Sapa angin tak lagi merayu di heningan malam
yang senantiasa bisikkan sebuah rindu yang biru
awan pekat terus menguap dengan hitamnya
hingg langitpun tak lagi jadi hiasan yang indah
titik hujan barlahan membasahi bumi yang gersang
hingga dengan lebatnya sampai mematahkan pohon
bersama deru angin malam serta halimun yg menepal
lalu jadikan lebat dan mengguyur seluruh alam jiwaku
Dari kamar hatiku yang kecil tetes air mata mengalir
membasahi tulang tulang dengan air mata memirah
hingga mengaliri setiap sudut sudut dinding hati
lalu menutup semua jalan yg senantiasa di hinggapi