Jumat, 29 April 2016

Kejam

Pecah seribu....
Cinta menjadi butiran kaca yang tak dapat di cerminkan
Dan kerinduanpun mencadi mayat yang tersayat sayat di atas batu hitam
Meninggalkan tangis tangis kecil pada anak yang tersayang....

Engkau......
Kini menjadi kelambu hitam dalam kamar kamar waktu yang sepi
Pekat tak berwarna gelap tak tersapa.bahkan tiraimu menyia nyiakan kasih yang harum dalam sapaku

Kejam.....
Kau masih saja tersenyum manis seakan mengulas ngulas cinta pada luka
Luka yang kini menyayat nyayat di setiap desahku dan dibsetiap waktu waktuku

Sungguh hari hariku menjadi makna yang tersayat dalam rupa luka
Yang kau berikan kepadaku tanpa rasa....
Sungguh kau kejam .......

Pasrah

Mungkin hanya akulah air malam yang lebat menyamai hujan darai air mata
Bersama hembusan hembusan lelah yang patah di atas ranting yang kering
Membawa kenyataan pahit yang kukenyam

Mungkinkah langit masih bisa membiru atau memang selamanya bagiku pekat
Sedangkan sampai kiji warna warnanya menenggelamkan aku pada rintihan yang sangat pedih..

Oooh malam yang bersaksi tentang hati....
Katakanlah dan kabarkanlah tentang kenyataan yang ada di hati ini
Dan kepahitan yang sangat menelan jiwaku
Serta seruan seruan nasibnya yang ia tinggalkan kepadaku
Sungguh aku tidak mampu dan kesanggupanku hanya ingin tidur selamaku

Kamis, 28 April 2016

Kenangan malam

Malam....
Setapak janjimu melukiskan gelap yang sempurna
Tatapanku yang menusuk langit sama sekali tak membelahnya
Hingga kepekatan gelapmu memekat

Malam.....
Di derai air mata hujan yang membasahi bumi
Aku kini adalah hamparan desah yang mematah dalam sejak sepi
Menatap pasrah pada lukisan lukisan dinding
Yang sampai kini masih enggan mengusut terangnya...

Malam.....
Kini aku hanya ada di bawah gelapmu yang sendiri
Berteman sepi berkata sunyi dan mematung diri
Mengenang kenyataan yang begitu patah
Saat saat ada di bawah naungan senja

Seruan malam

Sungguh menyakitkan ketika rindu rindu mencubui malamku yang ingin melupakannya
Derai air mata tak terasa jatuh di daun alisku yang memulai runtuh dipacu waktu

Sementara rias wajahnya terus mengekalkan bayangan dan membuntuti mataku yang memejam
Ooh waktu yang berdetik kencang
Kenapa harus jatuh padaku undian derita yang tercatat lekat ini...
Sementara hatiku tak mampu tuk menahanya....

Lamaran Cinta

Pada saatnya nanti
Aku akan melamar seseorang dengan kalimat bismillah
Yang di hiasi dengan banyak kerohmatan
Hingga menjadikan keluarga sakinah mawaddah warohmah

Dan pada saat itu pula aku akan membawa segumpal emmas cinta padanya
Hingga dia akan berkata betapa aku sangat bahagia bersamamu tuk selamanya

Dan ketika di ajang pengabdian cinta di pelaminan
Akan aku kecup nanti dengan kalimat alhamdulillah
Serta akan aku katakan
Kau takkan aku biarkan jatuh terkulai dari jiwaku
Hingga menangis dan menderita karena aku.

Begitulah harapanku
Untuk yang aku cinta dan yang mencintaiku