Jumat, 24 Februari 2017

Merapal hatimu

Tak ingin jiwa ini berdusta pada selembar malam ketika jari hatiku mengetik dan menyulam aksara
Namun memang harus aku lakukan demi kita.kuhimpun bak bagaikan angin yang bersembunyi di balik sejuknya
Supaya namamu tetap tersimpan rapi di dalamnya,tak ada yang tau selain kita
Dan kupu kupu tak ada yang curiga pada hati kita, yang sudah mulai berkasta di atas istana rasa.
Tanpa sulaman namamu,sudah ku kutulis aksara demi aksara yang mengalir bagaikan deras hujan,yang senantiasa menyejukkan bumi keluh terinjak masa.
Dan batu batu sebagai saksi tentang kehaqikatan cinta ,bahwa hati kita sangat terpadu dalam bait bait yang bersyair,yang senantiasa di kerumunan masa.

Entahlah..........
Apa hanya aku yang beranggapan maujut tentang keberadaan rasa yang seakan akan memonitori jiwa.
Tapi ketika ku kembali membaca syiratan syiratan yang kau tarikan dari jari kemarin, lalu aku tafsirkan
Bahkan dalam mimpikupun yang tak pernah aku rapal,jelas jelas kamu .

Hidup dan cinta

Jatuh berharap pada manusia yang kita harapkan bukanlah suatu tempat yang pasti walau dia sudah kita miliki
Karena dasar manusia memaknai cinta hanyalah sebatas melihat embun ketika pagi yang menyirami bunga...
Buat apa menangis tentang sebuah harapan cinta yang hilang bak di telan ombak bergelombang di tengah derasnya lautan
Sedangkan hidup hanyalah perjalanan waktu yang hanya menumpuk suatu amal dan kebaiikan untuk peribadatan
Semua ada masanya,dan semua ada pemberhentiannya.
Seperti tahun ke tahun yang barubah rubah
Bagiku semuanya keindahan hanyalah contoh cintanya tuhan pada diri kita.
Jangan pernah menangis dengan seseorang yang pergi
Jangan pernah berserah pada orang yang kita rinduai
Biarlah semua berjalan dalam jambangan hidup
Allah akan memberikan yang terbaik bagi kita dan itu janji pasti bagi hamba hambanya.

Kamis, 23 Februari 2017

Cintaku padamu

 ~puan...
mungkin aku terlalu dalam membaca kepribadian
lewat bahasa yang engkau rangkai sedemikian rupa ,hingga terlukis di rasa menyetubuhi ruang ronggah di jiwa
Dan tak mudah lepas dari pucuk biru yang berwarna


Puan..
ingatlah ,memang kebodohan dimulai ketika aku merasa pintar  menyulam nama namu,aku akui itu,tapi aku sangat bahagia sekali dapat serupa cinta di jiwa,walau tak dapat terbuka,tapi percayalah,aku serupa pagi yang setia,dan tak ingin engkau menangis yang penting mendengarmu bahagia.Itu sudah cukup bagiku
Puan.....
Jangan sekali kali membaca apa yang aku syirat walau itu kamu,barangkali engkau dapat tersenyum bahagia tanpa luka,karena di setiap aksaraku adalah sulaman tentangku dan cinta serta namamu.
biarkan aku saja yang menyeduh semua rasa dengan dedoa setia walau sangat terluka.
Puan...
Kuharap, engkau harus lebih hidup dari yang engkau duga ,penuh nyata dan bermakna setia,setidaknya tak harus meluahkan air mata.
Percayalah iringan doaku itu sangat nyata, bukan maya .
Puan....
Jika engkau merasa sudah tidak mampu dalam setiap langkah di ujung sana,jangan pernah sekali kali engkau meneteskan air mata resah,seakan akan hidup tanpa siapa siapa.
Carilah aku di setiap celah yang slalu mendoakanmu disini.barang kali 
Aku masih hidup dan dapat engkau temukan seperti biasa,dan bisa membuatmu bahagia  dan tak menemukan kamu meneteskan air mata.Hingga tak ada yang menilai  dari sudut pandang di sebelah mata yang berbeda . ...   _

Puan .....
Sampai kini Masih tentang kamu
Dan hatiku biru iklas untukmu,aku tak ingin menyakitimu dan aku slalu setia kepadamu,walau aku tau di hatimu bukan aku,

Satu langkah maju

Teruslah melangkah jika menurut hati tepat
Jangan pernah menoleh lagi dan pernah berhenti di persimpangan
Atau memutar mutar dan menimang nimang keadaan.
karena itu tidak akan membuat seseorang yang melangkah tegak

Jangan pernah dihiraukan nyanyian nyanyian burung yang berkicau di atas ranting walau rindang
Karena setelah usai berkicau dia akan pergi meninggalkan jejak
Dan kita yang menuju pada satu tempat yang kita tuju sebelumnya Telah kehilangan waktu.

Teruslah berikrar jangan ada keputus asaan dalam waktu
Biarkan hembusan angin terus bercerita tentang dingin
Karena hati yang sudah bersih tanpa keegoisan tidak pernah membohongi diri

Topeng

Teruslah menopang tentang perasaan yang ada di dalam hatimu,barangkali kau mampu menutupinya
Tapi ingat dan yakin apapun yang ada pada hatimu akan lebih pahit dan dan getah walau di baliknya engkau tersenyum dan ingat topeng itu akan melemahkan mental diri sebagai sejati.

Teruslah bersembunyi dari kenyataan yang menjerat hatimu pada senyum yang manis,barangkali kau mampu membawanya,tapi ingat sekecil apapun yang tersimpan dalam hati,sama halnya dengan tusukan tusukan duri di tangan.
Dia pasti menanah dan akan membuat rasa nyeri,dan suatu saat pasti engkau keluarkan
Dan pada saat itu pula engkau akan berkata (bodohnya aku)

itu pasti dan pasti tak mungkin mustahil karena itu hukum dunia rasa