Sabtu, 28 September 2013

Aku Tetap Mencintaimu


Sayang....
Di hamparan malam yang sangat pekat
rias bayang wajahmu selalu menari nari
 di bawah renun kerinduan yang sangat dalam

 hingga memapar desah desah panjang di jiwa

lalu hilang di telan kegelepan yang sangat pekat

Sayang......

Seukir janji yang mengisahkan senja
aku tetap mencintaimu dan merinduimu
seperti kerinduan antara langit yang biru
pada warna lautan yang menyamakannya

Sayang.......
Mungkin kisah inilah sebagai coretan tinta
yang takkan terhapus oleh derasnya hujan
 yang lebat hingga menggusurkan rumuh cinta

Sungguh Kejamnya


Di lembah hatiku kau sirami aku air cinta
yang memastikan akan adanya taman indah
hingga ku jadikan bendungan bendungan kasih
yang sangat kuat dari batu rindu yang biru

 Tapi kenapa.....
setelah menjadi taman indah
apakah ini memang jalan pintasmu tuk berjalan
diantara kerangka kerangka kasih yang kau harap
sungguh dirimu bagai hempasan waktu yang bergulir
lalu kau memutar mutar menghitung angka
tak pernah menghiraukan aku

Teganya Engkau


Selembut sutra kau sapa daun daun yang hijau
hingga merambay rambay penuh kasih sayang
 yang sangat memapar kehidupan saat malam

lalu menjadikan mimpi mimpi kasih di jiwa

Sebening air matamu merap pada hati biruku
hingga ku terhanyut dalam kasih sayangmu
yang mengalir di antara celah celah bibirmu
yang indah dan memirah seperti bunga mawar

Tapi kenapa.engkau kini bagai deras hujan
 yang meruntuhkan gunung gunung yang tinggi
hinga menjadikan longsor dalam sanubari
 sungguh aku tak menyangka semua ini

Selasa, 24 September 2013

Ku Dekap Rasa Ini


Biarlah kudekap rasa jiwamu
yang kini tak memaknai kata hatiku
dan biarlah dengan desah panjangku
untuk mengukir sebuah kenangan manis
 yang pernah engkau ulurkan di hari hariku


Kau seperti laut berombak yang surut
menyisakan batu tajam di pingkir pantai
dan meninggalkan ukiran berlubang di cadas
hingga langkahku terbesit dan berdarah

Engkau laut,kadang berombak
kenapa kau bertemu angin pasang
hingga menjadikan pusar tak terlihat
yang senantiasa menenggelamkan fikiran
lalu kau tinggalkan begitu saja

Mimpi Tak Termakna


Kau sibak langit yang biru
dengan hempasan awan kelabu
yang membungkus lekat menutup mata
hingga ku terjungkal di antara batu batu tajam

di bawah rindangnya pohon cinta

di hati
hingga desir angin memasung diri dedaunan
 untuk mengepakan dingin penuh bahagia cinta

Namun semua mimpi siang
yang tak teramal oleh kudeta cinta
hingga anginmu angan yang tak nyata
dalam satu dekap hati dan jiwa yang kurasa