Selasa, 15 September 2020

Sentuhan waktu

Saat raga terpisah dari diri sendiri(Ruh soltoniyah)
Kuserukan wahai tanah yang senantiasa terpaksa dalam waktu,yang tidak bisa bergerak.
Bekulah engkau dan kembalilah engkau kepada asalnya yang terinjak injak,kini engkau menjadi tanah kembali sebagai saksiku kelak di hadapan sang cipta.
Kini ku sendiri semula tanpa siapa siapa...
Bahkan yang membawa keingininkupun telah pergi meninggalkanku dalam kesendirian,(nafsu/ruhuniah)yang senantiasa seakan akan memberi harapan masa depan menuju luasnya dunia lain(akhirat)dan kini kau kembali kepada pribadianmu tanpa dosa,tanpa kata,tanpa suara...
Dan kini tinggalah aku yang di bekukan keinginan saat saat kita bertiga(Ruh Sultoniyah,Ruhuniyah,Ruh badaniyah)

Ooh Alam yang luas seluas mata memandang.
Saksikanlah tentang kebodohanku,saksikanlah tentang   perbuatanku,saksikanlah tentang kesombonganku.
Aku yang senantiasa tertidur karena keinginan,kini aku sadar,air tanah bahkan anginpun tidak akan mengenaliku lagi,melainkan saksiku,bahkan engkaupun akan menjadi saksi mata memandang...
Kemanakah kini kakiku akan melangkah,sedangkan luasnya alam kini tak lagi terpapar oleh mataku.
Bahkan kini aku bagaikan buta berselimut awan yang hitam....

perjalanan dan waktu

Pagi....
Tanpa matahari yang datang menyinari alam seluas mata memandang,redup seucap rindu di hulu,akan sesosok terang yang datang memeluk kalbu,anak anak burung bermanja manja menaiki ranting seakan akan belajar menari dengan kepakannya yang lincah,berdansa,menyanyi,dengan suara suara gemes memintal telinga sang pendengar

Matahari....
Adalah cahaya siang dalam terang,tanpa awan,meski ada setitik gerimis,dia slalu menerangi sekejap dengan hangatnya,bahkan dengan kobarannya yang seakan akan membakar dengan membahana yang mencabik cabik kedalamnya belulang ...
Hingga sorepun mengkopi terangnya pagi dengan senja yang memirah,dengan redupnya pagi yang menunggun malam sebagai ibu perawat yang sejuk

Malam..
Adalah rumah kegegelapan yang gosong,lugu,beku.bahkan dinginpun sebagai selimut yang tak pernah lepas dari badanya
Dan rembulanpun sebagai cahaya yang di tanggalkan oleh waktu sebagai lentera kecil hingga terang dan redup,bahkan pergi meninggalkan gerhana gelap...

Demikianlah cerita dunia yang memaparku sebagai Realita hidup

Jumat, 26 Juni 2020

harapan tengah malam

Aku ingin menyatu dengan malam,
Mengizinkan dingin menusuk hingga ke tulang,
Merasakan sejuk sisa tetesan hujan di tengah kemarau,
Terlebih jika langit meneteskannya kembali,
Membasahi raga ini,
Meredam jerit hati,
Dan membuat bulir air mata ini luruh bersamanya,
Hingga ragaku melemah, lelah,
Terjatuh, tersungkur, dan tertidur di tengah gemuruh dalam sukma,
Berbalut dekapan hangat Tuhan yang mengantarku dalam keteduhan,
Hingga esok, tubuhku telah menjelma jadi embun pagi
Yang menetes indah seolah tak ada lagi duri menghiasi setiap cerita hidup ini

Minggu, 14 Juni 2020

Nyatanya Waktu

Dari sebuah kehadiran yang begitu membentang 
Hingga menjadi langit langit yang bergaun hijau di kerdip mata
Kau tak bisa di umpamakan sebagai bidadari yang senantiasa menghiasi di setiap waktu

Memang banyak dan hampir semua orang tak pernah melihatmu lagi seperti sedia kala yang terpancar di kasat mata dunia
Namun jauh di mata hatiku kau tak pernah hilang di telan gurun dan meninggalkan kesepianku
Karena dalam kesendirian masih ku rasa desas sapa tawamu dan canda kita yang masih terngiang deras bagai gemuruh hujan menumbuhkan bunga bunga cantik bibirmu

Engkau adalah  sahabatku
Engkau adalah sandaranku
Engkau adalah pelita dalam gelapku
Engkau adalah kepastian akhir dari penga walanku
Engkau adalah bidadariku
Engkau adalah ibu dari anak kita
Engkau adalah desas awal doa yang ku pinta
Engkau adalah daun daun hijau tanpa musim
Engkau adalah kasih dan sayangku
Memang terkadang dalam ketermenunganku mengalahkan segala rasa ketika dalam sepi dan sunyi,menyelimutiku
namun belayanmu datang dengan desah kata yang kudengar(Aku Slalu Bersamamu.)yang slalu menguatkan jiwaku tentang keadaanmu di sisiku....

Kesempurnaanmu

Matanya:gemerlap bintang bertaburkan cahaya dalam beningnya
Memberi kesaksian hidup dalap pekatnya malam yang membentang
Alisnya:pelangi sebelum di cumpui matahari pagi yang memanas,hingga mengindahkan waktu pagi yang indah
Senyumnya:memekarkan bunga bunga kasih yang merona di setiap kerdip mata memandang
yang di sertai gemulai bibir gemas bak bidadari langit menuju muara

Wajahnya: purnama berseri tampa lekukan penuh dengan cahaya tiada redup,kealaminya menundukkan setiap mata memandang
Suaranyapun seperti tayupan tayupan sendu menidurkan anak anak kerdil  yang mengaung tangis tanpa ibunya 
Dan desasnyapun lambayan angin menyapa dedaunan
Sungguh sempurnanya tuhan menciptakanmu sebagai awalan seseorang yang tak pernah aku lihat