Minggu, 15 Mei 2016

Jeritan hati

Terkadang lelah dengan semuanya
Seketika ukiran ukiran rupa yang melekat dalam ingatan
Tak henti hentinya melukai hati dengan senyuman
Wajahnya yang senantiasa berbayang di balik asa rupa dalam mataku
Ingin sekali aku lupakan dalam segalanya.
Namun pada kenyataannya deburkan ombak menghantam karang dalam jiwa.

pasrah yang mengayun lirih di tengah hati yang bergelombang
Yang di sertai angin pasang dari empat penjuruh
Kini semakin menenggelamkan perahu perahu rasa yang pedih
Cinta,kasih Dan kesetiaan yang mengikat pada setiap tonggak tonggak rasa.
Kini semuanya hilang di telan gelombang.

Oooh......
betapa berat kenyataan ini betapa pedih penderitaan ini.
Dan kini aku rasakan bagaikan perahu di tengah samudra tanpa  siapa
Selain hanya harapan suci dari seseorang walau hanya sejari kasih yang Cinta.

Kejam

Kini kuterdiam di antara gelapnya malam yang sunyi
Bersama kenangan kenangan lalu yang tak henti hentinya memeluk jiwaku.

Kini ku tersadar pada diriku...
Cinta yang kau suguhkan Lewat dari kedua bibirmu
yang senantiasa tersenyum manis mewar indah bak bunga pagi
Hanya menyisakan Getar getar rasa yang melukai hati
Dan Kini diriku hanyalah berarak pasrah pada daun daun yang lelap di atas ranting..
Lalu jatuh mengering tertimpa geramnya matahari yang panas..

Tak kusangka...
Engkau aku jadikan tonggak tonggak kehidupan
Seketika kau mampu menjalani semua kebahagiaan
Kau begitu lekasnya memudahkan kata
SElAMAT TINGGAL UNTUKMU

Sabtu, 14 Mei 2016

Mencari Takdir

Kepada takdir sudah aku tanyakan dari sekelompok burung di atas padi yang kuning
Namun kicawan burung hanyalah berkata sepi tak ada nyata tentang belahan jiwa,

Lalu aku hembuskan pada angin di atas daun yang mengepak lirih pada rantingnya
Namun Diapun sayup seakan lelah tak tau menau tentang harapan pasti...
Sesekali bunga bunga hanya tersenyum Sipu ketika ku tanyakan Jua padanya.

Pada nafas nafas yang senantiasa aku hembuskan
Keterpaksaan jiwaku tak pernah lelah menyebut namamu
Kutitipkan diiku yang tak pernah lelah dengan harapanku.

Jumat, 13 Mei 2016

Jeritan di kota bali

Batas luka di tengah kota denpasar kini sangat menguat
Jerat jerat hati mematah matah kesunyian sendiri
Hanyalah hitungan bintang yang tak dapat mengedip menyurutkan cahayanya.

Desah berhambur legam di antara bibir bibir menyuarakan hati yang padih
Tak mengerti arti bagai kapas jatuh di terpa angin tak berarah.

Sungguh tak ada pesona indah dalam jala jala Cinta yang mengatung
selain tetap dengan kesendirian yang tak pernah akhir di pujakku.

Oooh malam yang lelap...
Kau mungkin kini tidur dengan nyenyaknya
Tak mengenal arti sebuah jaritan hati..
Dan mungkin kau besok akan tau di waktumu
Bahwa aku sudah tak ada lagi di bumimu

Jeritan Hati

Tak pernah henti...
Kau menjelmakan deras air mata rindu yang tersungkur di batas batas kesepian
Kau pergi meninggalkan jejak jejak luka yang dalam,sedalam lembah nestapa tak terpijak..

Kini hanyalah desah angin yang riuh di atas awan dengan hujan yang deras menggumpal petang Menimpa mataku.
Dan sapa sapa kesah menggulung pantai di lau hati...

Ooh malam yang petang..
Dengan apa lagi aku harus mengulas ngulas bahasa jiwa
Sedangkan deburan rasa tak pernah menghitung lelah hingga terluka..

Syair Dosa

Cenderung dalam hidup...
Ketika segompal dosa menjadi takaran laut yang menggulung ombak di patai hidup..
Yang tak perna surut dengan kesombongan besarnya yang menghantam..

Air mata yang jatuh bukanlah mata air yang bening dalam pengabdian yang kokoh
Melainkan air mata pasrah dengan kehidupan yang slalu mengintai nyanyian nyanyian syetan di pentas kehidupan.

Oooh tuhan yang maha kuasa...
Aku tertunduk padamu dengan segala perintahmu
Dan aku tertunduk padamu dengan segala dosa dosaku
Izinkanlah aku sekali mengabdikan diri atas firman
Firman yang telah mengajarkan setiap kehidupan
Firman yang mengajarkan segala perbuatan..

