Aku buatkan puisi yang indah
bercorak rindu pada kain sutra yang biru
menyimpannya dalam sebuah telaga
tempat kita memadu kasih
Bukankah hatimu tempat tinggalku
dari seluruh sajak yang aku buat
tempat aku meneduh dari pengembaraanku.
bercorak rindu pada kain sutra yang biru
menyimpannya dalam sebuah telaga
tempat kita memadu kasih
Bukankah hatimu tempat tinggalku
dari seluruh sajak yang aku buat
tempat aku meneduh dari pengembaraanku.
Cahaya Hati Biruku
aku terharu pada keindahan makna
tak bisa terungkap
ketika jemari rasa menyentuh kelopak hati
debar rasa bertalu mengusap lembut bilik jantung
terus menuju muara kalbu
aku jatuh cinta pada kelembutan nurani
pada ketulusan kasih lewat tatapan rindu
menggetarkan malam dengan belaian hangat jemarimu
mengalirkan rindu lewat bait bait puisi
kumandangkan getar cinta tereja dengan bahasa jiwa
aku terharu pada keindahan makna
tak bisa terungkap
ketika jemari rasa menyentuh kelopak hati
debar rasa bertalu mengusap lembut bilik jantung
terus menuju muara kalbu
aku jatuh cinta pada kelembutan nurani
pada ketulusan kasih lewat tatapan rindu
menggetarkan malam dengan belaian hangat jemarimu
mengalirkan rindu lewat bait bait puisi
kumandangkan getar cinta tereja dengan bahasa jiwa
Alam Biruku
Biarkan aku terbaring dalam hamparan rindu lelapku
karena jiwaku telah di rasuki cahaya rindumu
dan biarkan aku berbaring di hangatnya cintamu
karena batin ini memiliki segala kekayaan malam dan siang
nyalakan api cinta dan bakarlah dupa dupa kasih
yang mewangi di sekeliling ranjang cinta
dan taburi tubuh kita dengan wangian melati dan mawar
hingga kita lelap di bukit kedamaian.
Cahaya Hati Biruku
Unggun cinta meliuk seiring nada cinta yang mengalun
Malam pun menjadi terang benderang berpadu
tabuh gamelan rindu yang bertalu
mengantar rembulan kembali keperaduan
Daun daun berbisik seolah tau dirimu
resah di peraduan biru menanti belaian jemari rindu
Bintang menggoda, angin menggelitik
seolah tau aku pun sedang memikirkanmu
Unggun cinta meliuk seiring nada cinta yang mengalun
Malam pun menjadi terang benderang berpadu
tabuh gamelan rindu yang bertalu
mengantar rembulan kembali keperaduan
Daun daun berbisik seolah tau dirimu
resah di peraduan biru menanti belaian jemari rindu
Bintang menggoda, angin menggelitik
seolah tau aku pun sedang memikirkanmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar