Selasa, 14 Agustus 2012

Wajahmu

Masih terlukis di hamparan malam parasmu yang begitu indah
mata yang sangat tajam setajam pedang terus menusuk jantungku
sehingga sampai kini masih di ingatanku 

Bibirmu yang selalu mengucapkan kata kata indah di depanku
masih tertulis di hamparan jiwa yang tak mudah terhapus oleh rona kehidupan
sehingga sampai kini aku merasa ,walaupun cintamu takkan ada lagi untukku
Tapi aku akan selalu menunggumu dan menunggumu



Sepatah kata

Tinggalh sebuah bunga kenangan 
yang masih tersusun rapi di dinding dinding kamarku

Bunga Kenangan


Tumpukan bunga merah yang kau selipkan diserandu malam
 masih terhias dengan indah terucap dengan kata katamu yang dulu
walau aku tahu kau takkan bersamaku Untuk selamanya

Bunga yang masih mekar harum mewangi 
biarlah menjadi sejarah cinta sejati antara engkau dan aku
walau begitu berat dan tak mudah tuk melupakanya

Bunga ini biarlah tetap di sini tuk mewarnai hari hariku
yang sangat rindu akan dirimu akan kehadiranmu
biarlah bunga ini sebagai pegantinya sebagai pengubat rinduku.

Jumat, 10 Agustus 2012

Penyesalan

Ku dengar suara panggilan tuk menuju sholat jum,at
sementara sang khoteb mulai naik ke mimbar
terbukala lembaran lembaran kitab yang dibaca

Dengan suara lirih sang khoteb membaca kitab itu
membuat hati ini gemetar,
suara lirih sang khoteb sangat menyentuh asaku
tak terbendung dari kedua mataku meniteslah
air mata penyesalan bak air sungai yang deras

Kini kutahu betapa tak berartinya hidup ini
hidup yang penuh kemewahan
hidup yang penuh kesenangan






tangisan jiwa

Ku dengar suara panggilan Azan Yang sangat lirih penuh tangisan
Sementara Sang khoteb mulai berjalan menuju mimbar
satu demi satu sang kitab mulai terbuka
hingga sampailah pada puncak puncaknya

Tak terbendung lagi dari kedua mata ini
meniteslah air mata penyesalan
tentang keangkuhan dalam kehidupan

oh betapa tak berartinya hidup ini  dengan harta
betapa tak sejuklah hidup ini dengan tahta
yang selalu membuat aku lupa akan semuanya

betapa perih penderitaan ini
hiudup penuh kesombongan
hidup penuh kedurjanaan

Air Mata


 Tetesan air hujan adalah bukti
Sebuah cinta dari langit kepada bumi
Sedangkan kesetiaan adalah bukti cintaku padamu

 Seperti halnya bintang yang selalu setia pada bulan
Untuk berjanji menghias sang malam dengan sinarnya
Dan seperti itu pula kesetiaanku padamu....
Kesetiaan atas cinta ini kepadamu...

 ========================================================================
 Sakit… sungguh sakit…
 Hanya sakit yang kurasakan ketika kerinduan merasuk jiwa
 Tangis.. banyak tangis…
 Hanya air mata dalam hati yang bisa kuteteskan
 Menanti.. terus menanti…
 Hanya penantian yang kini kurasakan
 Diam.. dan diam…
 Hanya dengan mengunci bibirku aku bisa bertahan
 Semua karena dirimu
 Semua hanya untukmu
 Malam ini aku membiarkanmu bersama bintang
 Terbang bersama ilusi dan menapaki alam mimpi
 Kembalilah esok bersama mentari
 Seraya membuka tabir langit dan menatap dunia baru



Sabtu, 04 Agustus 2012

Ke Indahan Alama


Batapa indahnya alam ini
Laut berombak-ombak
Awan berarak-arak
Udara segar bertiup-tiup

Aku berdiri di atas guning,
Berdiri di bawah langit
Untuk melihat keindahan alam,
Keindahan dunia

Aku mempertaruhkan nyawa,
bertahan diri di atas guning
Demi melihat keindahan alam
keindahan ciptaan Tuhan


Malam

malam yg begitu indah kulihat bintang gemintang di sana bersinar menerangi
rembulan yg menerpa sayup menyinari jua
terpaan angin menyapa membisingkan kata kata cinta


Langit Kusam


Langit kusam semburat merah bumi yang gemetar
Sepotong paras kusut kuda apokaliptik mendengus
Dari Timur sangkur berpucuk-pucuk menyebar amis kematian
Bintang kemusuk di langit jagad melepus tak mau redup
Seiring taring memercik liur membusuk
Serupa kelewang karat berkisah usia dan derita
bertepuk gemuruh pada kado hari perayaan
buat perempuan yang nafasnya ditebas timah panas
buat anak-anak dengan sukma tertekuk di kolong bangunan ambruk
buat lelaki dengan tempurung-tempurung retak
buat sengal peradaban yang dihanyut beliung hari petang

Nasar melayang sambil kelimun serapah dikebas ke bumi pasrah
sekelebat tahta agung sehimpun sabda torah
serdadu berderap tanpa wajah
asap puing hitam menebal
dan kitab-kitab sejarah kumal menahan muntah
yang ditulis dengan tangan-tangan lelah
memberi berita yang tak kunjung beda,
ada penjagal menembak sambil tertawa

Pada Tuhan ia titip ayah, ibu, dan adik yang masih balia
Bikinkan satu rumah buat bersama dengan satu kamar tersisa
Karena tak akan lama
Di atas padang perburuan luka
Di malam sunyi yang mendesah basmallah
Malaikat mengetuk pintu di satu kala
mengantar ia bersama siapa entah,
dengan nama yang satu,
dengan titah yang Ia mau
,


Deburan Ombak

debur ombak pecah di buritan kapal
menggelegar memecah hening malam
hitam menyelubungi diri, gelap pekat
seakan mengundang bintang bertandang
menyodorkan petunjuk pada haluan kapal

percakapan tanpa kopi pun mengalir
sekedar berbagi kabar
menggulirkan sedikit harap
menyingkap rahasia hati

disini,
dimana percakapan tanpa gangguan teknologi terjadi
antara aku kamu kalian kita kami
ditingkahi tawa dan hening
sungguh kebersamaan yang langka

berbaring beratapkan langit penuh bintang
membisikkan ingin kepada bintang jatuh

wahai bintang,
tolong jaga mereka untukku
dalam matahari hujan dan gelap malam


Bulan Tak Kunjung Jua


Bulan tak juga penuhi
Malam itu sinar bulan tak menyapanya
Namun tak sesunyi malam
Gemerisik bunga mawar
Memberinya alunan nada
Menidurkannya dengan pelan
Layaknya belaian ibunda
Yang telah tiada

Tak ada lagi selain malam
Yang ia inginkan
Meski tak berbulan
Ia tetap dapat hilang
Dalam khayal menjauhi realita kehidupan

 Tetap terjaga

Kala terbangun mawar itu pun tersenyum
Dengan merahnya yang indah
Monoton….
Inilah hidupnya….
Meski darah tetap tertetes
Saat ia di dekatnya
Hanya mawar itu…
Hanya merah itu…
Ia dapatkan indahnya hidup ini



Mawar Mirah

dari mekarnya kelopak mawar merah
kutemukan arti dari sebuah gairah
dari tetesan embun didaun hijau
kudapati kesejukan rasa rindu
pada hangatnya mentari pagi
kurasakan kedamaian bersatunya hati
dari pergantian panas kepada hujan
kusadari indahnya suatu perbedaan

keinginanku untuk menjumpainya
sama dengan keinginan anak burung, tuk mengepakkan sayapnya
keinginanku tuk memandangnya
sama dengan keinginan kelelawar, tuk segera bertemu malamnya
keinginanku tuk memeluknya
sama dengan keinginan induk ayam tuk menjaga anaknya
keinginanku tuk mendapatkan kasih sayangnya
sama dengan keinginan tanah kering tuk mendapatkan hujannya



kesedihanku saat ditinggalkan
sama dengan kesedihan peladang yang kehilangan awan
kecemburuanku saat diduakan
sama dengan kecemburuan bintang saat tertutup awan
kegelisahanku saat merindukan
sama dengan kegelisahan bayi yang ingin mendapatkan susuan

kesetiaanku tuk menantinya
sama dengan kesetiaan cicak mengintai nyamuk
keyakinanku tuk mendapatkannya
sama dengan keyakinan air menuju samudra
kejujuranku tuk menyatakan rasa
sama dengan kejujuran titik air kepada pelangi
dan….
semua yang berkecamuk didiri ini kupasrahkan
pada kekuasaan dan keridha’an Illahi Rabbi
semoga Alloh mengabulkan do’a dan keinginanku ini



Patah Hati

Ku tarik dan hembuskan nafas ini perlahan
saat renungi keadaan ... hingga ingatan ini membuat
nafas yang ku tarik dan ku hembuskan ini pun semakin kencang
Aku sempat bertanya, Kenapa kesunyian ini membuatku sepi,
dan aku benar-benar benci ...
Dalam malam yang hitam dan kelam, aku harus selalu tenggelam
dan kenapa dalam siang yang ku lalui pun hari-hariku harus seperti belati,
yang menari di urat nadi,,,
dan setelah kaupun mengerti tentang arti dari semua ketulusan ini
saat itu aku sudah ada lagi, hingga sesalmu iringi tangis,,,
Saat Jasadku di balut kain putih polos.

Doaku Slalu Untukmu


sayang sesaat terdengar dari keluhan sang bibir
tentang sakitnya engkau
betapa hatiku sangat resah dan gelisah
namun aku selalu berdoa semuga engkau
di berikan kekuatan dan kesehatan

sayang
betapa menggigilnya hatiku
dengan seutas sapa yang melayang
 bagaikan kupu kupu yang menekan kesunyian

tentangmu yang terjamah dengan kesakitan

sayang
andai aku bisa menjadi obat atau mengubatkan
apa yang terlampau dalam tubuhmu
aku kan menjadi obatmu

sayang sayang sayang
seribu kali ku lantumkan
mengalahkan pijaran sang m,entari di waktu pagi

sayang seutas kata dan lantunkan doa
ku uraikan padamu
semuga hilang apa yang ada di tubuhmu

Sandy Nista