Senin, 29 Juli 2013

Guratan Kecil


Mata tajam memandang pada ukiran langit kelam
putih bagai sutra mengayun lembut di terpa angin
sementara laut meliak liuk dengan gelombangnya
 mengajak hati untuk meniti pada deras airnya


Angin berputar arah pada hempasannya yg hangat
lalu kupejamkan mata ini yang tertindih panas
namun hati terus berkata dengan rayuan sapanya

BUKALAH MATAMU LIHATLAH ITU ANUGRAH
ILMU YANG HARUS ENGKAU KETAHUI


Dari mulutku bergumam pd cacaran jiwa dan hati
ktika kulihat serongsoan manusia bertubuh kekar
tiada yang menutupi pada tubuhnya yang putih
Inikah yang di sebut tures belanda ataukah india

Minggu, 28 Juli 2013

Impian Dan rindu


Ketika urayan kata katamu mengiang lembut
 pada dua telinga kecil di kepalaku
 betapa hatiku luluh dan melayang terbang diatas awan

 Ketika senyum mekar dan merona di bibirmu
yang kau sautkan pada mata hati dan jiwaku
 betapa aku sangat mencintai dan merinduimu

Namun penantian sangat kejam dan mematahkan
bagai perahu di tengah lautan terhantam ombak
 lalu tenggelam hingga kedasar perutnya

Sungguh aku tak mampu dengan semuanya
biarlah impian itu akan berjalan dengan waktu
dan mengukir indah bersama kisah rindu

Aku Yang Rapuh


Sebatang pohon yang mati dan tumbang
mana mungkin hidup penuh daun dan berbunga
sedangkan titik titik embun tak lagi meresap
 dan airpun tak sanggup untuk menyusup

Biarlah kayu ini mengering lalu menjadi serpihan serfihan
 yang akan menyatu pada kamfas kamfas kehidupan
 lalu menjadi sebutir abu kecil yang akan hinggap
 di setiap orang yang memandang

 Biarlah air laut menendang batu karang yang tajam
lalu jadikan kerikil kerikil kecil yang terhempas
pada pesisir pesisir pantai dan menjadi pasir

 Akan aku eja bagai anak kecil yang belajar pada seorang guru
 walau dengan susah payang dan tangisan yang terisak isak
 mungkin semua ini sudah sapaan hidup yang harus aku lalui

Takdir

Ketika senja mulai berubun di ufuk barat
mata ini lelah kurasa memandangnya
 kepekatan luka dan kasih setia yang terlempar
bagai bonika kecil terayun ayun di laut
 masih menghias gelora jiwa yang lara

Biarpun angin melambai lambai sehelai daun
untuk mengajak bercinta pada sebatang pohon
yang kini kering dan rapuh,serasa tak ada gunanya

 Biarpun ukiran senja terus mengukir di langit
akan aku pejamkan mata ini tuk takmelihat
biar lelah kerinduan dulu tidur dengan pulas
dan siapa tahu nanti akan menemukan setitik harap
pada bulan atau tahun yang akan mewarnainya


Rapuh


Malam mulai merayap dengan sepi yang berarti
halimun petang tertimpa kabut pekat mengepal
hingga tiada cakrawala yang membinar di langit

Dari hembusan angin yang menantang kepiluan
bergemuruh penuh suara yang tak diharapkan
 hingga datangkan deras bening air mata yang rap




Ratapanku


Mungkin semua hanya tinggal kenangan yang tersisa
 diantara sudut sudut malam yang gelap gulita

 selintas bayang bayang menggoda menari nari bagai bunga
di setiap kerangka kerangka malam yang sunyi
 lalu jatuhkan daun oleh dinginnya malam yang sepi

 Ribuan kata kata bersyair cinta yang mengayun indah di langit
 kini berhamburan oleh riyuh gelombang sang angin
 dan terhempas bagai awan tipis lalu jetuh terkulai

Oooooh sungguh malam ini gelap tatapanku
 tiada rembulan yang bersinar walau sebatas cahaya




Lelahku Dengan Rindu

Untuk apa kulihat bunga menghiasi kelopak matamu
kalau bunga itu takkan kujamah dan takkan kumiliki
untuk apa senyum manismu yang selalu membekas diantara malamku
 kalau itu akan berlalu

Lelah mata kupandang riyuh gelombang pekat
yang berhamburan di kelopak mataku yang hitam

sekeping hati hangus terbakar menapaki kerinduan
 pada sekuntum bunga yang mengambang di lautan


Awan menatap lelah pada kesunyian yang gelap
 tiada rembulan membinar yang sangat terang
pada keroncong keroncong malam yang sengit

hanya desah panjang dikeheningan berhambur seru
nyanyikan kisah rindu yang teratap oleh waktu

Gemuruh gelombang laut pasang cintaku
terhempas oleh kesunyian yang menekam
pada batu batu kasih yang tertancap tajam
di setiap dinding dinding rinduku yg lelap

INIKAH UNTUKKU YG TERSIRAT OLH WAKTU
Yang kau catat dalam jemari rasa hatiku
Ungkapan serpihan kata menyatu bagai syair
teralun sebagai nyanyian senja yang bisu
Hingga degup jantung yang bergejolak riuh
bagai gunung longsur yang berapi dan
mematikan semua ungkapan ungkapan
yang terhantar uleh urayan waktu sepi


PUISI SORE


Metahari berlahan bersimpuh di ufuk senja
 kuning keemasan dengan indahnya merona
 pada kelopak kelopak mata yang memandang jauh

Ombak dengan asiknya bergelombang riya
 mengayun lembut pada pasir pasir putih di pantai
 menjadikan indah dalam sapa cinta
mengukir sebuah harapan yang tak di duga

burung walet dengan riyang melambai lambai
kepakkan sayapnya yang menerjang
pada hari yang hampir berlabuh  di ufuk senja

Dustamu


Aku terlelap oleh ucapan kata katamu yang manis
 tentang tulisan cinta yang mewarnai jiwa
hingga kujadikan mimpi mimpi indah yang suci

 Aku terpesona tutur kata katamu yang teriring senyum

seakan melepaskan aroma kasih putih yang suci
hingga dalam detik waktu kau selalu berada,
 mewarnai hari hari serta mewarnai hati jiwaku

Ketika semua ku genggam dalam kepalan jiwa
 kau lari terlunta lunta tinggalkan jejak jejak kasih yang setia
 sehingga aku terkapar dalam jala luka yang sungguh
menganga

Sekeping hati merona di pelataran sumpah cinta
yang terangkat manis menepuk golora jiwa
lalu menjadi serpihan serpihan kata yg membeku
mengenang di pucuk pucuk daun talas yg biru

Hati merintih menahan rasa yang terkenang
oleh hempasan hempasan waktu yang terlunta
hingga menjadikan kata kata cadas yang memar
lalu menipis dan hanyut oleh deburan ombak

Sore berlahan lahan memecahkan kehangatan
yang berkecambuk riyuh dalam sebuah terpaan
hingga awan hitam datang bersama deru angin
lalu gelapkan hati yang merintih terlantar

Sepiku Bersama Rindu

Dalam larutnya malam yang membungkam sepi
angin terus menyapa membawa kedinginanan
yang sangat menyentuh pada hati dan jiwaku
lalu hadirkan rasa Kasih dan sayang yang terbuang

 Pekatnya malam semakin melelet lalu membungkus gelap
 janjikan mata untuk tak melihat tentang seberkas sinar yang sejuk
  hingga desah kasih meninggalkan seribu kerinduan

Sekuat tali kasih masih mengikat gelembung hati
yang menyuwarakan kasih cinta dan sayang
pada keroncong keroncong jiwa yang telah tiada
 hingga teteskan bening bening mutiara kasih air mata

Terpaan angin mlm terus melambai dan mengusik
pada keheningan yang memekat dalam jiwa
 hingga ku tersangkut dalam dekap rindu yang biru