Kamis, 12 Mei 2016

Tembok Jarak

dari balik samar yang terhijab oleh dinding jarak.....
Sepertinya ada kelelahan hidup yang tak begitu tenang menyikapi hati...
Pasrah terkadang melambay lambay di tengah lautan kasih yang Cinta..
Menjadikan air mata pasrah menitik di batu hitam.
Menatap sedih,menatap pedih.
Dan terkadang hati mengeluh luluh bak angin menjatuhkan daun....

Sementara sayir Cinta tak pernah berhenti memupuk dada..
Tak Ingin berpisah,tak Ingin berlalu.Dan tak Ingin berlalu...

Tapi bahasa takdir terus bergulir dengan tintanya.
Menyiratkan kisah semestinya
Mencata apa yang harus di jalaninya
Tak mengenel keluh,tak mendengar desah Dan tak tau arah..
Hingga menjadikan bibir bibir nista terluka.

Ratapan Doa

Dan jangan biarkan bening air matamu jatuh di atas bumi yang gersang tanpa bunga.
Dan jangan pula engkau desahkan rasamu pada angin yang tak pernah hinggap di daun daun yang hijau..
Tataplah langit yang luas penuh gemintang mengisikan pekat,walau tanpa sinarnya matahari siang...

Insya Allah semua yg terjadi akan menjadi hikmah yang Baik untuk bekal kita nanti.
Jangan pernah berhenti berharap akan ridhonya Allah dengan sekalimat doa dalam gelap.
Karena dalam kegelapan kita tak ada yang mampu menyinari kecuwali sang pencipta.

Minggu, 08 Mei 2016

Aku yang tersiksa

Membaca dari selapak desah angin malam yang resah di atas daun yang menguning
Di atas ranting yang hampir patah
Tak ada bedanya dengan kepergianya yang menyisakan Luka Mendalam di hati
Cinta dan kasih sayang yang terbina sejak diri dari hati
Kini terhempas awan hitam yang menutupi semua kecerahan hingga menjadi pekat

Dari balik cemara rasa yang tersenyum ramah di setiap bibir bunga yang memirah
Ingin aku meramaikan diri sebagai kumbang kumbang yang sama seperti kumbang yang lain
Namun aku tak bisa......
Dan aku tidak mampu.....
Yang aku mampu hanyalah desah panjang yang menyerupai angin sejak yang mematah

Kutipan Hati

Syukurlah engkau tak mengenaliku lagi seperti dulu
Dan bahagialah engkau dapat melupakan aku dari setiap waktu waktumu
Aku juga bahagia dalam sapa walau hati sangat terluka

Mungkin inilah bagian bagian dari serpihan waktu dan cinta yang tersyirat
Di lembar lembar daun yang hijau di atas ranting
Jatuh berguguran dan berserakan lalu mengering di terpa angin

Yaaaa...
Aku hanya dapat mendoakan dari balik jarak yang sangat jauh
Walau harus memupus diri bagai ranting yang patah
Lalu gersang dan rapuh termakan usia dan waktu

Terimakasih
Semuga usia cintamu yang muda dapat merasakan kebahagian seperti saat saat kita dulu yang tak kulupa
Dan berbahagialah engkau di sana bersama nafas nafas rasa..
Yang tak akan menemukan kelukaan dan kehampaan sepertiku kini yang nyata

Hampa

Ku eja huruf huruf yang tersirat di atas yang Langit Biru
Dan aku satukan setiap akasaranya yang mulai mengepal bak Mawar Hitam berkelambu
Namun masih saja seperti gerharhana yang tak dapat terbaca
Bahkan kini seperti pagi yang senantiasa bergirimis menunggangi hari sampai sore

Di dermaga tak bernama....
Matahari menjelaskan bahasa lelah pada bumi yang lapang
Sepertinya ada kepasrahan yang ditelan sesaat mengingat dirinya yang melambung di atas langit tanpa tali
Dan dengan cahayanya yang tak begitu cerah
Dia berlahan menutup dirinya di balik cadar petangnya

Sama seperti diri ini yang kini hanya mematung dan menatap tanpa sapa
Dan Hanya sedikit desiran angin laut yang menyapa jiwa
Lelah.pasrah.luka.beginilah cerita waktu yang terbawa...

