Rabu, 05 April 2017

Akhirkah aku

Ku letakkan Jubah jubah hitam yang menggulung lekat di kepalaku
Mencerminkan diri pada batu batu cadas yang tak terlihat ,memang dada berkata tak ada kemungkinan melihat wajah.
Namun aku percaya pada langit bahwa hujan akan membuatku melihat walau tak begitu terang.

Kusimpan kopyah putih yang menutupi helayan rambutku yang melulai merontok satu persatu terbawa usia senja yang tadinya masih menghitam,untuk ku hitung berapa langkahkah kakiku yang bertahun tahun berpijak dalam tanya..di kubukit yang rasa....
Barangkali aku bisa tau seberapa jarak, aku sudah bernafas,entahlah barangkali waktu yang mentakdirkan,atau takdir yang mewaktukan.

Langit bisu ,hanya gelagat suara yang kutanyakan tak terjawab,bahkan bumi pun hanya menggtarkan diri terucap pelindu yang mengasingkan dan memuncakkan deras air sungai mencabut pepohonan,seakan akan mengakhiri derita derita alam yang sudah terasa tua.

Akhirkah semua ini dengan menggemparkan alam......?
atau hanyalah ujian bagi perasut yang menghasut pada hati yang kokoh.
Atau memang murka sang kuasa yang telah memberi kebencian alam pada ribuan nyawa yang masih menangis dengan air mata dusta.

Wahai sang maha kuasa...
Jubahku telah terlepas dari tanah tanah jiwa yang sejak dulu berjalan melangkah penuh dengan kebingungan dan rasa mabuk tanpa tersadar kepastian tentang hak hakmu

Aku bersimpuh aku memohon aku berharap biarkanlah celana celana pendek ini menjadi sisaan yang dapat menutupi badanku
Jangan kau ambil kembali jangan kau pinta untukku ku kembalikan pada asalnya
Biarkan aku menjadi diriku dulu sebelum kembali kepadamu dalam sekejap .untuk satu maaf atas segala perilaku yang tak mungkin menutupi segala dosa dosa yang membalut jiwaku.

Dunia dan harta

Harta....
Kau anak panah membusur mataku hingga menjadi buta ,bahkan kedua biji mataku kini tak langit melangit yang berwarna biru semisalnya aku tersenyum kepadamu dengan santun yang baru keluar dari keridhoan ilahi,tujuannya hanya bermain dan bersama sama menuju kehaqiqian 
Kini kau telah merubahku dengan rayuan rayuan kepingan yang berwarna senja menguning.
Aki benci kamu,aku malu pada sang pencipta yang telah meluaskan akar akar otakku menjadi kebutaan atas rayuan gombalmu

Ooooh dunia .....
Kau adalah mahluk yang hidup seperti aku namun bukan aku.janganlah kau bersembunyi di balik batu lalu kau bakar menjadi kepingan emas hingga kau selalu merayuku
hadirlah engkau sebagai teman dalam segala pijak untuk meraih ridho tuhanku yang juga adalah tuhanmu.
Keluarlah jangan kau hanya tersenyum di balik persembunyianmu lalu kau lemparkan aku pada akhirnya di lembah lembah panas yang telah di beri nama oleh tuhan kita.sama pencipta kita.
Yang telah kita yakini sejak sebelum kita lahir dan di kehidupan ini.

Tahta......
Kepalaku berputar putar di keheningan malam tentang pena yang telah ku disyiratkan menjadi harian harian waktu yang terbaca dalam tafsir
kau telah memberi getaran berada hampa pada jiwaku yang terbungkus tubuh dari tanah liat yang sama ku pijak.
AKu tidak membencimu tapi tinggalkan kepalaku tinggalkan memori otakku.
Biarkan syiratan ayiratan itu saja untuk aku baca yang tak perlu aku ingat.
Keran di di kepala dan otakku sejak kecil terisi kalimat kaLimat allahu akbar yang sebelum aku tau kau memberi gelar perak ataupun emas kepadaku yang masih mungil
Jauhlah engkau dari kepalaku pergilah jauh jauh dari otakku,biarkan aku tenang menikmati indahnya sang suara yang di nyatakan oleh kedua orang tuaku sebelum kau hadir memberi titel dan pangkat yang tinggi
Biarkan aku memanggil nama tuhanku yang maha satu.

Jumat, 31 Maret 2017

Hakikat Cinta

Cinta itu memang indah,ketika cinta itu mulai membahana di lubuk hati semuanya tak terasa pedih,bahkan perihpun tiada rasa selain hanya cinta.

ketika cinta jatuh di daun mata ,lalu menjelma kunang kunang dalam pekatnya malam semuanya serasa tak berharga .selai hanya cinta yang bercahaya

Ketika cinta jatuh kepada daun memory yang senantiasa membekukan diri d kepala.
semuanya terasa bagai syurga ,hingga menumbuhkan rasa rasa rindu yang berkepanjangan tanpa di sadari air mata sudah menjadi tinta.

namun betapa bodohnya diri ini dengan semua yang jelma ,sedangkan tuhan lebih mengawali cintanya kepada kita,yang seharusnya kita membalas dengan rasa pula penuh setia.
tapi kenapa terkadang hati ini membuta tidak melihat.

Kamis, 30 Maret 2017

Kau selalu ada


Salah satu sisi engkau menjelma indah dalam remang yang menjadikan ketabahan
di satu sisi jalanku masih engkau buntukan dengan segenap perasaan yang ada
aku harus lari kemana dan harus melangkah kemana.haruskah kuhentikan semua tentang kamu
sedangkan angin terus mencumbui hati dengan malamnya
haruskan aku bertanya pada bayang bayang di antara kenangan air hujan
atau kau memang sengaja tak pernah hadir selain dari mimpi
tapi kenapa jejak langkahmu pasti di antara sejak sejak malam ketika aku lelap
dan syahdumu menggema riang seakan akan membatin yang tak pernah berhenti menanggilku

Engkau


Kau adalah tanganku ketika aku sudah tidak mampu lagi untuk berjabat tangan
Kau adalah jari jariku,ketika aku sudah tidak kuat lagi untuk menunjukkan satu arah dalam kepastian
Kau adalah lidahku ketika aku sudah tidak mampu lagi untuk menyuwarakan satu kata
Kau adalah kakiku ketika aku sudah tidak mampu lagi untuk melangkah
Kau adalah tangisku ketika aku sudah tak dapat mengeluarkan air mata.....
Dan kau adalah penerima segala apa yang ada dalam diriku