaah..mungkin semua itu salahku yang mengenang dalam kesucian hatimu yang nening
tapi yakinlah dan percayalah padaku yang berharap seribu maaf darimu
semua itu adalah untayan kata yang aku lepaskan pada rumput mati di perjalananku tadi
untuk menjadikan inspirasi rasa yang ku bungkam...

Sekali lagi maafkan aku yang telah melukaimu....

Selasa, 06 September 2016

Doaku

Ya allah...
Sembuhkanlah dia sebagaimana engkau menyembuhkan penyakit penyakit para wali
sehatkanlah dia sebagai mana sengkau sehatkan para suhudak suhadak dulu
ya allah aku kembalikan kepadamu dari yang semua terjadi

ya allah...
Berilah dia kemampuan dalam iktikatnya yang begitu sungguh di jalanmu
izinkanlah dia untuk sekali mengusap jiwanya yang sepi
karena dalam dirinya sungguh berartinya aku yang mencintainya

Siratan sang istri

Tidak ada yang aneh dalam dunia ini selain pemberitahuan allah kepada kita
seorang istri yang sakit dia mampu berkata pada suaminya

mas....
Izinkanlah aku slalu berada di sampingmu dan lepaskanlah derita batinku dengan doa doamu
dan sudah lama aku merelakanmu untuk mencari istri yang baru

mas...
Bukannya aku hebat dan mampu menjalani semua ini yang menyayat hati
tapi allah akan menutup syurganya pagiku seketika aku menjadi penghalang dalam ibadahmu

Mas.....
Berat memang menanggung semua kehidupanku sebagai wanita
dan tersayat memang menanggung semua derita yang membuat pedih dalam hari hariku
tetapi lebih berat lagi jika aku menjadi penghalang dalam perjalananmu untuk menuju ridho ilahi robbi

Mas....
Senyumku pedih dan luka mengutarakan semua ini padamu
kata kataku gemetar menyuwarakan semua isi hatiku ini
namun lebih pahit lagi jika aku engkau jauhkan dan engkau tinggalkan di akhirat nanti

mas...satu pintaku dalam setapak senja dan ketika malam serta pagi
doakanlah aku dan cintaku semuga tak pernah sirna hingga akhir nanti kepadamu
karena aku tau rasa cintamu yang berlebih kepadaku  telah membuat diri ini jatuh di lembah biru

Ceritaku

Seorang istri berkata......
Mas jika aku sudah sampai pada waktu untuk kembali kepada allah
dan jika aku sudah jauh dari pandanganmu untuk tak lagi menatapku
aku hanya ingin engkau menyebut nyebut aku dalam dedoamu
dan ingatlah aku slalu bersamamu walau berbentang jarak dan waktu

Suami......
Sayang.... jangan engkau pernah berkata demikian hingga aku dengar
di setiap doa doaku siang dan malam bahkan sampai akhirku jua
karena engkaulah yang slalu memberi makna dalam hidupku

istri berkata....
Mas...jika aku sudah jauh dari dekapan matamu dan tangan kita tidak lagi berjabat dalam kenyataan hidup
aku hanya ingin engkau jabatlah selalu
daun daun kenangan kita
yang sudah kita tanam dalam hidup ini dengan hembusan desah hatimu
dan yang terahir buat kamu,jangan tinggalkan anak kita dalam segala hal
karena dia wanita sebagai pengganti diriku dalam nyatamu

Suami.....
Sayang....engkau slalu ada dalam hidupku dan engkau slalu ada dalam setiap desahku
dan yakinlah pada hati yang terdalam di jiwaku ini
engkau adalah cahaya yang senantiasa menerangi jalanku
dan engkau adalah teman yang tak pernah pergi dalap sepiku
serta engkau adalah tempat di mana aku lelah berjalan mengitari waktu
Sayang....
Kematianmu bukanlah satu beban dalam hidupku yang mencintaimu
dan kembalimu bukanlah satu pukulan dalam hatiku kepada tuhan
rasa pedih dan takutku dalam kekecewaan yang dalam di hatiku
kita tidak lagi bersama di dalam kehaqiqan ilahi robbi
dan percayalah anak kita adalah buah bunga yang kita tanam bersama.dan dialah bunga bunga yang akan slalu mengingatkan cinta kita bersama.

KISAH NYATA DALAM HIDUPKU

Doaku

Ya allah. .........
Jadikanlah hambamu yang hina ini bagian bagian ihsan pilihanmu
yang senantia Engkau beri petunjuk di jalanmu
dan jangan biarkan hambamu ini jatuh terperosok pada lembah lembah yang jauh darimu

Ya Rohman......
Kasihanilah hambamu ini yang senantiasa berharap cintamu
untuk menggapai semua kewujutan ridhomu
hingga akhir malaikat mengambil kembali ruh ruhku

Ya rohim.......
Hanya kepadamulah hambamu meminta dengan segenap jiwa
sayangilah hambamu yang tak mampu dengan semua perintahmu
karena hanya engkaulah yang maha kasih dan sayang
atas hamba hamba yang engkau ihsankan hingga akhir nanti

Senin, 05 September 2016

Malam dan air mata

Ku coba mengais malam dengan desah berpantun doa
lalu aku lentangkan kedua tanganku di depan rupa jiwa
kenapa masih saja air mata ini tak pernah berhenti
menjatuhkan diri sebagai tinta yang beraksara luka

detak detak jantung lirih mewaktukan diri seperti jam
yang berputar putar di atas dinding malam
sepertinya mengukur diri dengan desah rasa yang tersembul dari hati yang malang
beginikah hidup.atau memang seperti ini perjalanan waktu yang harus aku jalani

Kamis, 18 Agustus 2016

Nyanyian kecil

Di singgah sore yang sudah petang dengan malam
Ku dengar anak burung yang tadi terbang di dedaunan
Kini mencicit lelah dengan harapan cahaya pada sang bulan

Sementara di antara dermaga yang sepi tiada penghuni
Sayup sayup angin menerbangkan kapas kapas putih
Di dalam sampah hingga jatuh pada air yang melaut
Dan tenggelam dengan kerahnya tiada berkelam

Pada pasir aku bertanya tentangnya yang jatuh
Dan juga pada laut aku berkata mampukah dia kembali
Namun semuanya diam dan membisu tiada berkata
Hanya saja sorakan tawanya menyepa pantai yang berpasir....

Keraguanmu

Kenapa kau taburi embun ketika pagi
Jika dalam desah nafasmu tiada aku yang mencarimu
Pada dasarnya aku adalah tunggu kecil menantimu kembali
Lalu berpulang dalam lubuk hati hingga bersamaku

Pernahkan kau bertarnya kepada angin tentang sapa kata
Yang senantiasa aku syiratkan lalu aku nyatakan dengan tafsir
Dalam beranda beranda yang di tintakan air bening air mata
Ialah hanya kamu yang di nyata dalam tanya jiwa..

Kenangkanlah bahasaku yang tak lagi berkasta ini
Dan bacalah setiap aksara syiratan kata yang mengalir bak air
Dan cobalah berfikir tentang semua yang ku syair
Semua tak jauh dari kehilanganmu yang kurindu
Bahkan di setiap beranda berandaku hanyalah tertulis kasih kelabu tanpamu

Kamis, 11 Agustus 2016

Ingin kukupakan

pada angin........
aku pasrahkan semua kenangan yang berlalu pada pucuk warna
yang terselip di selembar pasrah di atas pohon kegalawan
berharap akan gugurnya kenangan hingga mengering
halnya daun yang jatuh pada bumi yang gersang

pada embun....
aku katakan dengan bahasa seketsa yang lapangkan gugur
untuk tak memberi harapan pagi yang sejuk dengan kenangan
supaya lepas kegigihan hati yang menampakkan masa lalu
karena kelelahan terus menampar dalam kesunyian diriku
dengan bayang masa itu,bayangan yang telah berlalu

pada daun .....
aku titipkan selarik kata yang berkasta cinta penuh rasa
dalam fikir dengan gugurnya rasa itu hilang terbawa jua
lalu jatuh dan mengering terhempas hingga kulupa
tapi kenapa,semakin gugur daun daun di atas ranting itu
semakin bermekaran jua rasa rasa yang tak pernah ada
bahkan di kening mataku takmampu menutupi hingga berair

inikah cinta,inikah rasa,atau kerinduan saja yang memetik hatiku
hingga tiada lepas di sangkar kepalaku yang batu........

Ingin kulupan

waktu terus berlalu dengan hari harinya yang menua
wajah bumi semakin keriput termakan usia tahunnya
tapi jiwaku semakin terlena dengan genggaman kayal abadi
sepertinya tak mau beranjak pergi menggigih akan cinta haqiqi

pada kerudung malam aku tiupakan angin dedoa yang terarah
melawan sepi yang memanah jiwa dengan busur busur panahnya
untuk segenggam harapan yang terpatah patah di kenang masa
namun sampai kini masih berbalut resah di kuntum malam
seakan akan menenggelamkan harapan harapan yang abadi

pada batu kucoba mengukir indah bahasa senja yang bermalam
lalu aku tutup dengan tinta tinta bening yang memetuh dari mata
namun masih saja semuanya sama dengan jejak yang menjelma
mengingatkan dalam khayal,menabur bahsa,memberi cinta
padahal seusianya yang terlah berlalu jauh memayahkan segalaku

oooh malam.......
kenapa ujian waktuku terus kau utik utik kembali
tak adakah bahasa baru yang harus ku baca dengan hati
atau memang demikianlah aku yang terlahir disini sebagai pilu
hingga aku tenggelam dengan kenyataan pahit yang membisu

Rabu, 10 Agustus 2016

Terbelenggu Rindu

Di sendu malam yang semakin larut dengan gelapnya
Kerinduanku terus memukul sunyi dengan bayang bayang abadi
Yang tak jua hilang di kedalaman otak kepalaku
Hingga menjadikan isak malam menutup sunyi.

Air mata menjadi tinta bening yang mensyisyirat syirat namanya
Pada selembar kertas yang berbaris lusuh di dalam tong sampah
Tentang cinta tentang kasih dan jua tentang sayang
Yang terawali bahagia penuh kesetiaan yang dalam
Yang kini jauh di lembah keterpurukan dalam kesendirian

Mungkin langit kan terus biru dengan maknanya sendiri
Dan airpun terus mengalir dengan deras yang mengecup pantainya
Lalu berhenti di sana menyatukan diri dengan lautnya
Yaaa aku tau semua itu memang sudah menjadi bahasa hati
Namun di balik tabir semuanya aku hanya tanah kering yang menadah hujan
Atau hanya muara kecil tanpa hinggapan setetes air

Impian yang patah

Selebihnya pasir hitam yang hampar
Aku hanya kerikil kerikil kecil yang terinjak injak oleh cinta
Berpasrah luluh pada kenyataan yang melukai jiwa
tentang hidup yang bernuasa bahasa kasta beristana

Aku hanyalah angin perindu pada sepucuk daun yang biru
Sedangkan getahnya tiada melengket di atas dahan yang rindang
Lalu bukit bukit bergedung menjadikan tabir meluapkanya

Kini hanyalah impian tiada bermakna dalam aksara jiwa
Yang awalnya kusyirat di tinta berair mata cinta
Dan sekali kali terpukul pasrah penuh kehampaan
Hingga kini mengikis lagi pada kerikil keeikil yang semakin mengecil

Senin, 08 Agustus 2016

Syiratan malam

Indah bagai daun terpasung oleh angin sejak di sendu malam.
Kenyataannya hanyalah badai merindu mematahkan  kesunyian yang lapang
Rentan terus tiada berfikir tentang eloknyanya sang gagap yang lagi mengeluh menatap langit...
Hanya bahasa tinta yang tersyirat termaknai air mata
Tentang kita tentang cinta
Yang senantiasa memeluk sunyi
Dengan nada nada resah yang memapang pada hampa

Aku kamu

Kau kemas seleruh rindu rindu menjadi air yang manis ingin ku teguk
Mungkin anggurpun tak mampu menyamainya

Dari dekap yang jauh sesekali kau adalah rumah di mana aku melabuhkan jiwaku yang lelah
Karena dalam kesunyianmu akulah sang laba yang bersemayam di dalamnya...

Kau adalah tunggu di mana awal aku pergi lalu beepulang kepadamu
Dalam sendirianmu akulah jiwa rasa yang mendoakanmu

Jumat, 29 Juli 2016

Pedih

Luruh,luruh,peluh,rasaku memutar mutar di antaranya
Sedangkan kesejukan angin masih tak kesampayan dalam dedoa
Hanya harapan patah yang dapat tersaji bagai ranting di pepohonan
Dalam setiap desah kataku yang di rendung malam

Pedih,perih,tersayat sayat dengan kenyataan yang bersandar
Pada sebujurur tubuh yang tak mampu tuk berpijak di setiap langkah
Dan bahkan tersiram oleh kenangan kenangan ombak yang manghantam
Hingga rintihan semakin menguak pada lisan yang diam

Oooh malam yang tersajih oleh bintang penuh cahaya
Dengarlah kesah kesah bisu yang ku lantunkan
Lewat tataan tataan aksara yang ku syirat dalam beranda

Betapa beratnya jejak jejak langkah yang harus ku jalani
Dan betapa gelapnya petang yang harus ku lalui...
Tak adakah secercah harap bagai embun yang jatuh ketika pagi
Tak adakah bagiku segenggam indah walau tak seindah masa lalu...
Sedangkan hati kini bagaikan batu batu yang hanya tertatap
Tanpa sentuhan sentuhan kasih penuh rindu dan sayang

Rabu, 27 Juli 2016

Desahan hati

Sudah aku berusaha tegar dengan semua kenyataan ini
Kuusap dada ini sekuat mungkin bertusahan tidak bergetar
Namum masih saja lautan bergelombang riak dalam hatiku
Mengikis tebing tebing jiwa yang mulai merapuh dengan nyata

Rintik rintik yang jatuh dari kedua mataku senantiasa ku usap
Seketika mendengar paruh angin yang mendesau di arena ilalang
Namun masih saja tak dapat ku bendung dengan kuat
Hingga air mata ini menjadi tinta kecil yang berbasah pada kertas yang lusuh

sungguh pedih semua kenyataan yang ku pijak dalam semua ini
Permainanmu yang mengairkan basah cinta hingga menghidupkan segala bunga
Kini tak dapat aku buang,bahkan semakin jauh kaki melangkah
Semakin erat rasa yang memeluk segalamu yang tak perna sirna...

Hati bukan lagi terkadang untuk mengeluh luruh
Bahkan dari setiap detikpun yang berputar putara
Desah tak kusengaja lepas dari rongga hatiku
Menjadikan bahasa mendung di atas langit hingga hujan kembali....

Selasa, 26 Juli 2016

Rindu

Kita adalah sepasang rindu yang diasuh oleh hati,
di mana jarak yang memisahkan kita tanpa temu 
Yang satu satunya hal slalu dibahas oleh waktu
yang selalu berakhir dengan sajak sajak sendu......
Dan kini di mataku Malam buram tanpa rembulan.
Hingga Menguak tabir kesendirian yang menjelmakan sepi
Hingga sangat panjang dan merapikan diri
Namun Rindu slalu menggoda menyemarakkan rasa sayang

Ketika itu Ada murung pada hujan senja tadi.
Menelusuri lorong lorong malam dengan tatap yang senyap.
Yang Ditemani remang rembulan Terentang setia di dada awan.

Rindu yang layu

Rindu yang kutanam di wajahmu sepertinya kini sudah layu, 
dan sepiring luka tumpah didada meneteskan deras air mata.
Sejak sejak angin meniup benang alisku sepertinya bayanganmu samar terlihat kelam di kerdip mataku.
Namun aku punya kata kata untuk dijadikan  sebuah cerita
yang Menghimpun puisi puisi dengan nada bistari.
karena selamanya duka kan slalu menjalar di hati
Karena rindu ini tak pernah beredar untuk semuanya.
Serta rindu adalah sentuhan halus yang selalu membingkai di dinding nurani dengan tulus
hingga ingatan tentangmu, begitu sulit kuhapus.

Senin, 25 Juli 2016

Engkau yang menghilang

Aku mencarimu di batas khayal yang membentang
Sesaat kabut tebal menutup rumbun rumbun ilalang
Namun engkau menghilang di antara lentera cahaya
Sesaat sumbuh sumbuh kecil mulai menggulap

Dalam malam....
Angin meraba raba dengan lembutnya pada dedaunan yang jatuh
Sedangkan tangkainya tertinggal di antara ranting yang kokoh
Entah kenapa dan ada apa.sedemikian bahasanya angin yang meniup

Oooh malam.....
Sebeginikah cerita suram yang di iringi gelapnya mata
Atau pantawanku saja sudah tak berindra di antara cahaya
Atau memang aku sudah tak dapat lagi untuk berharap
Akan indahnya bahasa cinta yang ingin aku raih
Walau seteguk bahasa

Malam

Malam tiada bercahaya,gelap berselubung luka
Kepedihan selalu menghantar rasa rasa yang perih
Yang senantiasa hadirkan bayang bayangnya
Dengan ribuan rintik rintik air mata langit yang menghujam

Malam semakin gelap.jiwa jiwa yang lelah hilang tiada berkata
Namun dari balik jeruji gelap yang terpagar sunyi
Aku yang sendiri tebrhimpit puing puing kàsih yang hilang
Terbukul derita yang menyempurnakan diri dengan detaknya
Rasanya tak sanggup dengan kenyataan yang harus ku bawa

Ooh malam yang gelap tiada berwarna
Hilangkanlah aku walau hanya dari balik daun petangnya
Biarkan jiwaku lelap seperti anak burung yang lelah
Supaya mampu lagi untuk esok hari aku  pikul beban kini.

Dalam doa

Ya allah....
Hanya kepadamu aku menadah dari segala harapan yang patah
Untuk dapat kembali utuh seperti halnya yang sudah sudah

Ya allah...
Lelah jiwaku pasrah dengan segala yang berpijak dalam diri
Tentang cinta dan harapan yang terbuang gerah tak pasti
Tentang kasih dan sayang yang menghilang tak ku temukan
Hanya kepadamulah aku berharap dan menadah dari segalanya

Ya alllah....
Pedih dan perih sepertinya tak usai usainya menyayat nyayat
Pada selarik hati yang kau titipkan dalam jiwa ini
Pilu seakan akan dalam hidup tak menemukan arti
Bagaikan muara tak berujung ttiada menemukan laut
Selain hanya kepadamulah aku menadah.

Rinduku

Kenapa masih ada yang tak ku mengerti tentang rindu
Sedangkan kabut di kepalaku senantiasa mendung dan kelabu
Bahkan kini gelap menutup segala mataku

Kau yang hilang di telan pekatnya dan gelapnya kabut
Namun angin di telingaku mendesau gemetar.Jauh menancap dalam dadaku

Apakah ini yang di namakan cinta yang begitu lekat
Seintim daun daun dan embun tapi pada waktu yang bisu
Ataukah panorama jiwaku saja yang sebegitu tentanya

Ooh cinta....
Begitu rahasianya engkau yang tergipta di jiwa
Hingga hati bertanya tanya entah pada siapa daun bercinta
Sedangkan pada anginpun saja yang membawanya
Iya akan hanya menjatuhkan saja lalu di bumi tempat bersimpuhnya

Tanyaku

Oooh...
Akankah malam akan mengantarku pulang pada bagahagiaku
Sedangkan lebat air hujan masih tak henti hentinya dari mataku
Yang di iringi suara gemuruh guntur jantungku

Entah sampai kapankah semua ini akan berahir
Seperti semula yang baru di sempurnakan sejak sejak dulu
Akankah arah dapat aku temukan sesusai hujan ini
Sedangkan jalan jalan setapakpun hilang menjadi anak sungai yang berair

Ingin sekali aku sambut pagi  dengan selaksa yang memulai hari
Dan kuraih nikmat doa doa serta restu cinta yang indah
Namun sepertinya kesuraman terus membujur dalam mataku...
Hingga memekatkan dalam kenyataan hidup penuh pilu

Sabtu, 23 Juli 2016

Pedih

Senyummu kini menjadi sebuah silet yang tidak berhenti menyayat hati
Dan luka ini takkan kau tahu beserta pedih yang kurasakan
Lewat dari hembuskan angin yang menghantam kepiluan
Sepertinya tak ada waktu hati ini slalu menjerit jerit

Dan tatapanmu kini bagai anak panah membusur dadaku
Menghentikan detak detak cinta yang kau tanamkan dalam jantungku
Hingga tiada berdaya dengan semuaku yang kau ratapi

Bahkan suaramu yang dulu merdu ketika memaparkan kata
Sesekali anak burung mencicit menemui sang mentari pagi
Kini bagaikan halilintar menghantam kenyataan hingga sunyi
Lalu datangkan deras bujan kepedihan yang berlimbah
Di setuap lekukan lekukan bibir kecilku yang membungkam.

Hati yangTersiksa

Ingin aku kubur dalam dalam semua kenyataan yang tersyiratkan di hatiku
Hingga tak lagi ada yang berbenah di kepalaku yang batu
Halnya malam yang lalap dengan cahanyapenuh bintang dan rembulan
Halnya pagi dengan suryanya yang teriring dengan bahasa burungnya
Namun hati ini tidak bisa,bahkan semakin jauh kaki melangkah semakin dekat bayangannya.

Pada malam sudah aku teriakkan dengan lantangnya
Lelapkan ingatanku bagaikan pekerja yang lelah lalu Pulas dengan tidurnya
Atau tenggelamkanlah ingatanku bagaikan perahu di tengah lautan
Yang tenggelam tak mengenal dermaga dermaga di pasisirnya
Namun semua sia sia,yang ada kini hanyalah derai air mata pasrah
Yang tak pernah berahir bersama sayup angin yang mendesah penuh kepedihan.......

