Senin, 26 Juni 2017

Pedih dan luka

Kasih......
Mungkin bagimu luka ini adalah luka lama yang sorak sorak bermusim,sama halnya dengan gugusan bintang yang jatuh sebagai fenomena alam.lalu ribuan pecinta sama sama berdoa memohon,untuk di ijabahkan oleh tuhan.
Atau bagai sederas hujan yang jatuh dengan lebatnya,lalu sekejap ada terang dan bumipun yang tenar terturup

Dengarlah kasih......
Tentang nyanyian sesosok sunyi yang kau anggap kenangan atau masa lalu yang hilang,dalam riak suara laut,Rimbun rimbun kepedihan semakin membekak,
Dan luka luka semakin menganga,bahkan sesejuk anginpun tak mampu mengusap kepedihan yang ada dalam hati
taukah engkau kenapa........?
Karena aku terlalu patuh dan tunduk pada sebuah cinta yang kau ikrarkan kepadaku,

Kasih.....
Mungkin bagimu senyumanku adalah lambayan bunga bunga pagi yang lupa akan semua janji janjimu dulu,atau dari setiap kata kataku kau anggap sudah tidak pernah ada lagi kata kata ingatan tentang ikrarmu,yang pernah kau hibbahkan kepadaku
tidak kasih,Aku masih seperti dulu,sesosok rindu yang hanya mampu mendesah,dengan ribuan perih,sesosok sepi yang berpura pura bahagia dalam pedih,tentang sebuah rasa yang kau berikan kepadaku.

Sabtu, 03 Juni 2017

Kesendirianku ada kamu


Kenapa aku masih merindukanmu, padahal semua sudah aku tutup tapat di lubuk hatiku, karena kamu,bahkan sepertinya lebih banyak yang di janjikan mimpi mimpi, tentang kepalsuan yang sangat melukaiku,dan kini di setiap kesendirianku tak henti hentinya melamunkan senyummu, walau caraku untuk melupakan sudah pasti tak menghadirkan kamu kembali.
Entahlah kenapa engkau slalu Diam diam sepertinya tersimpan di dalam hati hingga menjadikan rindu pada sepasang katup bibirmu,dan menjadikan hujan berdatangan tak menghapus kenangan masa lalu,tentang kita dan cinta.
Bahkan sepertinya di setiap lamunan aku temukan sebaris sajak cinta kembali, yang mengiringi masa di setiap ujung pagi, tentang sepasang camar di matamu,saat saat kita masih menjadi satu

Takdir



Ternyata pada akhirnya kita tak akan mengenali aku dan kamu, meski kita sama sama  mencari di tiap tiap celah,  yang terhantar huruf dalam sajak sajak, barangkali mungkin karena kita semua sudah berubah beku.
Dan kini tinggalah ranum senyum yang membayangi kita saat terpetik rasa, meski pagi slalu kubacakan puisi jiwa,dan kini tinggallah kasih jelmaan tanpa nyata
Meski rindu kita serupa rasa yang tak terjamah mata
Meski tak letih kita menunggu aku dan kamu,yang berentan sama sama mengepak dalam puisi,semua tak mesti
Namun biarlah kita dulu menjadi sajak walau akhirnya hilang di antara kata yang memastikan patah,barangkali sedikit kerinduan kita dapat terobati

Semu

Ingin berteduh dari basah air hujan mataku,hingga mampu aku menatap dingin di balik jendela.yang ceritanya sejak cinta,namun apalah arti semuanya,sedangkan luka masih tak menemukan obatnya.barangkali memang hujan tak bermusim dan slalu mengiringi jiwa.

Ingin sekali Merangkak di lorong rindu,hingga  dapat menatap nanar seberkas cahaya diujung waktu
Namun apalah aku yang tak mampu dengan semua itu biarlah tuhan yang maha tau

Barangkali aku terlalu tergesa gesa berlari ke arah simpang jalan  untuk mengejar bayang bayang, untuk melepas rindu bisik air yang tak bosan bercerita tentang cinta,hingga aku harus terpental pada lembah nista


Jumat, 02 Juni 2017

Aku akan pergi

Kini aku paham pada sepasang matamu,yang tak mungkin ada aku
Diam diam engkau melepas hujan, meski tak deras pada bibir resahmu yang memirah,sesaat ada aku
Menjadikan aku terhempas basah di guyurnya dan memaksaku untuk tak kembali pulang

Meski perih dan luka,ku langkahkan kaki ini walau mulai lelah dengan pasrah pada kelam
Tapi, izinkanlah aku membisu walau sekejab,meski malam menuntun mataku ke arah bayang bayang yang muram.
Untuk mencari jalan pulang,biar aju mampu melintasi terjal yang berliku, dan meski jua berpeluh yang memandikan jiwaku, dan biarlah pula gelisah kuusap kecewa yang tersisa, meski harapanku mengenali pekat tak bercahaya,barangkali tuhan memang menciptakan aku sebagai pengembara tanpa tunggu.

Biarlah Ku tertiduri malam demi malam  yang pekat,meski takkan menjadikan aku lelap, karena aku tau dan mengerti tentang sebuah harapan ayang ada di dalam hatimu,bahwa cinta dan kesetian akan lahir dari sebuah kekayaan.
Dan jua dari sesosok rupa yang indah dan tampan,yang lebih dari hanya aku yang tak mungkin.
Biarlah aku dan ingin sebagai mengingat, suara degup yang perna ada di sekitarku,tentang kamu tentang kita,yang pernah sama sama memasrahkan diri pada sang kuasa.