Selasa, 16 Juli 2013

Rintik Desaku


Rintik hujan tak henti hentinya mewarnai malam
hingga gelapnya menyelimuti sember kejayan
seketika ia menepuk bumi dan batu batu keras
lalu banjirkan sungai sungai di pinggir alas

Seraut rintik memukul tanah tanah yang kering
hingga ceceran deras dari atap basahi haribaan
seakan malam bersahabat dengan kematian

berjubah hitam tiada sang rembulan

Batu batu merincip tiada yang mengemban
tajam bagai pedang menghulus kepekatan
suara langit hitungkan aksara pada depuk
petir


Tidak ada komentar: