Jumat, 13 Mei 2016

Jeritan di kota bali

Batas luka di tengah kota denpasar kini sangat menguat
Jerat jerat hati mematah matah kesunyian sendiri
Hanyalah hitungan bintang yang tak dapat mengedip menyurutkan cahayanya.

Desah berhambur legam di antara bibir bibir menyuarakan hati yang padih
Tak mengerti arti bagai kapas jatuh di terpa angin tak berarah.

Sungguh tak ada pesona indah dalam jala jala Cinta yang mengatung
selain tetap dengan kesendirian yang tak pernah akhir di pujakku.

Oooh malam yang lelap...
Kau mungkin kini tidur dengan nyenyaknya
Tak mengenal arti sebuah jaritan hati..
Dan mungkin kau besok akan tau di waktumu
Bahwa aku sudah tak ada lagi di bumimu

Jeritan Hati

Tak pernah henti...
Kau menjelmakan deras air mata rindu yang tersungkur di batas batas kesepian
Kau pergi meninggalkan jejak jejak luka yang dalam,sedalam lembah nestapa tak terpijak..

Kini hanyalah desah angin yang riuh di atas awan dengan hujan yang deras menggumpal petang Menimpa mataku.
Dan sapa sapa kesah menggulung pantai di lau hati...

Ooh malam yang petang..
Dengan apa lagi aku harus mengulas ngulas bahasa jiwa
Sedangkan deburan rasa tak pernah menghitung lelah hingga terluka..

Syair Dosa

Cenderung dalam hidup...
Ketika segompal dosa menjadi takaran laut yang menggulung ombak di patai hidup..
Yang tak perna surut dengan kesombongan besarnya yang menghantam..

Air mata yang jatuh bukanlah mata air yang bening dalam pengabdian yang kokoh
Melainkan air mata pasrah dengan kehidupan yang slalu mengintai nyanyian nyanyian syetan di pentas kehidupan.

Oooh tuhan yang maha kuasa...
Aku tertunduk padamu dengan segala perintahmu
Dan aku tertunduk padamu dengan segala dosa dosaku
Izinkanlah aku sekali mengabdikan diri atas firman
Firman yang telah mengajarkan setiap kehidupan
Firman yang mengajarkan segala perbuatan..

Kamis, 12 Mei 2016

Tembok Jarak

dari balik samar yang terhijab oleh dinding jarak.....
Sepertinya ada kelelahan hidup yang tak begitu tenang menyikapi hati...
Pasrah terkadang melambay lambay di tengah lautan kasih yang Cinta..
Menjadikan air mata pasrah menitik di batu hitam.
Menatap sedih,menatap pedih.
Dan terkadang hati mengeluh luluh bak angin menjatuhkan daun....

Sementara sayir Cinta tak pernah berhenti memupuk dada..
Tak Ingin berpisah,tak Ingin berlalu.Dan tak Ingin berlalu...

Tapi bahasa takdir terus bergulir dengan tintanya.
Menyiratkan kisah semestinya
Mencata apa yang harus di jalaninya
Tak mengenel keluh,tak mendengar desah Dan tak tau arah..
Hingga menjadikan bibir bibir nista terluka.

Ratapan Doa

Dan jangan biarkan bening air matamu jatuh di atas bumi yang gersang tanpa bunga.
Dan jangan pula engkau desahkan rasamu pada angin yang tak pernah hinggap di daun daun yang hijau..
Tataplah langit yang luas penuh gemintang mengisikan pekat,walau tanpa sinarnya matahari siang...

Insya Allah semua yg terjadi akan menjadi hikmah yang Baik untuk bekal kita nanti.
Jangan pernah berhenti berharap akan ridhonya Allah dengan sekalimat doa dalam gelap.
Karena dalam kegelapan kita tak ada yang mampu menyinari kecuwali sang pencipta.