Jumat, 24 Februari 2017

Merapal hatimu

Tak ingin jiwa ini berdusta pada selembar malam ketika jari hatiku mengetik dan menyulam aksara
Namun memang harus aku lakukan demi kita.kuhimpun bak bagaikan angin yang bersembunyi di balik sejuknya
Supaya namamu tetap tersimpan rapi di dalamnya,tak ada yang tau selain kita
Dan kupu kupu tak ada yang curiga pada hati kita, yang sudah mulai berkasta di atas istana rasa.
Tanpa sulaman namamu,sudah ku kutulis aksara demi aksara yang mengalir bagaikan deras hujan,yang senantiasa menyejukkan bumi keluh terinjak masa.
Dan batu batu sebagai saksi tentang kehaqikatan cinta ,bahwa hati kita sangat terpadu dalam bait bait yang bersyair,yang senantiasa di kerumunan masa.

Entahlah..........
Apa hanya aku yang beranggapan maujut tentang keberadaan rasa yang seakan akan memonitori jiwa.
Tapi ketika ku kembali membaca syiratan syiratan yang kau tarikan dari jari kemarin, lalu aku tafsirkan
Bahkan dalam mimpikupun yang tak pernah aku rapal,jelas jelas kamu .

Tidak ada komentar: