Rabu, 10 Agustus 2016

Impian yang patah

Selebihnya pasir hitam yang hampar
Aku hanya kerikil kerikil kecil yang terinjak injak oleh cinta
Berpasrah luluh pada kenyataan yang melukai jiwa
tentang hidup yang bernuasa bahasa kasta beristana

Aku hanyalah angin perindu pada sepucuk daun yang biru
Sedangkan getahnya tiada melengket di atas dahan yang rindang
Lalu bukit bukit bergedung menjadikan tabir meluapkanya

Kini hanyalah impian tiada bermakna dalam aksara jiwa
Yang awalnya kusyirat di tinta berair mata cinta
Dan sekali kali terpukul pasrah penuh kehampaan
Hingga kini mengikis lagi pada kerikil keeikil yang semakin mengecil

Tidak ada komentar: