Minggu, 12 Desember 2021

Izinkan aku

Izinkan aku memgucapkan kalimah kalimah yang tersembunyi dalam hidup
Tanpa harus ada yang tau selain aku dan tuhan serta kamu
Meski kata kata kelak tidak tersampaikan atau kau tolak delam kerdip matamu

Izinkan aku syairkan nama namamu sebagai duniaku yang   sepi
Dan ku kaitkan dirimu dengan ribuan ribuan dedoa yang senantiasa aku tadah 
Dengan harapan harapan yang indah meski kelak engkau menutup mata tak perna membacanya

Dan sekali lagi...
Izinkan aku sebagai punjabin waktu dengan membaca setiap senyummu yang mampu meluluhkan hatiku...
Bahkan matamu yang binar seakan akan menyinari gelapku yang lama bersembunyi di balik   sepi

Senandung doa

Pada geramnya malam yang senantiasa memeluk dingin
Kuhangatkan diri ini melihatmu sebagai lentara pijar 
Meski jaraknya seakan akan tak mungkin menyelimuti jiwa...

Pada angin...
Senantiasa ku bisikan senandung doa takdir yang kuharap
Bermunajah di bawah sunyinya waktu yang gelap
Berharap tuhan lebih awal menunjukkan aku dan kamu sebagai kita
Iyaaa...kita yang takkan lagi berpisah,hingga kembali berwujut seperti semula

Pada waktu....
Kuharap engkau pulang melintasi segala arah 
Yang tak pernah henti melamunkan fikiranku
Menaburi benih bening rindu yang biru,hingga memekarkan bunga bunga cinta yang indah

Senandung harap

Dengan selembar hati....
Izinkan ku tulis namamu dengan merahnya darah
Yang tak mungkin terhapuskan oleh derasnya hujan yang basah
Meski kelak aku hanya sebagai pendonging kemalaman 
Yang kau biarkan di jeda jeda perjalanan..

Dengan senyuman....
Aku menafsirkan semua tentangmu disana
Yang tak perlu engkau tanyakan kepadaku
Apa yang menjadi pemikiran dalam benakku
Di setiap waktu waktuku...

Pada rasa....
Ku rahasiakan dirimu dari  ribuan  mata yang menatap
Dan sengaja ku biarkan semua menjadi kelumraan hidup yang berwaktu
Bukannya aku tak mampu mengungkapkanya
Tetapi ku panah engkau dengan senandung doa...
Yang kuyakini di iyakan oleh sang maha kuasa

Sabtu, 11 Desember 2021

Goresan mimpi

Oh tuhan....
Dimanakah bidadari kau sembunyikan dalam maya pada ini
Lelah aku menafsirkan setiap jejak jejak langkah yang hinggap di bebatuan
Laksana berjalan di atas angin bak kapas lepas dari tangkainya

Ooh tuhan....
Siapakah dia yang sesungguhnya,senantiasa mengepak dalam mimpi mimpiku
Bak kupuk kupu senantiasa hinggap di tangkai bunga...
Ia hadir tak perna lelah,namun hilang termamah pagi

Ooh tuhan....
Jika ia kau hadirkan hanya sebatas mimpi mimpi
Jangan biarkan ia,kau hadirkan dalam lelapku
Biarkan diri ini terbang laksana kenari,meloncati setiap kehidupan tanpa beban namun penuh arti

Minggu, 05 Desember 2021

Ridho ibu

Ibu...
Dari kakimu aku melangkah menuju suatu tempat
Dari kakimu aku menguatkan langkah menuju singgah..
Dan dari kakimu pula aku bergegas melewati titian waktu yang tajam
Dan jua dari kakimu pula aku berharap rohmat sang maha cipta

Ibu....
Tanganmu yang senantiasa memegang kepalaku kini tak mungkin lagi kurasa
Dan Jari jarimu yang biasa memegang pipiku kinipun jua tak mungkin bisa
Selain hanya meninggalkan rasa yang berbuah kenangan....
Kenangan yang tak mungkin usai di telan waktu
Serta rasa yang tak mungkin terlupakan di setiap desah nafasku..

Ibu.....
Sebesar gunung dosa dosaku,kau slalu hancurkan dengan kalimatmu
Setinggi langit dosa dosaku kau robohkan dengan detak jantungmu
Dan seluas lautan dosa dosaku kau slalu hibbahkan pada buih yang mengambang
Bahkan dalam hitamkupun kau putihkan dengan senyummu....

Dan kini tinggalah aku yang tak mungkin lagi kurasakan semua itu..
kini aku hanyalah patahan reranting yang berharap hujan..

Ibu....
Tanpamu aku hanyalah boneka kecil dalam ruang tunggu
Ibu... 
Ridoilah aku dalam segala hal menuju keiklasanmu...