Kamis, 11 Agustus 2016

Ingin kulupan

waktu terus berlalu dengan hari harinya yang menua
wajah bumi semakin keriput termakan usia tahunnya
tapi jiwaku semakin terlena dengan genggaman kayal abadi
sepertinya tak mau beranjak pergi menggigih akan cinta haqiqi

pada kerudung malam aku tiupakan angin dedoa yang terarah
melawan sepi yang memanah jiwa dengan busur busur panahnya
untuk segenggam harapan yang terpatah patah di kenang masa
namun sampai kini masih berbalut resah di kuntum malam
seakan akan menenggelamkan harapan harapan yang abadi

pada batu kucoba mengukir indah bahasa senja yang bermalam
lalu aku tutup dengan tinta tinta bening yang memetuh dari mata
namun masih saja semuanya sama dengan jejak yang menjelma
mengingatkan dalam khayal,menabur bahsa,memberi cinta
padahal seusianya yang terlah berlalu jauh memayahkan segalaku

oooh malam.......
kenapa ujian waktuku terus kau utik utik kembali
tak adakah bahasa baru yang harus ku baca dengan hati
atau memang demikianlah aku yang terlahir disini sebagai pilu
hingga aku tenggelam dengan kenyataan pahit yang membisu

Tidak ada komentar: