Minggu, 02 Oktober 2016

Kesetiaanku

Andai saja aku engkau izinkan namamu kusulam menjadi aksara
Maka dunia cinta akan berbentuk damai sejahtera penuh rohmat yang setia
Mungkin Tak ada air mata dan desah desah patah di ujung pematang rasa
Andai saja aku engkau izinkan sebagai pujangga jiwa di setiap desah dan harapanmu
Mungkin takkan ada rahasia abadi yang menanyai tentang engkau di hati bahagia
Namun engkau masih rahasia yang tak mampu aku terjemahkan pada beranda jiwa
Karena aku lihat di setiap segitiga permudamu yang jiwa
Masih dibalik cermin yang tertutup bahasa

Sabtu, 01 Oktober 2016

Kau slalu di jiwaku

Aku akan slalu menyimpan jiwamu di dalam hatiku
sampai entah kapan para malaikat menarik catatan waktu waktuku
hidup dalam tenggelamnya harapan yang patah
akan ketiadaanmu di setiap pandangan mataku

aku akan slalu berdoa dalam setiap langkahku
tentang dirimu dan tentang kebahagiaanmu
yang tak mungkin dapat aku raih cinta dan kasih sayang dalam kebersamaan
tapi aku tetap mendoakanmu disetiap waktu waktu
walau begitu pahit dan pedih menindih jiwaku

dalam gurun waktu yang masih sempat aku bernafas
dan masih dapat aku lihat langit langit walau begitu gelap
emgkau masih sangat aku rasakan dalam jiwaku
dan aku masih dapat mendengar suara suaramu yang dulu
walau hanya sebatas kenangan kenangan berwaktu

Satu Kata

Kasih......
Satu kata dalam hidupku yang tak pernah dapat ku pungkiri
pada lautan yang menghampar luas tiada terujung
pada angin yang tak pernah enggan mengusik kenangan
pada daun daun yang melambai di atas ranting
aku katakan padanya cintaku utuh padamu tiada berwarna

Kasih.....
Dengarlah nyanyian nyayian seronjak di atas ranting
dari balik daun daun yang kering tiada berair
dia slalu menukik tak pernah lelah dalam kesendirian
bahkan dalam lemparan batu batu hitampun iya masih mengisak isak
walau dalam dirinya hidup sebatang kara dengan ribuan kenangan
biarpun deras air mata menjadi sebuah umber kehidupannya
iya slalu bertahan dia slalu berharap
akan sebuah kekasihnya kembali pulang
sama halnya aku yang ada di sini tanpamu
tanpa suaramu dan tampa dentingan waktumu

Rabu, 28 September 2016

Andai Saja

Andai saja matahari yang bercahaya indah ini di matamu
hidup begitu indah aku rasakan dalam hangatnya cinta yang bercahaya
untuk kuteguk segelas iman bersamamu
dalam rajutan kasih menuju haqiqat ilahi

Andai saja suara burung yang menyertai pagi dengan merdunya
adalah suara bibirmu yang kau dengarkan dengan lantunan dedoamu untukku
betapa bahagianya hidup dalam dzikir yang memutar tasbih dengan segenggam harapan indah
menuju hajat pasti pada ilahi

namun semua rapuh terbawa angin sendu yang mengurai
pada desah desah harapan yang begitu pahit
dan hanya setumpuk kenangan manis yang memedih pada hati yang terhimpit perasaan memedih
di setiap tumpukan waktu

Sabtu, 24 September 2016

Dalam sendiri

Kenapa hati ini slalu berharap seuntai senyum dari masa yang lewat
pada haaqiqatnya sejatinya jiwa sudah tidak mampu menahan pedih

apakah ini yang di namakan gugusan risau rindu yang hujan
pada kenyataan kedatangnya hanyalah setumpuk perih yang mencicipiku

oooh.....
Andai saja serupa engkau ada di setiap desahku
mungkin luka dan pedih takkan mendidih lagi di hati

atau memang seperti inikah jalanku yang harus aku arungi
atau ada waktu lain untuk kutemukan nanti seusainya

Untuk sang istri

Takdir boleh menudingku untuk satu perumpamaan aku engkau dan siapa
tapi jiwaku terlalu nyaman di hatimu bermain cinta penuh kasih dan sayang
dalam setapak janji hatiku engkau adalah satu doa dalam zdikirku kepada sang pencipta
dan dalam satu harapan engkau dan aku slalu menyatu hingga akhir masa
walau takdir memilihku kembali dengan siapa
dan hidup dengan siapa....
Karena aku tau engkaulah syiratan utama yang lekam tak dapat dihapuskan oleh para jiwa

sungguh muliamu adalah bahasa kiasan dalam taubatku yang masih runtuh
sungguh pintamu membuatku menjerit pilu menatap indah matamu
tanpa air mata kau syairkan kalam kalam ketakwaan dalam sejarah cinta
dengan senyum dengan pasti yang seakan akan tiada rasa sakit hati

Sebuah nama

Pada selembar daun biru di atas ranting
ingin aku mensyiratkan sebuah nama penuh cinta dan lasih sayang
namun aksara apakah yang harus aku tulis untuk mengawalnya
sedangkan kerangka kerangka langit tak lagi mampu aku tafsir

pada batu hitam yang legam di gurun perasa
aku tulis aksara akasaraku yang berharap penuh doa
entah terbaca atau tidak yang mengirti mungkin sebising angin sejak
atau sekelupas senyum mentari panas yang menghibbah lewat celah celah pepohonan yang merindang

oooh
betapa jiwa menatap kesunyian dengan harapan yg patah

Untuk sang kekasih

Betapa besar cita cita sang wanita Yang kulihat ini dalam merajut rohmat
biarpun derita memayungi dirinya dengan sakit yang dirasakan
hatinya tak henti hentinya Mengucup asma asma allah dalam setiap detak jantungnya
walau derita meneteskan air mata hingga memesih
masih dalam seucap senyum senantiasa aku temukan dari kalimat kalimat yang keluar adalah kewibawaan seorang wanita yang mencari ridho allah

ya allah sembuhkanlah dia wanita yang lapang dalam mengarungi jalanmu
panjangkanlah ibadah dan umurnya supaya aku dapat merasakan indahnya dunia
dari setiap ucapan dan kalam kalamnya

amiiin

UNTUK SANG ISTRI

Takdir boleh menudingku untuk satu perumpamaan aku engkau dan siapa
tapi jiwaku terlalu nyaman di hatimu bermain cinta penuh kasih dan sayang
dalam setapak janji hatiku engkau adalah satu doa dalam zdikirku kepada sang pencipta
dan dalam satu harapan engkau dan aku slalu menyatu hingga akhir masa
walau takdir memilihku kembali dengan siapa
dan hidup dengan siapa....
Karena aku tau engkaulah syiratan utama yang lekam tak dapat dihapuskan oleh para jiwa
sungguh muliamu adalah bahasa kiasan dalam taubatku yang masih runtuh
sungguh pintamu membuatku menjerit pilu menatap indah matamu
tanpa air mata kau syairkan kalam kalam ketakwaan dalam sejarah cinta
dengan senyum dengan pasti yang seakan akan tiada rasa sakit hati

Rabu, 21 September 2016

Dua bahasa

Aku tau kita adalah dua bahasa yang mau di jadikan satu
penuh harap dan harapan tanpa harus ada yang mematah
tapi aku sadar dalam semua kenyataan kita
bahwa engkau tak mungkin dapat aku gapai
namun aku yakin dengan kenyataan dan haqiqat cinta kita
bahwa di akhir kita nanti walau sampai di penghujung senja
aku dan engkau akan menjadi kita lagi
walau harus berpeluh luka dan air mata

Pedih

Ada perasaan pada sebuah cinta di ubun ubun malam
seketika bias cahaya rapuh tertutup oleh awan yang datang
iyalah kepedihan dan luka yang menyayat nyayat jiwa

Dan pada sekuntum rindu yang pilu di atas patahan ranting kemilau
ku coba tuk hibbahkan semua kenyataan yang sangat merengkuh pada hatiku yang pedih
namun iya tak sanggup menerimanya
hingga dalam keterpaksaan aku bawa semuanya
walau pegitu pahit penuh derita luka

Oooh angin yang meniup runtuh daun daun kenangan
lepaskanlah derita dan luka ini
hilangkanlah kerinduan jiwa ini yang senantiasa menyayat nyayat hati
aku sudah tak mampu menahan semua kenangan ini
kenangan yang begitu merengkuh pada setiap detak detak jiwaku