Sabtu, 15 September 2012

Cahaya Hati

Berteduh di hatimu
bermukim di jantungmu
bernyanyi di pelataran jiwamu
dalam alunan harpa menggetarkan sendi

kisah kasih asmara
terlukis dikanvas hati
tergurat dalam syair
seindah rasa yang tercipta

dawai dalam puisi
mengalun merdu
seirama detak jantung
 dalam nada seruling jiwa


Jemari Rasa

Alam Biruku

Kutatap ranum wajahmu
dengan dekapan embun yang biru.
meracik rasa dengan alunan nada

Bintang bintang dan rembulan tersipu malu
menawarkan cahayanya di bahasa malam
menjadi istana rindu yang megah

Puisipun hanya rangkaian yang tersimpan
hingga malam berganti dengan fajar


Puisi Malam

Embun-embun berjatuhan dari langit
ketika malam mulai mengembang

melepaskan kepenatan di cahaya rembulan
rerumputan melambai di hembus sepoy angin

embun embun mulai bersemayam di daun
seperti butir air mata yang jatuh ke pipi
lalu ku simpan dalam puisi malam
untuk menemani lelap tidurmu

Aku buatkan puisi yang indah
bercorak rindu pada kain sutra yang biru
menyimpannya dalam sebuah telaga
tempat kita memadu kasih

Bukankah hatimu tempat tinggalku
dari seluruh sajak yang aku buat
tempat aku meneduh dari pengembaraanku

Aku Akan Datang Untukmu

Sayang

selalu aku titipkan pada angin malam yang berdendang
tentang sebatang kayu yang kering tanpa siraman,
sinar mentari yang sangat menyengat
 daun yang biru senantiasa melambaikan menaruh rasa haru
hampir semuanya berjejeran ditanah liat bebatuan
,demi cinta dan kesetiaan aku bertahan tuk menantimu
yang jauh pergi menemui sang ibu

Sayang
pada mentari yang hampir tenggelam 
ku titipkan seutas senyum rindu padamu,
dan pada angin pula ku selipkan surat cinta menuju surga
,malam ini pula sudah ku katakan pada sang rembulan
yang hampir merebahkah tubuhnya di ufuk sana
tentang hari esok pada waktu yang sama
aku akan datang menemuimu membawa secumpun rindu
yang utuh untukmu Aku selalu mendambakanmu


Aku Kembali Untukmu

 Sayang kini aku pulang membawa sejuta harapan pasti
 membawa seribu senyuman

walau begitu berat meninggalkan kampung halaman
kini aku pulang dan kembali kepangkuan sang rembulan
yang selalu menemani sang bintang
Sayang kini aku sudah berjalan menuju cintamu
cinta abadimu untukku segalanya
,syg tersenyumlah dan janganlah kau menangis
kini sudah kubuka cendela kamar tuk melihat mentari esok tersenyum
,sayang datanglah aku sudah disini,
di tempat yang biasa engkau singgahi
menuju jalan ilahirobbi