Selembar jiwa


Selembar kasih penuh kerinduan masih tertulis
 diantara kertas kertas hatiku yang semakin membiru
 mewarnai kisah cinta saat malam mulai tiba

 Ukiran ukiran cinta masih mengukir indah
diantara tepian telaga jiwa yang menentang
pada pupusan pupusan malam yang semakin melarut
dan menyelimuti gegersangan hati yang pedih

Tinta merah masih mewarnai tulisan tulisan kata
yang terbuat dari syair sayir rindu dalam jiwa
 lalu mengekang warna penuh darah yang memekat
pada sehelai kasih putih yang terhampar di hati

Malamku sepi


Malam yang sepi sesepi hati yang terbungkam
hanya sepoyan angin lusuh menerpa dedaunan
hingga melambai lambaikan ranting yang patah
 lalu menjatuhkan pucuk pucuk kembang yang merah

 Malam semakin hning sehening kerinduan memekat

pada sehelai cinta yang tertuang diantara sungai sungai
 hingga menyangkut pada tali kasih yang menghalang
 lalu terhimpit diantara batu batu yang tajam

Malam semakin larut selarut cinta yg terpendam
pada jurang jurang kasih yang mendalam
hingga tertutup oleh kerinduan yang mengekang
di dalam kamar hati dan jiwaku yang menjurang


Selasa, 23 Juli 2013

Cinta Yang Terbuang


Sapa pagiku melayang bersama awan 
dan menepis kerinduan yang membungkam
pada setetes cinta yang terhalang
lalu menjadikan syair syair cinta yang terbuang

Pagiku pohon cemara yang hijau
tinggi namun terhempas oleh seruan angin
hingga patah dan tergeletak dijurang yang dalam
lalu aku tak mampu berlari untuk mengejar mimpi

Pagiku menangis bersama tetesan embun
yang jatuh hinggap di tanah tak berbunga
lalu mengering dan menjadi serpihan serpihan  abu
hingga pagiku rasa luka dalam hati dan jiwa

Jatuhnya daun


Kulihat bunga bunga yang jatuh diantara bebatuan
lalu terhempas oleh angin pagi penuh kepasrahan
embun pagi yang jatuh tak lagi menyejuknya

Ranting ranting yang mulai patah berlahan
lalu rapuh satu demi satu jatuh di bawah
membawa secercah harapan untuk hidup
layaknya ranting yang lain penuh kesejukan

Sedangkan sang embun berusaha dengan sejuknya
terus melabuhkan rasa cintanya namun matahari
menindihnya dengan hawa panas yang membara
lalu rantang itu tak berdaya dan mengering
hingga ranting itu terkulai dan mati membawa cinta

Bayanganmu


Di tengah tengah tetesan embun pagi
yang hinggap di dedaunan dan membeku
kulihat bayang indah tubuhmu duduk
diantara batu batu cadas yang basah


Tanganmu melambai lambai memanggilku
serasa ada detak kerinduan yang membiru
mewarnakan air laut dan langit yang tenang

Lalu kusapa dengan syair cinta yang ada
serta kutulis pada bunga bunga seroja
tentang hadirmu yang bergaun biru
serta senyummu yang melepas rinduku

Senin, 22 Juli 2013

Cintaku Terpasung


Malam semakin larut selarut kerinduanku padamu
awan membisu angin membeku mendesahkan
tabir tabir keresahan yang ada dalam hati jiwaku

Cintaku terpasung di atas awan penuh kesendirian
tiada sinar rembulan yang menepaki kehangatan
yang senantiasa mengecup dengan bias sinarnya
pada hati dan jiwaku yang memapak sedih

kini bintik bintik bintanglah dengan cahayanya
penuh iklas dan sabar serta tabah menemeniku
yang tertindih sedih berselimutkan angin dingin

Kerapuan Jiwaku


Berharap sepenggal hati bayang bayang indahmu
yg selalu mengukir di setiap sudut sudut mataku
sesaat tuk melepaskan kerinduan yang membiru
pada hati dan jiwaku yang kini rapuh tanpamu

