Selasa, 11 April 2017

Pesan langit langit pada hujan

Pesan langit pada hujan
sampaikan salam kasihku pada bumi penuh kesetiaan dan cinta.biarkanlah dulu jarak membentang pada kita.
Aku tetap mencintainya dengan kesetiaan tanpa meminta apapun yang dia miliki.
Jika bumi masih kurang yakin tentang kesetiaanku lihatlah mentari ketika siang ,dialah sinarku yang allah berikan untukku.sinarnya akan aku kirimkan padanya.dan lihat nya ketika petang.allah memberiku rembulan dalam gelap.dan katakan pula.bahwa sinarnya akan aku suguhkan pula padanya.

Hujan... pesanku yang terahir pada bumi....
Sebagai tanda kesetiaan hingga akhir kita di pertemukan menetaplah engkau sebagai air yang sejuk dan mengalirkah kepada muara muara yang gersang,supaya dia tak meragukan aku yang masih membentang luas disini.
Dan biar bumi merasa bahagia dengan bunga bunga yang tumbuh di punggungnya.

Sandy Nista
Jember 11-4-2017

Jumat, 07 April 2017

Cintaku

Ya nabiyana......
Aku mencintaimu tidak dengan embun atau bak embun yang hanya turun dengan waktu paginya,meski menyejukkan tapi hilang di terka matahari,lalu gugurkan daun daun menjadi kering

Aku mencintaimu tidak dengan hujan atau bak hujan yang hanya datang dengan musimnya.setelahnya pergi tanpa pamit hilang bagai di telan masa dan kembali lagi setelah datang waktunya
Meski memeriahkan daun daun yang menjanjikan warna sejuknya

Aku mencintaimu tidak dengan malam atau seperti malam yang datangkan gemintang berkias cahaya disertai rembulan purna tapi hilang ketika suara subuh atau sesudahnya tanpa kemana arah tujuannya,lalu tergantikan matahari yang membakar punggung punggung bumi.

Ya Nabiyana......
Aku mencintaimu tampa kata tanpa rupa tanpa desah hingga takkan ada yang tau siapapun di dekatku,selain hanya aku dan darahku yang mengalir bak air di pegununan ke lembahlembah tanpa waktunya.tak harus kupinta kau jua bersamaku,tak harus ku ingin kau memukulku,tak harus kau terdengar di telingaku.aku mencintaimu ikhlas karena tuhanku.

Rabu, 05 April 2017

Akhirkah aku

Ku letakkan Jubah jubah hitam yang menggulung lekat di kepalaku
Mencerminkan diri pada batu batu cadas yang tak terlihat ,memang dada berkata tak ada kemungkinan melihat wajah.
Namun aku percaya pada langit bahwa hujan akan membuatku melihat walau tak begitu terang.

Kusimpan kopyah putih yang menutupi helayan rambutku yang melulai merontok satu persatu terbawa usia senja yang tadinya masih menghitam,untuk ku hitung berapa langkahkah kakiku yang bertahun tahun berpijak dalam tanya..di kubukit yang rasa....
Barangkali aku bisa tau seberapa jarak, aku sudah bernafas,entahlah barangkali waktu yang mentakdirkan,atau takdir yang mewaktukan.

Langit bisu ,hanya gelagat suara yang kutanyakan tak terjawab,bahkan bumi pun hanya menggtarkan diri terucap pelindu yang mengasingkan dan memuncakkan deras air sungai mencabut pepohonan,seakan akan mengakhiri derita derita alam yang sudah terasa tua.

Akhirkah semua ini dengan menggemparkan alam......?
atau hanyalah ujian bagi perasut yang menghasut pada hati yang kokoh.
Atau memang murka sang kuasa yang telah memberi kebencian alam pada ribuan nyawa yang masih menangis dengan air mata dusta.

Wahai sang maha kuasa...
Jubahku telah terlepas dari tanah tanah jiwa yang sejak dulu berjalan melangkah penuh dengan kebingungan dan rasa mabuk tanpa tersadar kepastian tentang hak hakmu

Aku bersimpuh aku memohon aku berharap biarkanlah celana celana pendek ini menjadi sisaan yang dapat menutupi badanku
Jangan kau ambil kembali jangan kau pinta untukku ku kembalikan pada asalnya
Biarkan aku menjadi diriku dulu sebelum kembali kepadamu dalam sekejap .untuk satu maaf atas segala perilaku yang tak mungkin menutupi segala dosa dosa yang membalut jiwaku.

Dunia dan harta

Harta....
Kau anak panah membusur mataku hingga menjadi buta ,bahkan kedua biji mataku kini tak langit melangit yang berwarna biru semisalnya aku tersenyum kepadamu dengan santun yang baru keluar dari keridhoan ilahi,tujuannya hanya bermain dan bersama sama menuju kehaqiqian 
Kini kau telah merubahku dengan rayuan rayuan kepingan yang berwarna senja menguning.
Aki benci kamu,aku malu pada sang pencipta yang telah meluaskan akar akar otakku menjadi kebutaan atas rayuan gombalmu

Ooooh dunia .....
Kau adalah mahluk yang hidup seperti aku namun bukan aku.janganlah kau bersembunyi di balik batu lalu kau bakar menjadi kepingan emas hingga kau selalu merayuku
hadirlah engkau sebagai teman dalam segala pijak untuk meraih ridho tuhanku yang juga adalah tuhanmu.
Keluarlah jangan kau hanya tersenyum di balik persembunyianmu lalu kau lemparkan aku pada akhirnya di lembah lembah panas yang telah di beri nama oleh tuhan kita.sama pencipta kita.
Yang telah kita yakini sejak sebelum kita lahir dan di kehidupan ini.

Tahta......
Kepalaku berputar putar di keheningan malam tentang pena yang telah ku disyiratkan menjadi harian harian waktu yang terbaca dalam tafsir
kau telah memberi getaran berada hampa pada jiwaku yang terbungkus tubuh dari tanah liat yang sama ku pijak.
AKu tidak membencimu tapi tinggalkan kepalaku tinggalkan memori otakku.
Biarkan syiratan ayiratan itu saja untuk aku baca yang tak perlu aku ingat.
Keran di di kepala dan otakku sejak kecil terisi kalimat kaLimat allahu akbar yang sebelum aku tau kau memberi gelar perak ataupun emas kepadaku yang masih mungil
Jauhlah engkau dari kepalaku pergilah jauh jauh dari otakku,biarkan aku tenang menikmati indahnya sang suara yang di nyatakan oleh kedua orang tuaku sebelum kau hadir memberi titel dan pangkat yang tinggi
Biarkan aku memanggil nama tuhanku yang maha satu.

Jumat, 31 Maret 2017

Hakikat Cinta

Cinta itu memang indah,ketika cinta itu mulai membahana di lubuk hati semuanya tak terasa pedih,bahkan perihpun tiada rasa selain hanya cinta.

ketika cinta jatuh di daun mata ,lalu menjelma kunang kunang dalam pekatnya malam semuanya serasa tak berharga .selai hanya cinta yang bercahaya

Ketika cinta jatuh kepada daun memory yang senantiasa membekukan diri d kepala.
semuanya terasa bagai syurga ,hingga menumbuhkan rasa rasa rindu yang berkepanjangan tanpa di sadari air mata sudah menjadi tinta.

namun betapa bodohnya diri ini dengan semua yang jelma ,sedangkan tuhan lebih mengawali cintanya kepada kita,yang seharusnya kita membalas dengan rasa pula penuh setia.
tapi kenapa terkadang hati ini membuta tidak melihat.