Ku bawa pedih ini

Terimakasih atas segala kenangan yang kau tinggalkan dalalam hari hariku
Akan aku bawa bersama tetesan embun pagi yang tak lagi sejuk
Hingga matahari bersimpuh di ufuk barak dan takkan menjumpaiku lagi.

Biarlah tetesan air mata ini kan menjadi tinta  kecil dari sebuah kertas yang tersyirat
Tentang cinta dan perasaan yang tersungkur di atas bahu gelap
Hingga menemui titik tenang di lubang ajal yang pasti

Biarlah kerinduan ini slalu mencela tentang kenyataan pada jiwa
Yang slalu hadirkan khayalan khayalan palsu di ujung mataku
Tentang dirimu.tentang kasihmu dan dari semua kata katamu

Biarlah akan aku sematkan semua kenyataan ini di rumbun hatiku
Dan akan aku tutup rapat rapat dengan detak detak jantungku
Hingga akhir mematahkan segala harapan yang terhampar di setiap waktu waktu.

Kamis, 21 Juli 2016

Lelah

Pada hujan yang merintik di atas daun yang hampir jatuh
Aku pinta tetesannya walau hanya sedikit jatuh pada diriku
Untuk ku jadikan air mata yang kini kering menintakan kisah pada masa lalu

Pada angin yang meniup rerimbunan di antara rumput yang bergoyang
Aku kekarkan dada yang kini panas dengan  baranya
Supaya mampu melupakan masa yang terus membakar jiwaku

Lelah sudah dengan permainan kata yang berbasa  cinta
Lelah sudah dengan bahasa bahasa rindu yang membeku
Yang hanya menyisakan kenangan kenangan pahit
Lalu tersungkur di antara dekapnya malam yang sepi

Selasa, 19 Juli 2016

Di dinginnya malam

Di heningnya malam yang begitu gigil dengan dinginnya
Kujamah bayang bayang gelap yang menghitam disini.
Kucubiti daun daun manja yang mengepak
Dengan angin angin mesrah yang meniup

Di hening malam yang begitu meng kaku seluruhku
Selaras bahasa ku tulis dengan tinta yang jatuh dari mataku
Dan di setiap aksara aksara yang ku ukir indah di sini
Iayalah aksara cinta yang sangat aku rindukan darimu

Di dinginnya malam yang menyelimuti seluruh jiwaku
Aku hangatkan diri ini dengan senyum indahmu yang pagi
Sesaat engkau masih ada di sini.menemani dalam sendiriku..

Minggu, 17 Juli 2016

Saat pagi

Di pukul 6 pagi .....
jelmamu masih bunga bunga harum di kepala ingatanku
Setelah semalaman kau lambaikan kedua tanganmu yang pergi
Jadikan gigil resah pada jiwa lelah enggan tak berpisah

Di pukul 6 pagi
Nyaring suara burung menukik nukik namamu yang malam
Sepertinya ada kehilangan dalam jejak jejak matahari yang bersinar
Setelah kutatap kenang fotomu yang terhias di embun mataku
Hingga tak kuasa menahan angin yang luruh,menerpa dadaku

Di pukul 6 pagi.....
Aku teringat dirimu

Sabtu, 16 Juli 2016

Sendiri

Kini....
Kuterperangkap di kamar malam yang senyap dan sepi
Tiada remang cahaya walau hanya sedikit mengunang
Tuk menggantikan gelap walau sementara bercahaya

Kabut semakin menggulat tak membatasi mata
Seperti ombak menantang arus menutup ketajaman mata
Menjadikan pekat yang menghampar kepasrahan hati
Tentang sebuah titian titian waktu yang ingin kupijak

Semakin sepi....
Hanya detak detak jantung yang mendegup lusuh
Sedikit sedikit mengetarkan jiwa yang lelah
Serta angin pasrah tentang kenyataan yang kudesah
Tuk mencari masa depan yang pada berlarian di batas yang entah

Ooooh tuhan yang maha tau...
Tuntunlah aku.berilah aku.terangilah aku
Hingga dapat ku temukan sebuah keiyakan yang haq
Untuk slalu berjalan di atas kebenaran yang engkau muliakan....

Selasa, 12 Juli 2016

Aku yg kau lukai

Inilah aku yang dulu menangis di balik kacamata
Dan inilah aku yang menjerit jerit di balik senyum yang lara...
Aku tak membutuhkan siapa siapa apa lagi engkau yang dulu
Karena kini aku sudah menjadi aku yang melepas semuamu
Cinta.kasih.sayang dan kerinduan yang dulunya ada dalam jiwaku
Kini sudah ku usaikan bersama bisikan bisikan waktu

Pada saatnya nanti jika kau menangis tentang dirimu
Menangislah sepertiku yang pernah kau sakiti
Rasakanlah apa yang ada dalam perjalanan waktu
Tapi kamu hangan berharap setetespun bening air cinta
Untuk ku jatuhkan pada derita dan waktumu
Karena pasti semua akan kau dapatkan dengan sia sia tanpa apa apa.

Dan kini aku tersenyum bagai raja di singga sana menguwasai waktu
Karena aku sudah dapat melepaa semua derita yang kau pikulkan di hiwaku

Selamat malam
Dan selamat menikmati hari baru

Melupakanmu adalah kebahagiaanku

Malam ini aku sangat bahagia sekali bersama malam
Yang melebarkan sayap sayapnya di atas langit
Karena malam ini engkau tak lagi menjelma indah dalam kepalaku
Melainkan kau lepas bagai angin ada namun tak terlihat

Malam ini aku sangat bahagia sekali dalam peluk sunyi..
Biarpun dingin menyelimuti jiwa yang sepi
Kebahagiaanku kini lebih dari saat saat engkau menjelma disini...
Karena aku kini adalah bintang di langit dan leluasa menatap bumi
Walau tanpa sang rembulan bersinar indah di dekapku
Aku sangat bahagia dan aku sangat leluasa menatap segala galanya

Malam ini akan aku ciptakan sehelai cahaya indah dalam sendiri
Bukan untuk bulan.bukan untuk awan dan bukan untuk siapa siapa
Karena malam ini aku adalah raja sendiri dari jiwaku.bukan jiwa dulu

Terimakasih atas segala galanya yang kau tulis di atas daun daun yang hijau dulu
Karena malam ini aku sudah dapat membaca
Dari arti dan tujuan jejak jejak kasihmu melangkah

Maafkan aku yang dulu mencintai dan merinduimu slalu...
Walau dalam hatimu tak setitikpun ada rasa cinta dan rindu
Karena malam ini aku takkan mencintai dan merinduimu
Halnya kamu yang tak pernah ada aku dalam hatimu

Ttd
Sandy Nista

Selasa, 05 Juli 2016

Dalam mimpi

Siapakah engkau yang slalu menyelinap dalam tidurku
Ketika dalam keletihan yang begitu mencubiti jiwaku
Ketika dalam lenyap dalam seribu khyalaku
Kau hadir tak berubu alasan dengan senyummu

Siapakah engkau yang menjadi bayang bayang gelap
Ketika ku terlelap dan meluaskan jiwa raga yang sempit penuh luka
Dan ketika aku pasrah dengan semua jejak dan langkah
Kau hadir dengan bunga yang merah seakan akan nyatakan cinta

Entahlah,kenapa hadirmu terang dalam samar
Kau tunjukkan segala rasa pada jiwa yang hampa
Namun kau hilang saat ku terbangun dan memetik bunga...

Terlalu berharap

Mungkin hanya harapanku saja terlalu jauh melayang ke awan
Hingga mengembun lalu mengepal di bawah langit hingga berhujan
Akan keadaanmu di setiap lenggang langkah tangan kiriku
Namun jauh di hatimu tiada aku yang terharap indah di hatimu

Harapanku melayang memukul keras di dinginnya malam
Yang senantiasa menyelimuti kesunyian berharap sejuknya kehangatan
Namun jauh di binar matamu yang bercahaya adalah bayang ketiadaanku yang nyata
Sungguh terlalu besar harapan yang mengikat hati ini
Hingga harus bergerimis pedih menyumut hati....

Aah....kenapa harapan ini mengindahkan khyalaku yang diam
Sedangkan senyumnyapun tak memastikan sebuah kata kata
Dan matanyapum masih bisu dalam arti keiyaan tentangku
Mungkin hanyalah besar harapanku saja tentang hadirnya
Yang takkan mungkin menjadi seikat pasti pasti dalam diri.....