Ukiran malam tak lagi menutaskan kepedihanku
langit yang biru tak mampu lagi menggodaku
senja kuning tak siap lagi membelai mataku
yang kini menuangkan air mata keluh cintaku

Pd angin yang beranjak lirih hati bertanya tanya
tentang sepoyan rindu yg terhantar jauh kesana
Sudahkah,terhantarkah,dan bagaimana ceritanya
Namun semuanya diam tak berkata dan bisu mengurung jiwa

Permintaan Kecil


Biarlah ukiran pagi itu terus mewarnai mataku
bersama bunga cintamu yang masih menghiasi
di dinding hati dan jiwaku yang berpaut pilu

Biarlah jiwa ini akan menjadi subur denga rindu
yg membiru bagai daun daun mewarnai mataku
lalu akan menjadi hiasan sepiku tanpamu disini

Biarlah senja sore yang kuning penuh keemasan
di atas langit bersama jingga yang indah tetap
menjadi hiasan langit cinta kita yang berlalu

Supaya cinta kita menjadi sejarah dalam hidup
dan menjadi tontonan kisah sebagai penghargaan
antara dua hati yang pernah mengukir cinta

Doa Kecil Untukmu


Jadikanlah hari esokmu berbahagia penuh ceriya
melalu canda tawa yang pernah engkau uraikan
dalam setiap kata katamu sesaan ada di istanaku

Hilangkanlah rasa sepimu yang dalam itu tanpaku
yang jauh dari pelupuk mata indahmu yg bening
cobalah rasakan seperti engkau rasakan dulu
sesaat kita masih memebangun istana cinta dulu

Biarlah aku saja yang merasakan kepahitan ini
bersama kerinduan dan cinta yang mengambang
di ujung malam yg gelap bersama putaran waktu

tempatkanlah kerinduan itu pada sandaran kasih
yang kini memapak dan mengiringmu setiap hari
biar aku merasakan juga bahagiamu seperti dulu

Minggu, 21 Juli 2013

Benturan Cinta Di Ujung Malam


Kuteduhkan jiwa ini pada malam yang gelap
berselimutkan dingin yang sangat meresap
pada hati dan jiwaku yang meronta ronta
Akan sinar kerinduan yang membiru serta cinta
yang membentur dinding dinding kasih di hati

Kau yang memupus di antara pekatnya malamku
yang bersinar terang penuh cinta dan kesetiaan
kini takkan mungkin lagi kurasa semua itu.......
karna seikat janji kau telah terikat jenjang suci

Biarlah aku resapi semua ini berdansa dgn rindu
yang membiru dalam langit langit hati jiwaku
bertema kasih dan seikat kenangan yang meraja
dalam kerajaan cintaku yang memuncit pilu

Ingin ku ikat rasa rindu ini pada cemara yg tinggi
biar kumelihat apa yang ada dalam hati jiwamu
yang kini berselung bunga bunga cinta yang baru

Ingin kutitipkan rasa cinta yang ada dalam hatiku
pada angin yg serukan rasa dinginya pada malam
hingga menjatuhkan daun daun yang kering
namun ia tak sanggup untuk menyampaikanya


Sandaran Sepiku

Bersandarku Didinginnya malam rapuh kurasa hati ini
bagai pepohonan yang patah,tumbang tak berair
laluterkulai gerah tertelan panas terik matahari

Meryapku dikegelapan yang memekatkan mata
hingga jiwa ini membentur puing puing derita
dan tak menemukan titik titik lilin yang berobor

Tiada sinar menyemak mataku kecuali kunang kunang
yang terbang menghinggapi jerami jerami sepi
lalu terhempas dan terlempar oleh besarnya angin taofan

Sungguh
Sepi sangat minindih hati ini hingga lariku terjal
dan jatuh di antara batu batu yang sangat keras dan tajam
lalu tubuhku membentur rasa dingin yang sangat pekat

