Sabtu, 01 Juni 2013

Hampa tanpamu


Hampa serasa melayang mengambang 
ketika ku lihat senyum kelopak pagimu yang dulu
senyummu bias kehidupan yang tek pernah kulupakn
Diantara masa masa yang kan datang

Ingin sekali ku mencerit memanggil namamu
di antara gelap gelapnya malam yang pekat
namun pekak suraku tak dapat menggetarkan jiwamu
yang kini sudah memupus dalam halimun cinta baru

Mungkin ini adalah jalan pekatku tanpamu
tanpa cintamu tanpa senyummu tanpa kasihmu






Jumat, 31 Mei 2013

Tanpamu gelap


Sepinya malam tiada rembulan menemani
gelapnya malam tiada sinar menerangi
hampa hati ini melayang tanpa tujuan
arahpun terhempas kekosongan yg kelam

Kau yang kucinta bagai bunga di taman jiwa
kau yang ku damba harumkan hati dan jiwa
namun semua kau tinggalkan begitu saja
seaakan tak pernah mengenal arti cinta

gelap mataku gelap hatiku tiada engkau menyinariku
bagai halimun petang hinggap di kelopak mataku
membungkus lalu hempaskan awan kelabu

Penjajah


MATA tua itu memandang keluar jendela. Menatap ranting-ranting patah dan bulan pucat kehabisan darah. Ia teringat masa lalunya. Masa muda yang ia habiskan di medan perang. Tak gentar dengan bunyi mesiu dan dentuman granat yang menggelegar menggetarkan hati. Tiada satupun yang membuat ia dan teman-temannya takut waktu itu, demi untuk melepaskan diri dari kekangan penjajahan yang melilit harga dirinya sebagai bangsa

Senin, 27 Mei 2013

Kekosonganku

Mungkin ruwang waktuku kan selalu kosong
tanpa sehelai daun mawar yang memirah
lalu menempel di setiap kamar hatiku

Waktu berlalu,perjalananpun membisu
haripun menua berganti bulan
bulanpun bergi mengganti tahun

Namun ruangan ini masih kosong 
hanya gambaran senyummulah yang menuang bisu
seakan tak henti memanggil kerinduan di setiap detakku

Aku disini,bersama kekosongan penuh hampa
Tanpa sapa wangimu yang sejukan hati





Kerinduan Yang Mendalam


Harumnya kerinduan masih bersama waktu
mewarnai kehidupan setiap hembusan desahku
mungkin sampai detak terahirku yang larut

Dalam sunyiku kusapa rembulan yang bisu
dalam petangku kupanggil nammu erna
 lalu kau menghilang terhempas waktu


Kisah lugu gemericik cinta hujan menyapa
pada ranting cemara yang kokoh
Namun kini mengering terhempas panas

Aku bagai sungai kering penuh bebatuan

menanti senyummu gerimis mengundang
namun tak ada sapa dari langit langit hatimu

kini kuterhempas waktu senja yang menua
Lalu rapuh bagai pohon kering dan tumbang
kini tinggalah kerinduan saja yang mendalam