Jejakku

Langkahku tak berarah...
Setapak janji yang kau tapakkan pada jalan setapak kini hilang tertutup tanah
Dan kini hanyalah sisaan sisaan kenangan lalu yang menekan

Waktu....
Kini hanyalah coretan lusuh di atas kertas langit yang mengembun
lalu berhujan dengan derasnya dan membanjiri lorong cinta menjadi jurang

Angin.....
Dialah kini menjadi seruhan seruhan pasti tentang hati yang hampa
Tentang perasaan yang lara  tentang pedih yang terbawa
Dan menjadikan segelincir pasrah pada kenyataan luka yang ada

Sabtu, 07 Mei 2016

Kenangan senja di pantai jerman

Di batas senja...
Batu ini adalah saksi saksi yang akan mengutarakan setiap apa yang ada di hatiku sesaat desah desah ini keluar dari hati

Laut ......
akan menjadi tinta yang menyiratkan semua kenangan kenangan senja ini yang menjadi sebuah goresan goresan rasa di atas kertas yang kosong

Langit.....
Adalah buku di mana semua syair syair ini akan tertulis indah akan sebuah nama yang tidak pernah hilang di telan masa
Hingga akhirpun mengambil semua raga

Jumat, 06 Mei 2016

Aku dan malam

Kesetiaan malam masih sudi menggantikan sesosok jiwa yang hilang
Dengan hembusannya yang sejuk malam slalu berkata tenangkanlah dirimu wahai kawan
Biarlah dia pergi bersama hati dirinya jangan engkau usik
Karena dibalik semua itu dia akan mengerti betapa besarnya cintamu padanya

Sementara di dermaga banyuwangi yang ramai didera pedagang yang memar
Aku bagai bocah kecil yang terkucil dari banyak banyak penyair
Yang memakan usia rendup,tanpa cinta tanpa kasih dan sayang.

Dihelai nafas panjang yang teramuk oleh deburan ombak menghantam karang
Aku biarkan diri ini dengan sepi nan sunyi yang tersuguh oleh malam ..
Berupaya tenang berupa sabar.halnya malam yang mekintang

Kamis, 05 Mei 2016

Sejadah Cinta

Di atas sejadah Cinta yang panjang..
Masih ku biasakan doa doa malam untukmu
Tentang Cinta ,tentang rindu Dan kasih sayang yang utuh.
Yang di saksikan oleh derai air mata pasrah
Yang tak pernah berhenti menitik mata..

Di atas sejadah Cinta yang panjang...
Aku desahkan takdir takdir kita yang jauh
Takdir yang memisahkan kita,takdir yang memahat kita
Hingga jarak tak dapat teraih oleh jiwa...

Di atas sejadah Cinta yang panjang....
Air mata kini  menggantikan pena yang tak pernah henti menyiratkan aksaramu
Dari nama hingga jauh pada rupa rupamu
Yang tak pernah hilang di telan waktu...

di atas sejadah Cinta panjang inilah...
Sejarah kita mengawali hidup yang bermakna
Hingga berlabuh pada lautan asmara yang indah..
Dan juga di atas sejadah inilah takdir yang memisahkan raga kita.

Rabu, 04 Mei 2016

Mencintaimu Dlm Diam

Aku desahkan bahasa tersembunyi buatmu
Bahasa hati yang tak dapat aku ucapkan dari bibirku
Dan kata hati yang tak dapat aku hantarkan pada suara nyaringku..

Dari semilir angin yang merangkai sejuk pada jiwamu
Dari seruan ombak yang mendesir lirih di degup matamu
Aku titipkan Cinta yang kuat dalam hatiku
Namun aku tak mampu untuk menyuarakannya
Selain hanya tersenyum,dan berhagia tanpa nyata..

Di antara desah kaila yang menyamarkan suara
Aku sebut sebut namamu tak berwaktu
Dan aku ukir indah ulas bahasamu menjadi nyata...
Pada hati,pada dinding hati Dan pada setiap kelambu kelambu hati..
Yang kini tak mampu aku ucapkan pada kenyataan hidup yang Sejati...

Mungkin ini memang kelemahanku
Mungkin ini memang ketidak mampuanku
Namun yang ku tahu engkaulah bahasa Cinta yang aku rangkai setiap diksiku...

Pasrah

Di persimpangan jalan yang tak bernama
Aku duduki batu hitam yang lekat dengan warnanya
Melabuhkan lelah pada saatnya yang sejak dulu menguat resah pada jiwa

Dari sudut sepi yang  senyap....
Angin menyuwarakan desahnya pada waktuku yang sendiri
Menyapa hati yang mengeluh pasrah dengan kehampaan
Menyejukkan jiwa dengan ketabahan

Sementara di atas ranting yang hijau...
Bahasa burung terus menukik sejak dengan cintanya
Memanggil manggil dengan suara lembutnya
Seakan akan memamirkan kata kasihnya
pada jiwaku yang kini hampa...

Minggu, 01 Mei 2016

Cukup Sudah Luka Ini

Sudah cukup luka dengan semua yang kau berikan
Jangan kau tampakkan lagi bahasa cintamu yang tak perlu kau katakan
Biarlah aku sendiri menjerit sepi tanpa kau tanya
Pergilah sejauh mungkin tak usah kau menoleh
Aku sudah terbiasa dengan kesendirian yang sunyi.

Sudahlah tak perlu kau tersenyum walau senyummu berpahala ...
Cukup sekian terimakasih atas segala yang kau berikan
Dan akan aku nikmati sebagai tempaan hati
Walau tersiksa sendiri