Suaranya gemelut basahi bunga yang kering
saat ranting ranting itu patah di antara terik matahari senja
Paparanya Syahdu bak sejuk angin yang menyemai desah
pada bunga bunga yang hampir punah
Saat aku tertinggal oleh jejak pasti yang di namai takdir
Meski masa itu tertindih masa yang membuat luka dengan suara pedih...
yang kau lantunkan dilerai senyum sapa penuh makna
Sedangkan waktu mengija 17 tahun sudah bagai tertimbun musim
Sungguh kau dengan dering hp membuat juntalan kisah mati menjadi hidup
Setelah semuanya usai tak tersisa
Akankah semua itu kembali, atau takdir kita yang sudah sampai dengan doa penolong yang senantiasa kita ucapkan dulu sebelum usai