Minggu, 03 Juli 2016

Mencintai dalam diam

Andai saja kau mengisinkan aku mengucapkan sebuah kata
Mungkin di setiap hari akan berbahagia dalam sendiriku
Namun kau hanya tersenyum dan tertawa
Sepertinya dalam diamku hanyalah hamparan rupa....
Rupa yang tak begitu indah dan rupa yang tak begitu bahagia.....

Andai saja kau mengisinkan aku menyebut nyebut namamu.
Betapa indahnya dunia yang kupijaki setiap hari...
Mungkin penuh makna dan jua penuh nukta
Yang menyiratkan sebuah cinta.cinta yang begitu nyata
Namun apalah arti diriku dimatamu yang bening
Sedangkan aku hanyalah segumpalan tanah liat yang kering
Dan tak menumbuhkan bunga bunga harapan tentang dunia

Tapi aku sudah berbahagia dengan semua yang kurasakan ini
Karena aku sudah dapat merindukanmu walau dalam diam
Dan mencintaimu dalam dalam,walau tak bisa aku nyatakan dalam terang...

Untukmu yang ku cinta

Sayang......
Kau senantiasa berkata tabah yang di iringin rindu rindu
Dan kau syiratkan aksara yang mengartikan jiwa cinta
Seperti langit hingga meneteskan hujan berbasah
Tapi apalah engkau pernah bertanya pada secawan hitam
Tentang dingin yang tak pernah pergi memelukku

Sayang......
Lihatlah jarum waktu yang senantiasa berputar
Dan dengarlah dentinganya yang slalu berbunyi
Bahkan dalam perjalanannya tak pernah merasa lelah...
Sepertiku yang slalu menanti ketabahan pulangmu di bumiku

Sayang.....
Aku tau dalam detikmu ada resah yang memeluk erat di hatimu
Dan Dalam jiwamu kau slalu kajikan jarak dan waktu
Seakan akan kita ada di sebuah lubang yang dalam
Dan hitungannya tak dapat terukur oleh kita
Namun percayah sayang...
Jarak ini jauh ini bahkan perpisahan ini hanyalah untuk mempererat rasa hati kita tentang cinta..
Yang senantiasa kita jatuhkan bersama dengan air mata kita...

Kau

Sepagi inikah embun di matamu yang jatuh tentang rindu rindu
Yang lara di lepas malam menutup segala galanya tentang hati
Atau seindah burung yang kau katakan tak pernah ada rindu lagi
Sedangkan di sebelah jiwa yang jauh dari jarak memandang gerimis di mataku

Malam begitu pekat,tandusnya menyamarkan segala yang ada di hati
Tentang rindu dan kasih sayang tentang cinta yang terhalang
Sejak sejak pengabdian segala jiwa yang sudah ku serahkan
Atas dirimu dan dirimu yang tak pernah lepas dari kepalaku

Sabtu, 02 Juli 2016

Ceritaku

Pernahkah engkau dengar cerita lama tentang pelukis hujan
Yang slalu duduk diatas batu batu hitam hingga mematung
Yang di ceritakan ahli ahli bait dari negara seberang
Hingga mengukir jelas pada kesunyian

Dan dengarlah engkau cerita cerita lama yang slalu terkisah
Yang senantiasa di setiap perjalanannya slalu menjerit jerit
Bahkan dalam jeritanya hanya beberapa aksara saja yang di sebut sebut
Hingga dunia mencatat sebagai sejarAh sejarah jiwa...

Iayalah aku disana dulu.yang kini tercipta kembali sebagai pembawa cerita cerita lama
Yang memperbaruhi kisah kisah dulu yang sudah tertutup kelabu
Tahukah engkau kisah apa itu.....
Iyalah kisah perjalanan yang begitu pedih penuh derita
Dan kisah kerinduan yang tak termakna....

Rintihan malam

Kini malam terpinang sunyi yang begitu senyap dalam diri
Dan Anginpun mendinginkan diri selaksA salju yang mengepal
Tak ada riuh tak ada kata selain resah gelisah menghantar ruah ruah diri yang mendesah
Menjadikan gigil yang tak mengobarkan semangat diri

Langit terpanggang sunyi yang menyekamkan jiwa jiwa hampa di kerut malam
Dan tak ada satupun cahaya cahaya malam di setiap tatapan
Selain gemintang yang menggantungkan diri di atas langit
Yang menghampa penuh kepedihan dan penderitaan yangg malang

Bumi merengkuh bumi berpasrah pada semua kenyataan yang gelap
Yang kini semakin mencekam dan melekat hingga berpekat
Menjatuhkan daun daun berguguran bak medan peperangan yang panas.