Sabtu, 20 Juli 2013

Dalam Hidup


Pasang sudah laut saat hari mulai tenggelam di ufuk barat
dan anginpun seakan tak berderu lagi dalam sekejab
namun kita perlu tahu pada saatnya air laut itu akan
bergelombang lagi tak menemukan ketenangan
dan dia akan datang lagi menari nari dengan sombongnya
lalu menghanyutkan perahu perahu yang ada
bisa saja dia akan mematahkan perahu itu dalam perutnya




Dalam hidup tak selalu indah
dalam mestinya kita kita akan
bertemu dengan kerikil kerikil tua
atau sapaan batu yang terjang
bisa pula dalam hidup sehariyan kita
akan bertemu dalam tidurnya mimpi buruk
itulah kehidupan yang mestinya
untuk di buat pelajaran

Tangisan Luka


Selendang sutra yang putih tak mampu membalut luka dihati
kain yang berwarna biru takmampu menutup rasa rindu ini
selain kain kafan yang tipis dan kasar serta kapas yang halu
untuk menutupi lubang lubang yang menganga jiwa ini

Kau rajut sejuta impian lalu kau haturkan padaku
seakan kau tak mampu membawanya saat itu
namun semuanya sirna bersama hembusan nafsumu
yang berdendang ria dengan harta dan tahta
Hingga ku tersandung dalam jerat duka dan luka

Mungkin semuanya usai dalam lentera cintamu
yang dulu mengukir indah dalam cempaka biru
lalu terhempas oleh rasa sengit dalam jera hidup
yang tak mampu kau bersandar dalam tahtaku








Jumat, 19 Juli 2013

Sudut Malamku

Add caption
Di ambang malam yang sangat gelap 
senyum indahmu masih menyapa hatiku
dengan tarang seindah waktu waktu dahulu
Bibirmu mekar bunga pagi memirah
masih dapat kurasakan keharumannya yang sejuk
walau di antara kita diambang jarak yang sangat jauh
Lentik bulu matamu masih menghiasi
setiap sudut pandanganku yang jauh kedepan
dan tertutup oleh semua hiasan wajah indahmu 
Namun desah hati ini bertanya tanya
pada sepoyan angin malam yang berhembus
tentang cinta yang terpenggal oleh waktu
hingga kutersudut dan terkulai di antara kata sapamu

Kamis, 18 Juli 2013

Putusan Cintamu


Sayang......
Terlalu pagi cinta kita untuk kita kenang bersama
dan terlalu dingin cinta kita untuk kita pegang
biarlah dulu cinta kita kita tanam tuk berbunga
Supaya kita dapat merasakan keharumannya
Sayang.......
Biarpun kita jahu dan hidup kita antara jarak
yang tak mungkin kita bisa tempuh berdua lagi
tetaplah kau siram bunga bunga cinta di hatimu
karna aku di sini selalu menyiram di setiap pagi
akan bunga cintamu yang kau titipkan di hatiku
Sayang.........
Jarak takkan bisa mematikan cintamu dihatiku
yang perbah kita tanam bersama melaui deras
ceceran air peluh dan deras air mata kita yg lesuh
percayalah sayang aku masih terus menyiramnya
Sayang.......
Siapa tahu engkau nanti akan di takdirkan datang
Untuk melihat indahnya cinta kita yang tertanam
dalam taman hati jiwaku yang membiru......

Bunga Kenangan


Sayang......
Kini mentari hampir mengukir indah di ufuk sana
dan sebentar lagi warna kuning akan menghiasi
pupusan pupusan langit dan mewarnainya

Sayang.....
Lihatlah bunga bunga indah di taman kita dulu
kini semakin memekarkan daunya yang merah
dan mengharumkanstiap ruangan tempat kita
yang pernah kita singgah dan duduk di dalamnya

Sayang.......
Lihatlah lentik bunga yang pernah kita tanam
diantara tanaman bunga bunga yang mekar
dia masih utuh dan selalu segar untuk kamu
dan dia tak akan oleh hepasan hempasan waktu