Minggu, 23 Februari 2020

sepotong cinta yang pedih

Kasih.... 
Takdir telah menghakimi kita yang begitu indah
Dan melahirkan anak anak rindu yang risau
Menumbuhkan derai derai rasa yang menyakitkan
Pada ulu hati yang dalam... 
Engkau yang aku cintai dan sayangi,kini tuhan telah lebih mencintainya hingga engkau di panggil keharibaanya,untuk selamanya
Meninggalkan aku dalam sunyi berteguk lutut,menatap sepi.. 

Kasih... 
Andai engkau tau apa yang aku rasa di setiap jejakku
Andai engkau tau derita batin di setiap waktu waktuku
Dan andai engkau mengerti rasa yang aku rasa tanpamu.. 
Setajam siletpun tak mampu mendatangkan perih dan pedih dalam sepi..... 
Maratap pasrah dan kesah,menahan rindu dan gelisah

Kasih.... 
Namun apa yang harus kita perbuat
Sedangkan kita hanyalah boneka yang tercipta sebagai pemeluk takdir
Lalu di kembalikan kepada asalnya.. 
Yaaaaa kita  berpisah,halnya saat ini yang selamanya kita takkan bersama lagi
Sampai akhirku jua kembali di peraduan sang maha suci.. 
Dan kini aku hanyalah mampu berpasrah dan saling doa tuk mewujutkan janji janji kita
Yang senantiasa kita syirat di buku langit tika senja datang dan Ketika malam bermuara pada sunyi...

Tidak ada komentar: