Selasa, 15 September 2020

Sentuhan waktu

Saat raga terpisah dari diri sendiri(Ruh soltoniyah)
Kuserukan wahai tanah yang senantiasa terpaksa dalam waktu,yang tidak bisa bergerak.
Bekulah engkau dan kembalilah engkau kepada asalnya yang terinjak injak,kini engkau menjadi tanah kembali sebagai saksiku kelak di hadapan sang cipta.
Kini ku sendiri semula tanpa siapa siapa...
Bahkan yang membawa keingininkupun telah pergi meninggalkanku dalam kesendirian,(nafsu/ruhuniah)yang senantiasa seakan akan memberi harapan masa depan menuju luasnya dunia lain(akhirat)dan kini kau kembali kepada pribadianmu tanpa dosa,tanpa kata,tanpa suara...
Dan kini tinggalah aku yang di bekukan keinginan saat saat kita bertiga(Ruh Sultoniyah,Ruhuniyah,Ruh badaniyah)

Ooh Alam yang luas seluas mata memandang.
Saksikanlah tentang kebodohanku,saksikanlah tentang   perbuatanku,saksikanlah tentang kesombonganku.
Aku yang senantiasa tertidur karena keinginan,kini aku sadar,air tanah bahkan anginpun tidak akan mengenaliku lagi,melainkan saksiku,bahkan engkaupun akan menjadi saksi mata memandang...
Kemanakah kini kakiku akan melangkah,sedangkan luasnya alam kini tak lagi terpapar oleh mataku.
Bahkan kini aku bagaikan buta berselimut awan yang hitam....

Tidak ada komentar: