Kamis, 19 September 2013

Gugurnya Daun


Ketika angin menjatuhkan daun yang kering
batangnyapun turut bersedih,seakan dirinya hampa
 hingga pohonyapun menguras deras air mata pilu dan lusuh

lalu menjatuhkan diri pada tanah yang tandus tak berair

Angin terus berusaha memetik daun daun
dengan lembutnya dia merayu dan menyapa
namun di balik sapa katanya dia patahkan ranting
hingga ranting itu tersungkur jatuh dengan kerasnya

Sungguh tak tersangka dengan pohon itu
kalau lembutnya sang angin akan mematahkan
ranting dan menjatuhkan daun daun yang hijau
 hingga semuanya pada rapuh tak terkulay

Aku Akan Membisu


Sukmaku melayang di antara pupusan pupusan malam
yang sangat gelap tanpa sinaran yang terang benerang
hingga mataku melolot seperti lolotan srigala menerkam
 pada lembayung senja di balik cadar malam yang ge


Aku takkan berbicara malam yang gelap tampa rembulan
biarlah malam itu sendiri berkata padamu tentang gelap
yang memekatkan dan menghampakan kehidupan cinta
di antara rindu dan kasih yang memutih bagaikan salju

Biarlah semuanya terkubur di bumi hati biruku
untuk menjadikan sebuah kenangan indah atau
sebuah perasasti kehidupan kita yang pernah ada
antara cinta dan kesetiaan yang tak perna nyata

Cukup Satu Senyum Saja


Cukup senyum saja jikalau kau tak mampu bersuara
biar kunikmati walau itu semua akan menjadi luka
yang menganga di dasarnya lautan hati jiwa

 Tak usahlah kau berkedip memainkan bulu matanya

dengan bunga indah yang memekar pada hatiku
untuk kau santuni dan kau hargai layaknya emas
kalau pada akhirnya kau akan menjualnya

Biarlah aku berjalan menyusuri lorong lorong yang gelap
tanpa sehelai kain dan sebatang lilin yang bersinar
hingga kepekatanku semakin memekat ku jalini
akan aku nikmati dengan tetes bening ait mataku
yang selalu mengalir pada rumput rumput nan hijau

Tak Mungkin Kuraih


Terlalu dalam rasanya tuk mengukur pantai
yang berobak di terkam angin pasang
 hinggaku masuk terkurung dalam desarnya laut

yang sangat dalam

Terlalu tinggi tuk mengukir harapan di langit
yang indah dengan warna birunya yang sejuk
dengan tangan yang rapuh dan sayap yg patah

biarlah aku gali tanah yang hitam tuk jadi rumah
 yang mungkin akan menjadi tempat tidur lamaku
untuk tak beranjak dengan satu harapan darimu
 yang tak kan mungkin kuraih dengan senyum manismu

Selasa, 17 September 2013

Malamku tanpamu


Sayang.....
Tanpamu kidung malam tak kudengar
 nyanyian senjapun hilang terampas angin

yang mendayung buih di tengah tangah lautan
hingga menyampah pada geramnya hati dan jiwa

Sayang......
Terlalu sunyi hati ini,menambat kesendirian
seperti gemintang yang merayap rayap di langit
kau yang jauh,seperti bungkusan bungkusan malam
memekatkan kehampaan lalu meneteskan bening air hujan

Sayang........
Seperti ukiran langit yang terukir indah
sapa katamu masih terang kumendengar
barsama pupusan pupusan malam yang lembut
oleh desiran angin yang menyapa daun nan hijau