Sementara Sang khoteb mulai berjalan menuju mimbar
satu demi satu sang kitab mulai terbuka
hingga sampailah pada puncak puncaknya
Tak terbendung lagi dari kedua mata ini
meniteslah air mata penyesalan
tentang keangkuhan dalam kehidupan
oh betapa tak berartinya hidup ini dengan harta
betapa tak sejuklah hidup ini dengan tahta
yang selalu membuat aku lupa akan semuanya
betapa perih penderitaan ini
hiudup penuh kesombongan
hidup penuh kedurjanaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar